Penatalaksanaan Human Papillomavirus (HPV)
Penatalaksanaan pada infeksi human papillomavirus (HPV) seringkali tidak diperlukan terapi medikamentosa. Sebagian besar infeksi HPV bersifat swasirna dan akan sembuh dalam waktu 2 tahun. Meski demikian, kutil akibat infeksi HPV dapat mengalami rekurensi.[1,2]
Individu dengan kutil kulit dapat diterapi dengan eksisi, krioterapi, obat iritan atau imunomodulasi, dan pengangkatan laser. Tujuan dari modalitas tersebut adalah mengiritasi area secara manual atau kimiawi, untuk memicu respons imun inang dan membantu membersihkan jaringan yang terinfeksi.
Jika pasien imunokompeten, kutil anogenital dan orofaringeal dapat diobati dengan cara yang sama seperti kutil kulit. Apabila lesi berkembang menjadi karsinoma terkait HPV di lokasi ini, dapat dilakukan reseksi atau terapi kemoradiasi.
Lesi serviks dapat mengalami regresi tanpa intervensi apa pun. Wanita muda imunokompeten dengan dysplasia disarankan menjalani pemantauan dengan interval lebih pendek dibandingkan interval standar (3 tahun). Pemantauan dapat dilakukan dengan Pap smear, tes HPV, dan kolposkopi. Displasia serviks yang persisten pada usia berapapun atau displasia derajat tinggi pada wanita yang lebih tua, dapat diterapi dengan krioterapi, loop electrosurgical excision procedure (LEEP), atau eksisi cold knife cone (CKC). Jika terjadi progresi maligna, maka pasien perlu dipertimbangkan untuk menjalani reseksi, kemoterapi, atai radiasi.[1,5]
Medikamentosa
Tujuan farmakoterapi adalah untuk mengurangi morbiditas, mortalitas, dan mencegah komplikasi. Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati infeksi HPV dirancang terutama untuk mengikis lesi berdasarkan sifat korosifnya.[1]
Asam Salisilat
Asam salisilat bersifat keratolitik, mengurangi ketebalan kutil, dan juga dapat merangsang respon inflamasi. Salep yang mengandung asam salisilat 17% dapat dibeli bebas di apotek. Asam salisilat memiliki harga yang murah, aplikasinya mudah, dan cukup efektif. Meski demikian, pengobatan dapat membutuhkan waktu berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Efek samping berupa dermatitis kontak dapat terjadi. Selain itu, untuk menghindari toksisitas sistemik, aplikasi harus dibatasi pada area tertentu saja.[1,3,6]
Podofilotoksin
Obat salep lain yang dapat diberikan adalah podofilotoksin. Tidak lebih dari 0,5 g gel per hari harus digunakan. Batasi total jaringan yang dirawat hingga kurang dari 10 cm2.[1]
Asam Trikloroasetat
Asam trikloroasetat (TCA) digunakan sebagai kauterisasi kimia. TCA mendenaturasi dan menghancurkan protein dalam sel kutil. Obat ini tidak mudah diserap oleh jaringan.
Pengobatan dengan larutan TCA 60-90% paling efektif bila mengobati beberapa lesi kecil yang lembab. Hilangnya kutil pada 70% pasien yang menerima hingga 6 perawatan TCA telah dilaporkan dalam suatu studi. Meski begitu, ada risiko efek samping ulserasi di area aplikasinya.[15]
Imiquimod
Imiquimod adalah amina heterosiklik non-nukleosida yang bertindak sebagai modulator respon imun yang dapat merangsang sitokin, termasuk interferon-α, interleukin-1, dan interleukin-6. Imiquimod diberikan 3 kali seminggu sebelum tidur dan dilanjutkan sampai kutil benar-benar hilang, hingga maksimal 16 minggu.[1,15]
Interferon Alfa
Interferon alfa adalah sitokin alami yang memiliki efek imunomodulator yang kuat dan efek antivirus langsung. Interferon alfa digunakan untuk pengobatan intralesi kutil anogenital eksternal dan kondiloma akuminatum. Obat disuntikkan ke dasar setiap kutil, sebaiknya melalui jarum 30-gauge, dalam dosis 3 juta IU, dengan frekuensi pemberian 3 kali per minggu selama 3 minggu. Untuk kutil besar, obat ini dapat disuntikkan di beberapa titik pinggiran lesi dengan dosis total 250.000 IU per kutil.[1]
5-Fluorouracil
5-fluorouracil (5-FU) dapat menyebabkan deskuamasi kimia pada kutil. Formulasi krim 5% dapat membantu dalam pengobatan beberapa kutil kelamin. 5-FU diberikan 1-3 kali per minggu selama beberapa minggu sesuai kebutuhan. Sebelum aplikasi, bersihkan area yang terkena secara menyeluruh. Hindari kontak dengan jaringan sehat. Oleskan obat tipis-tipis dan biarkan hingga benar-benar kering. Lap krim kering 3-10 jam setelah aplikasi.[1]
Sinecathecins
Salep sinecathecins dapat digunakan sebagai terapi pada infeksi HPV, terutama pada kutil area genitalia eksterna. Sebuah studi menunjukkan bahwa pasien yang diobati dengan 15% sinecatechins salep 3 kali per minggu hingga 16 minggu, klirens kutil anogenital diperoleh pada 57% dari 502 pasien.[1]
Tindakan Medis
Kuretase diikuti dengan kauterisasi adalah metode pengangkatan kutil yang masih banyak dipraktikkan. Tingkat keberhasilannya dilaporkan berkisar 65-85%. Risiko dari Tindakan ini adalah pembentukan jaringan parut dan rekurensi.[15]
Krioterapi
Krioterapi dapat mengatasi kutil dengan membekukan cairan intraseluler, mengakibatkan kerusakan sel. Metode ini efektif untuk sebagian besar kutil kulit sederhana dan untuk neoplasia intraepitel serviks derajat rendah (CIN I). Kekurangan utama dari prosedur ini adalah rasa tidak nyaman, ulserasi, dan keropeng di area perawatan.
Krioterapi dilakukan dengan mengoleskan nitrogen cair ke kutil menggunakan aplikator berujung kapas, cryoprobe, atau semprotan. Gas seperti dinitrogen oksida dan karbon dioksida, juga dapat digunakan. Setelah 2-4 perawatan dalam periode 6 hingga 12 minggu, 75-80% pasien mengalami pembersihan kutil secara total.[1]
Electrosurgery
Electrosurgery menggunakan arus frekuensi tinggi dapat digunakan untuk memotong dan mengentalkan kutil. Elektrodesikasi dengan jarum bipolar efektif digunakan untuk kutil kelamin eksternal. Sementara itu, LEEP umumnya digunakan untuk mengobati lesi intraepitel skuamosa serviks setelah konfirmasi dengan biopsi serviks, serta dapat pula digunakan untuk menghilangkan kutil kelamin eksternal yang besar.
Nyeri setelah Tindakan umum ditemukan. Nyeri dapat diobati dengan analgesik narkotik sistemik atau analgesic topical, seperti jeli lidocaine. Dalam suatu uji klinis, dilaporkan tingkat kekambuhan sebesar 22% dibandingkan dengan 44% untuk podofilin.[1]
Eksisi Bedah
Eksisi bedah sederhana dengan pisau bedah, gunting, atau kuret dapat dilakukan untuk menghilangkan kutil, terutama kutil kelamin besar, dan mengobati lesi intraepitel skuamosa pada traktus genital. Eksisi umumnya hanya digunakan pada kasus refrakter atau penyakit yang luas.[1]
Bedah Laser
Penguapan laser karbon dioksida biasanya digunakan untuk pengobatan penyakit HPV refrakter atau kutil ekstensif dari mukosa anogenital. Tindakan ini juga bermanfaat dalam pengobatan kutil periuretra dan vagina, serta lesi intraepitel skuamosa vagina. Tindakan ini adalah pengobatan pilihan untuk wanita hamil dengan lesi yang luas atau lesi yang tidak berespon terhadap TCA.[1]