Diagnosis Chlamydia
Diagnosis chlamydia perlu dicurigai pada pasien dengan keluhan disuria dan sekret mukopurulen dari anogenital yang memiliki riwayat hubungan seksual berisiko, misalnya tanpa pengaman. Diagnosis dikonfirmasi dengan tes amplifikasi asam nukleat (NAAT), dimana sampel diambil dari swab vagina, endoservikal atau uretra pada wanita, dan first catch urine pada pria.
Anamnesis
Pasien chlamydia umumnya mengeluhkan disuria dan keluar sekret mukopurulen berwarna kuning dari uretra atau vaginal discharge pada wanita. Pasien juga bisa mengalami perdarahan pervaginam setelah koitus atau perdarahan yang tidak berhubungan dengan haid. Pada beberapa kasus, pasien chlamydia juga mungkin mengeluhkan dispareunia, nyeri perut bagian bawah, demam, proktitis, atau mungkin juga asimptomatik.
Pada kebanyakan kasus, pasien memiliki riwayat berhubungan seksual berisiko, termasuk berhubungan seksual tanpa penggunaan kondom atau hubungan seksual peranal. Riwayat aktivitas seksual berisiko lain contohnya memiliki pasangan seksual lebih dari 1 orang dalam 1 bulan terakhir, berhubungan seksual dengan penjaja seks dalam 1 bulan terakhir, mengalami 1 kali atau lebih episode infeksi menular seksual (IMS) seperti gonorrhea dalam 1 bulan terakhir, ataupun memiliki pasangan seksual dengan perilaku berisiko.[1,2]
Khusus anamnesis untuk menggali informasi mengenai riwayat seksual pasien terdapat model bernama The Five P’s yang tersaji dalam Tabel 1.[9]
Tabel 1. The Five P’s
Keterangan | Jenis pertanyaan |
Partners | ● Apakah jenis kelamin pasangan Anda? ● Berapa jumlah pasangan seks Anda dalam 2- 12 bulan terakhir? ● Apakah mungkin apabila salah satu pasangan Anda dalam 12 bulan terakhir, juga berhubungan seksual dengan orang lain? |
Practices | ● Bagaimana Anda melakukan hubungan seksual? Sebagai contoh apakah melalui oral, rektal, vagina, hingga frontal receptive sex? |
Pregnancy Attitudes | ● Apakah Anda ingin memiliki anak (lagi)? ● Apabila Ya, kapan? ● Seberapa penting menurut Anda untuk mencegah kehamilan? |
Previous STIs | ● Apakah Anda pernah mengalami IMS sebelumnya? |
Protection from STIs | ● Bagaimana cara Anda mencegah terinfeksi IMS dan HIV? ● Apakah Anda pernah menggunakan obat yang disuntikkan? ● Apakah Anda pernah melakukan tes IMS? ● Apabila pemeriksaan IMS direkomendasikan hari ini, apakah Anda bersedia untuk melakukan tes? |
Sumber: dr. Novita, Alomedika, 2022.[9]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada kasus chlamydia dipusatkan pada area uro-rekto-genitalia.[1]
Pemeriksaan Fisik pada Pria
Pada pemeriksaan fisik pria akan ditemukan sekret mukopurulen dari uretra dan rektal, nyeri dan bengkak pada skrotum (biasanya sifatnya unilateral), perineal fullness, dan gejala pada saat berkemih seperti urgensi, frekuensi dan disuria.[1,2]
Pemeriksaan Fisik pada Wanita
Pemeriksaan fisik pada wanita yang mengidap chlamydia akan ditemukan friabilitas pada serviks, disuria, nyeri pada perut bagian bawah atau adneksa, dan nyeri goyang serviks (cervical motion tenderness) jika pasien sudah mengalami kehamilan ektopik atau penyakit radang panggul. Pada kebanyakan kasus juga ditemukan sekret mukopurulen pada serviks, uretra, dan vagina. Pada penderita dengan koinfeksi limfogranuloma venereum, akan ditemukan buboes atau adenopati pada area inguinal, ulserasi pada genital, dan groove sign.[1]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding yang perlu dipikirkan pada kasus chlamydia adalah gonorrhea, trikomoniasis, sifilis, dan bakterial vaginosis.
Gonorrhea
Gejala gonorrhea sangat mirip dengan chlamydia. Masa inkubasi gonorrhea urogenital berkisar antara 2-7 hari setelah terpapar dengan pasangan seksual yang terinfeksi. Setelahnya, pasien akan mengeluhkan disuria dan sekret mukopurulen juga. Kedua penyakit ini dapat dibedakan melalui pewarnaan Gram dan tes amplifikasi asam nukleat (NAAT).
Meski demikian, perlu diketahui bahwa pada kebanyakan kasus chlamydia dan gonorrhea terjadi secara bersamaan. Oleh karenanya, pasien yang diperiksa untuk infeksi chlamydia biasanya sudah pasti akan diperiksa untuk infeksi gonorrhea.
Trikomoniasis
Trikomoniasis adalah infeksi menular seksual akibat Trichomonas vaginalis. Serupa dengan chlamydia, trikomoniasis dapat asimtomatik atau menyebabkan uretritis, vaginitis, sistitis, epididimitis, dan prostatitis. Untuk membedakan dengan chlamydia, dilakukan pemeriksaan mikroskopis langsung, tes dipstick, NAAT, atau kultur.
Sifilis
Sifilis disebabkan oleh Treponema pallidum. Untuk membedakan sifilis dengan chlamydia, dapat dilakukan pemeriksaan serologi, polymerase chain reaction (PCR), atau darkfield examination.
Bakterial Vaginosis
Bakterial vaginosis ditandai dengan keluhan berupa peningkatan keputihan yang memiliki bau amis, dengan konsistensi yang cair dan berwarna abu-abu atau putih. Kondisi ini dibedakan dari chlamydia melalui pemeriksaan swab vagina.[1]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus chlamydia cukup beragam. Dimulai dari pemeriksaan Gram, kultur, pemeriksaan direct immunofluorescence assay, hingga pemeriksaan NAAT. Dari sekian banyak pemeriksaan penunjang, baku emas pemeriksaan chlamydia adalah pemeriksaan NAAT. Pemeriksaan penunjang lainnya seperti pencitraan (CT Scan dan Ultrasonografi) tidak diwajibkan, kecuali bila dicurigai adanya komplikasi.[3-5,11]
Nucleic Acid Amplification Test (NAAT)
Pemeriksaan menggunakan uji amplifikasi asam nukleat, salah satu cara yang paling sering dilakukan adalah Polymerase Chain Reaction (PCR), sampel diambil dari swab vagina, endoservikal atau uretra pada wanita, dan first catch urine pada pria.[1,2]
Pemeriksaan Gram
Pemeriksaan mikroskopis menggunakan pewarnaan Gram merupakan pemeriksaan sederhana yang dapat dilakukan untuk melihat jumlah leukosit polimorfonuklear (PMN). Jika ditemukan >10/LPB pada wanita dan >5/LPB pada pria, maka kemungkinan besar pasien menderita infeksi chlamydia.[1,2]
Kultur
Pemeriksaan kultur chlamydia dilakukan menggunakan media McCoy atau HeLa. Apabila spesimen kultur pada chlamydia dilakukan dengan benar, maka hasil yang negatif mengindikasikan absence dari infeksi dengan spesifisitas hingga 100%.[10]
Pemeriksaan Direct Immunofluoresence Assay
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi antibodi spesifik chlamydia. Gambaran yang didapat tercantum pada Gambar 1.[1, ]
Gambar 1. Imunofluoresensi Klamidia
Pencitraan
Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan pencitraan, seperti CT Scan dan Ultrasonografi, tidak diwajibkan untuk dilakukan. Namun, apabila dicurigai adanya komplikasi seperti kehamilan ektopik, maka pemeriksaan pencitraan dapat dipertimbangkan.[1]
Direvisi oleh: dr. Abi Noya