Epidemiologi Infeksi Virus Zika
Studi epidemiologi infeksi virus Zika melaporkan beratnya dampak klinis pada bayi yang lahir dari ibu yang pernah mengalami infeksi Zika. Kelainan kongenital akibat infeksi virus Zika meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada bayi. Penelitian di Brazil pada tahun 2014 mendapati angka fatalitas kasus (case fatality rate/CFR) bayi yang lahir dengan mikrosefali akibat infeksi virus Zika mencapai 10%.[36]
Global
Data epidemiologi global mengenai infeksi virus Zika masih sangat terbatas. Hal ini disebabkan oleh banyaknya kasus asimptomatik dan miripnya gejala klinis infeksi virus Zika dengan infeksi genus Flavivirus lainnya. Berdasarkan laporan wabah yang ada, sebanyak 87 negara telah melaporkan infeksi virus Zika yang mencakup Afrika, Amerika, Asia tenggara, dan negara-negara kawasan Pasifik Barat.[6,8,9]
Hampir seluruh negara di benua Amerika pernah melaporkan kasus infeksi virus Zika akibat outbreak. Berdasarkan data epidemiologi Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat telah berhenti melaporkan kasus infeksi virus Zika yang terkonfirmasi sejak 2019. Berdasarkan data EpiWATCH, terjadi penurunan drastis jumlah kasus infeksi virus Zika secara global yang dilaporkan pada tahun 2019.[6,8,9]
Asia
Infeksi virus Zika sudah ditemukan di Asia sekitar tahun 1960. Beberapa negara di Asia dimana wisatawannya banyak mengalami kasus infeksi virus Zika adalah Bangladesh, Indonesia, Maldives, dan Thailand. Data epidemiologi mengenai kasus sindrom Zika kongenital sendiri pada penduduk Asia masih sangat terbatas.[5-7]
Indonesia
Survey serologi yang dilakukan di Indonesia menyimpulkan bahwa sebanyak 9% anak-anak dibawah usia 5 tahun sudah pernah mengalami infeksi virus Zika sebelumnya.[37]
Pada penelitian lain, ditemukan kemungkinan terjadinya underdiagnosis infeksi virus Zika di Indonesia akibat seringnya reaksi silang antar Flavivirus, terutama virus Dengue. Hal ini memungkinkan infeksi virus Zika yang terjadi didiagnosis sebagai infeksi Dengue akibat kemiripan karakteristik klinis dan laboratorium keduanya.[5-7]
Meskipun Indonesia termasuk daerah beriklim tropis dan memiliki nyamuk Aedes aegypti yang merupakan vektor pembawa virus, berdasarkan data CDC terakhir dan pernyataan Kemenkes pada 2016 silam, Indonesia tidak termasuk ke dalam daerah endemis virus Zika.[42,43]
Mortalitas
Kematian pada pasien dewasa yang mengalami infeksi virus Zika jarang terjadi. Data penelitian retrospektif dari Brazil menemukan CFR pada bayi lahir dengan riwayat infeksi virus Zika maternal sangat tinggi. Angka mortalitas akibat infeksi virus Zika pada bayi baru lahir tercatat mencapai 64% dengan CFR yang terkait mikrosefali mencapai 10%.[9,10,36]