Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Infeksi HMPV annisa-meidina 2025-02-05T13:58:29+07:00 2025-02-05T13:58:29+07:00
Infeksi HMPV
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan e-Prescription

Diagnosis Infeksi HMPV

Oleh :
dr. Putri Kumala Sari
Share To Social Media:

Diagnosis infeksi HMPV atau human metapneumovirus yang ringan umumnya cukup ditegakkan dari evaluasi klinis. Pasien akan datang dengan gejala saluran napas seperti pada common cold. Pada kasus berat, pasien bisa mengalami distres napas. Untuk mendeteksi HMPV, dapat digunakan pemeriksaan polymerase chain reaction (RT-PCR) atau deteksi antigen virus melalui tes imunofluoresen atau enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA).[1,4]

Anamnesis

Pada anamnesis dapat ditanyakan usia, faktor risiko (riwayat prematuritas, riwayat kemoterapi, riwayat transplantasi organ, riwayat penyakit saraf, jantung, atau paru kronis), riwayat kontak dengan individu yang memiliki gejala infeksi saluran pernapasan, dan keluhan pasien. Pasien umumnya mengeluhkan gejala yang mirip flu. Gejala yang dapat muncul antara lain:

  • Gejala saluran pernapasan atas: batuk, demam, hidung tersumbat, rinore, sakit tenggorokan.
  • Gejala saluran pernapasan bawah: sesak napas, mengi.
  • Gejala infeksi berat: bronkiolitis dengan atau tanpa pneumonia, eksaserbasi asma akut, eksaserbasi penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
  • Gejala tambahan: otitis media akut, gejala gastrointestinal ringan (diare, mual, muntah). Gejala gastrointestinal dapat ditemukan pada pasien dengan komorbiditas, usia >65 tahun, dan kondisi[1,2,4]

Gejala biasanya muncul setelah masa inkubasi selama 3-6 hari dan dapat berlangsung selama 10 hari.[2,4]

Pada anak, bronkiolitis adalah manifestasi paling umum dari infeksi HMPV, dengan beberapa kasus berkembang menjadi pneumonia. Anak-anak yang memiliki riwayat prematuritas lebih rentan terhadap peningkatan resistensi jalan napas pasca infeksi.

Pada pasien dewasa, terutama yang memiliki komorbiditas seperti PPOK, infeksi HMPV dapat menyebabkan eksaserbasi akut pada PPOK. Pada lansia dan pasien imunokompromais, gejala dapat lebih berat dan seringkali memerlukan rawat inap.[1,2]

Pemeriksaan Fisik

Temuan pemeriksaan fisik bervariasi tergantung pada tingkat keparahan penyakit. Pada kasus ringan, temuan pemeriksaan fisik bersifat non-spesifik dan mirip dengan common cold akibat virus lainnya, seperti demam dan rinore.

Pada kasus berat pasien anak, infeksi HMPV bisa menunjukkan tanda klinis bronkiolitis atau pneumonia, seperti napas cepat, retraksi interkostal, dan ronki atau wheezing yang terdengar pada auskultasi. Meski jarang, juga bisa ditemukan sianosis akibat penurunan saturasi oksigen.

Pada kasus berat dewasa dan lansia, bisa ditemukan suara napas yang melemah, krepitasi, atau tanda-tanda kegagalan pernapasan seperti dispnea dan takipnea. Pada pasien dengan imunokompromais, presentasi klinis bisa lebih berat, sering kali dengan tanda pneumonia yang lebih jelas.[1,2]

Diagnosis Banding

Infeksi HMPV dapat menyerupai penyakit infeksi saluran pernapasan atas dan bawah lainnya sehingga diagnosis banding meliputi kondisi lain yang memiliki gejala serupa.[1,2]

Infeksi Respiratory Syncytial Virus (RSV)

Infeksi RSV sering kali sulit dibedakan dari infeksi HMPV karena keduanya memiliki tanda dan gejala yang mirip. Koinfeksi HMPV dan RSV juga dapat terjadi. Pemeriksaan RT-PCR dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara pasti patogen kausal HMPV sekaligus menyingkirkan infeksi virus lain.[1,7]

Infeksi Adenovirus

Sebagian besar infeksi adenovirus bersifat asimtomatik. Gejala saluran pernapasan atas dan bawah yang mirip infeksi HMPV mungkin muncul, namun dengan manifestasi yang lebih luas (tidak terbatas pada saluran pernapasan) seperti demam faringokonjungtival, keratokonjungtivitis, dan gastroenteritis. Pemeriksaan RT-PCR dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara pasti patogen kausal HMPV sekaligus menyingkirkan infeksi virus lain.[1,8]

Influenza

Gejala influenza mirip dengan gejala infeksi HMPV, namun dapat disertai mialgia, gejala okular (fotofobia, nyeri pada pergerakan mata, mata merah berair), nyeri retro-orbital atau frontal, dan gejala sistemik yang lebih menonjol dibandingkan infeksi HMPV. Pemeriksaan RT-PCR dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara pasti patogen.[1,9]

Infeksi Human Parainfluenza Viruses (HPIV)

Gejala dan tanda infeksi HPIV lebih menyerupai croup, yaitu batuk menggonggong, obstruksi laring, dan stridor inspirasi, yang tidak ditemukan pada infeksi HMPV. Pemeriksaan RT-PCR dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara pasti patogen kausal jika diperlukan.[1,10]

Infeksi Rhinovirus

Gejala pada infeksi rhinovirus lebih cenderung terbatas pada saluran pernapasan atas dan jarang muncul demam. Gejala rasa tertekan pada wajah dan telinga, anosmia, ageusia, serak (hoarseness), dan muntah setelah batuk (posttussive vomiting) dapat terjadi.[1,11]

Infeksi Coronavirus

Pada infeksi coronavirus dapat muncul gejala saluran pernapasan atas dan bawah yang mirip dengan infeksi HMPV. Pemeriksaan RT-PCR dapat digunakan untuk membedakan keduanya.[1,12-14]

Pneumonia Bakterial

Pada pneumonia bakterial muncul gejala batuk produktif dengan sputum berwarna merah atau hijau dan dapat berbau (foul-smelling sputum). Pada pemeriksaan fisik pneumonia bakterial dapat ditemukan egofoni, bunyi redup pada perkusi, limfadenopati, hipoksia, deviasi trakea, dan pleural friction rub. Pemeriksaan sputum dapat mengidentifikasi bakteri kausal pada pneumonia bakterial.[1,15]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang tidak selalu diperlukan tetapi dapat membantu mengonfirmasi diagnosis terutama pada kasus berat, juga membantu menyingkirkan diagnosis banding lain. Deteksi virus dapat dilakukan dengan pemeriksaan laboratorium, sedangkan pemeriksaan radiologi dapat ditambahkan untuk mengevaluasi keterlibatan saluran pernapasan bawah.[1,2]

HMPV dapat dikonfirmasi dengan deteksi langsung genom virus dengan RT-PCR, atau deteksi langsung antigen virus dengan tes imunofluoresen atau ELISA. Sampel pemeriksaan diambil dari sekret nasofaring, namun pada kasus berat, terutama pada pasien rawat inap, pengambilan sampel dapat diambil dari cairan paru-paru dengan bronkoskopi.[1,2,4,5]

Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)

RT-PCR adalah metode paling sensitif untuk diagnosis infeksi HMPV. Multiplex qRT-PCR sering digunakan untuk mendeteksi HMPV sekaligus menyingkirkan infeksi virus lain. Viral load dapat diukur dengan RT-PCR kuantitatif.[1,2]

Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)

ELISA dapat digunakan untuk pengujian serologi, tetapi seropositivitas hampir universal setelah masa kanak-kanak. Diagnosis serologi definitif bergantung pada serokonversi atau peningkatan titer 4 kali lipat pada sampel serial.[2,4]

Rapid Antigen Test

Tes antigen cepat menggunakan lateral-flow immunochromatography dengan antibodi HMPV terkonjugasi koloid emas. Pemeriksaan ini memiliki sensitivitas 70,6% dan spesifisitas 95,5%.[2]

Pemeriksaan Imunofluoresen

Pemeriksaan imunofluoresen tersedia di laboratorium komersial tetapi belum digunakan secara luas dalam praktik klinis.[2,4]

Kultur

Kultur sel sudah tidak digunakan sebagai penunjang diagnosis infeksi HMPV karena keterbatasan teknis dan waktu pemeriksaan yang lama. Selain itu, HMPV sulit tumbuh pada kultur, isolasi sel terbatas dan memerlukan suplementasi tripsin.[2]

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiologi dapat dilakukan untuk mengevaluasi keterlibatan saluran pernapasan bawah, namun temuan radiografi pada infeksi HMPV tidak spesifik dan tidak dapat membedakan infeksi HMPV dari patogen lain sehingga perlu dikombinasikan dengan pemeriksaan laboratorium.[1,2]

Rontgen Toraks:

Temuan rontgen toraks tidak spesifik kecuali ada bronkiolitis atau pneumonia. Pada pasien dengan bronkiolitis dan pneumonia, dapat terlihat infiltrat lobar, peribronchial cuffing, hipermutasi, dan infiltrat perihilar yang tersebar. Namun temuan ini tidak dapat membedakan infeksi HMPV dari bronkiolitis atau pneumonia viral lainnya.[1,2]

Computed Tomography Scan (CT Scan):

Meski tidak direkomendasikan sebagai pemeriksaan rutin, pada kasus infeksi saluran napas komplikata CT scan toraks tanpa kontras dapat digunakan untuk mengevaluasi infeksi saluran napas bawah. Gambaran yang sering ditemukan yaitu ground-glass opacities, nodul sentrilobular, penebalan dinding bronkus, dan area konsolidasi multifokal. Namun demikian, temuan tersebut tidak spesifik untuk infeksi HMPV dan dapat ditemukan pada pneumonia viral lainnya.[2]

Referensi

1. Uddin S, Thomas M, Human Metapneumovirus, Treasure Island (FL): StatPearls Publishing, 2023, PMID: 32809745.
2. Probst V. Human Metapneumovirus. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/237691-overview
4. Centers for Disease Control and Prevention. About Human Metapneumovirus. 2024. https://www.cdc.gov/human-metapneumovirus/about/index.html
5. American Lung Association. Human Metapneumovirus (hMPV) 2024. https://www.lung.org/lung-health-diseases/lung-disease-lookup/human-metapneumovirus-hmpv
7. Krilov LR. Respiratory Syncytial Virus Infection. Medscape, 2024. https://emedicine.medscape.com/article/971488-overview
8. Gompf SG. Adenovirus. Medscape, 2024. https://emedicine.medscape.com/article/211738-overview
9. Nguyen HH. Influenza. Medscape, 2024. https://emedicine.medscape.com/article/219557-overview
10. Parija SC. Human Parainfluenza Viruses (HPIV) and Other Parainfluenza Viruses. Medscape, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/224708-overview
11. Buensalido JAL. Rhinovirus (RV) Infection (Common Cold). Medscape, 2023. https://emedicine.medscape.com/article/227820-overview
12. Kevadiya BD, Machhi J, Herskovitz J, et al. Diagnostics for SARS-CoV-2 infections. Nature materials, 2021. 20(5), 593–605. https://doi.org/10.1038/s41563-020-00906-z
13. Centers for Disease Control and Prevention. Clinical Overview of MERS. 2024. https://www.cdc.gov/mers/hcp/clinical-overview/index.html
14. Cennimo DJ. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Medscape, 2024. https://emedicine.medscape.com/article/2500114-overview
15. Gamache J. Bacterial Pneumonia. Medscape, 2024. https://emedicine.medscape.com/article/300157-overview

Epidemiologi Infeksi HMPV
Penatalaksanaan Infeksi HMPV

Artikel Terkait

  • Dexamethasone untuk Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien Anak dengan Pneumonia Komunitas
    Dexamethasone untuk Mempercepat Waktu Pemulihan Pasien Anak dengan Pneumonia Komunitas
  • Terapi Antibiotik Jangka Pendek vs Jangka Panjang pada Pneumonia Komunitas
    Terapi Antibiotik Jangka Pendek vs Jangka Panjang pada Pneumonia Komunitas
  • Penggunaan Pedoman WHO 2013 untuk Pneumonia pada Anak
    Penggunaan Pedoman WHO 2013 untuk Pneumonia pada Anak
  • Red Flags Pilek pada Bayi dan Anak
    Red Flags Pilek pada Bayi dan Anak
  • Red Flags Batuk pada Bayi dan Anak
    Red Flags Batuk pada Bayi dan Anak

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibuat 16 April 2025, 09:59
Apakah Vaksin Pneumonia PCV 20 ataupun PCV 13 dapat diberikan pada pasien dengan gambaran rontgen pneumonia tanpa gejala klinis?
Oleh: Anonymous
0 Balasan
Alo dokter. Apakah vaksin pneumonia pcv 20 ataupun pcv 13 bisa diberikan pada pasien dengan gambaran rontgen pneumonia tanpa gejala klinis?
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 06 Januari 2025, 09:40
Wabah virus Human metapneumovirus (HMPV) menjadi perhatian internasional!
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter.Beberapa waktu terakhir, wabah virus Human metapneumovirus (HMPV) yang telah menjadi perhatian internasional dalam . Virus ini menyebar dengan...
dr. Adi Nugraha
Dibalas 03 Januari 2025, 10:39
Susp. Bronkopneumonia dengan leukosit normal
Oleh: dr. Adi Nugraha
2 Balasan
Alo Dokter, ijin diskusi jika dari klinis menunjukkan ke arah BP tapi leukosit normal, kira-kira diagnosis yang tepat apa ya dok? apakah dengan demam dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.