Prognosis Infeksi Virus Zika
Prognosis infeksi virus Zika pada pasien yang tidak bergejala/gejala ringan baik karena infeksi dapat resolusi dalam 2-7 hari (self-limiting). Waktu terinfeksi hingga mengalami gejala adalah 3-14 hari. Gejala dan tanda klinis yang beragam dan tidak spesifik menyebabkan 80% infeksi virus Zika bahkan tidak terdeteksi secara klinis.[1-3,48]
Namun pada beberapa kelompok pasien, infeksi virus Zika dapat memberikan sekuele penyakit pada sistem saraf atau mata. Pada kasus koinfeksi, kondisi pasien akan memburuk apabila pasien yang terinfeksi virus Zika kemudian terinfeksi dengan virus Dengue.[1-3]
Komplikasi
Komplikasi infeksi virus Zika yang paling sering adalah sindrom Guillain-Barre dan infertilitas pada pasien dewasa, dan mikrosefali akibat sindrom Zika kongenital pada bayi.[1-3]
Sindrom Zika Kongenital
Sindrom Zika kongenital dapat terjadi pada bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi virus Zika saat hamil.[1-3,30]
Cacat lahir yang dapat ditemukan adalah:
Mikrosefali dengan sebagian kranium yang kolaps
- Penurunan densitas massa jaringan otak dengan kerusakan otak pada jaringan yang ada
- Kerusakan pada jaringan belakang mata
- Penurunan range of motion sendi-sendi
- Peningkatan tonus otot yang menyebabkan keterbatasan gerak pasca lahirInfeksi virus Zika juga dapat menyebabkan komplikasi kehamilan berupa kelahiran prematur, stillbirth, dan kematian janin intrauterin[6]
Infertilitas
Sebuah penelitian menemukan bahwa terjadi penurunan jumlah sperma pada 15 pria dalam 7-30 hari setelah onset infeksi virus Zika pertama (dari yang 119 juta sel sperma menjadi 45 juta sel sperma). Infertilitas pada pria akibat infeksi virus Zika kembali normal setelah 120 hari pasca infeksi.[2]
Sindrom Guillain-Barré
Infeksi virus Zika dapat mencetuskan sindrom Guillain-Barre (SGB) pada orang dewasa. SGB terkait infeksi virus Zika merupakan sebuah kelainan autoimun yang mempengaruhi sistem saraf perifer dimana terjadi kelemahan pada ekstremitas. Pada kondisi yang lebih berat, terdapat kelemahan otot yang mengontrol pernapasan sehingga dapat membahayakan nyawa pasien.[2,27-29]
Namun mayoritas dapat sembuh sempurna tanpa meninggalkan gejala sisa dengan manajemen adekuat. Risiko sindrom Guillain-Barre yang terjadi setelah infeksi virus Zika meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Data epidemiologi melaporkan prevalensi sindrom Guillain-Barre akibat infeksi virus Zika sebesar 1,23%. Pada penelitian retrospektif lainnya menyatakan bahwa 21% pasien sindrom Guillain-Barre didapatkan positif terkonfirmasi dengan infeksi virus Zika.[2,27-29]
Prognosis
Pada pasien yang terkena infeksi virus Zika, didapatkan 80% asimptomatik sementara 20% sisanya mengalami gejala ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya dalam 2-7 hari. Infeksi virus Zika murni tanpa tambahan koinfeksi virus lain jarang sekali menimbulkan indikasi rawat inap. Case fatality rate pada umumnya rendah.[1,40]
Namun, terdapat beberapa laporan kasus infeksi virus Zika yang memiliki luaran yang buruk. Diperlukan penelitian lebih jauh untuk mengonfirmasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian tersebut.[40]
Prognosis bayi yang terlahir dari ibu dengan riwayat infeksi virus Zika belum dapat dijelaskan sepenuhnya. Terdapat gangguan motorik berat dan gangguan saraf fungsional lainnya saat usia 19-24 bulan pada 19 bayi dengan mikrosefali akibat infeksi kongenital virus Zika di Brazil. Gangguan saraf fungsional tersebut diantaranya adalah gangguan kejang, kelainan respirasi, gangguan indera penglihatan/pendengaran, serta kesulitan dalam tidur dan makan yang dapat terjadi secara bersamaan.[31,40]
Infeksi virus Zika juga memberikan proteksi dari kemungkinan infeksi virus Zika di masa mendatang. Tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa wanita yang pernah mengalami infeksi virus Zika berpotensi melahirkan anak dengan kelainan kongenital di kehamilan berikutnya.[1-3,31]