Edukasi dan Promosi Kesehatan Chlamydia
Edukasi dan promosi kesehatan harus difokuskan pada reinfeksi chlamydia, misalnya dengan menggunakan regimen expedited partner therapy pada partner seksual pasien. Pasien harus didorong untuk meyakinkan pasangan seksualnya untuk mendapat pengobatan. Tujuan upaya pencegahan dan pengendalian chlamydia adalah menghindari penyebaran infeksi.[1, 11]
Edukasi Pasien
Edukasi yang perlu diberikan kepada pasien dengan chlamydia yakni dimulai dengan penjelasan mengenai penyakit yang dialami dan bagaimana cara penularannya, proses penatalaksanaan yang akan dihadapi hingga prognosis dan komplikasi yang akan dihadapi oleh pasien.
Cara Penularan
Penjelasan terkait penyakit yang dialami dan cara penularannya yakni pasien perlu dijelaskan bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS). Maka dari itu, pasien harus dijelaskan terkait aktivitas seksual yang aman, serta promosi penggunaan kondom. Hal ini terutama sangat penting apabila pasien adalah pekerja seks, lelaki seks dengan lelaki, atau pengguna narkoba suntik.
Kepatuhan Terapi
Tekankan pentingnya kepatuhan terapi pada pasien. Sampaikan bahwa terapi harus dikonsumsi sampai regimen antibiotik telah selesai, bukan sekedar sampai gejala hilang. Tekankan bahwa ketidakpatuhan terhadap terapi dapat menyebabkan kegagalan pengobatan.
Pasangan Seksual
Selain pasien, edukasi juga perlu diberikan kepada pasangan pasien yang juga diduga terinfeksi atau justru menginfeksi pasien. Edukasi pula terkait pentingnya menjalankan abstinensia hubungan seksual selama pengobatan dengan pasangan agar terapi dapat memberikan hasil yang maksimal. Abstinensia dilakukan hingga regimen pengobatan selesai, gejala hilang, dan partner seksual telah selesai diobati.
Pasangan seksual pasien dalam 60 hari sebelum diagnosis perlu menjalani terapi. Sampaikan pada pasien untuk menginformasikan diagnosisnya pada pasangan seksual dan meminta pasangannya untuk menjalani terapi dan evaluasi.
Risiko Koinfeksi
Edukasi mengenai risiko mengalami penyakit IMS lainnya, sehingga dianjurkan untuk juga melakukan pemeriksaan atau screening IMS lain seperti HIV, gonorrhea dan limfogranuloma venereum.[1,2]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Pada upaya pencegahan dan pengendalian penyakit chlamydia dokter perlu bekerja sama dengan pemerintah dan instansi terkait untuk melakukan edukasi terkait pendidikan seksual sejak dini, aktivitas seksual berisiko, serta risiko yang dapat dialami pasien. Edukasi juga perlu dilakukan untuk menggalakkan perilaku seksual yang aman, misalnya menggunakan kondom dan tidak bergonta-ganti pasangan, serta melakukan pendekatan pada populasi kunci seperti pekerja seks, pelanggan pekerja seks, dan pengguna narkoba suntik.[1,11]
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit chlamydia pada dasarnya sama dengan infeksi menular seksual (IMS) lainnya.
- Promosi perilaku seksual yang aman
- Memprogramkan peningkatan penggunaan kondom, yang meliputi berbagai aktivitas mulai dari promosi penggunaan kondom sampai melakukan perencanaan dan manajemen pendistribusian kondom
- Peningkatan perilaku upaya mencari pengobatan
- Pengintergrasian upaya pencegahan dan perawatan IMS ke dalam upaya pelayanan kesehatan dasar, upaya kesehatan reproduksi, klinik pribadi/swasta serta upaya kesehatan terkait lainnya
- Pelayanan khusus terhadap kelompok populasi berisiko tinggi, seperti misalnya para wanita dan pria penjaja seks, remaja, pengemudi truk jarak jauh, anggota militer termasuk anggota kepolisian, serta para narapidana
- Penatalaksanaan kasus IMS secara paripurna
- Deteksi dini terhadap infeksi yang bersifat simtomatik maupun asimtomatik[11]
Direvisi oleh: dr. Abi Noya