Panduan e-Prescription Chlamydia
Panduan e-prescription chlamydia atau klamidiasis ini dapat digunakan oleh Dokter Umum saat hendak memberikan terapi medikamentosa secara online.
Chlamydia, atau dikenal dengan istilah klamidiasis, merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. C. trachomatis merupakan bakteri gram negatif dan merupakan mikroorganisme intraseluler obligat. Secara global, chlamydia merupakan infeksi menular seksual yang paling sering ditemukan dalam praktik sehari-hari, dan penyebab kebutaan pada bayi baru lahir (infeksi okular disebut trachoma).[1]
Tanda dan Gejala
Infeksi chlamydia tidak selalu menunjukkan gejala, karena pada sebagian kasus sifatnya asimptomatik. Namun apabila bergejala, keluhan yang dapat dialami yakni disuria, keluar sekret mukopurulen berwarna kuning dari uretra, vaginal discharge, perdarahan pervaginam (setelah koitus atau perdarahan yang tidak berhubungan dengan haid), dispareunia, nyeri perut bagian bawah, demam, hingga proktitis.[1,2]
Peringatan
Pasien dengan kondisi chlamydia dengan komplikasi atau dalam kondisi hamil harus dirujuk ke dokter Spesialis Kandungan untuk mendapatkan tata laksana yang sesuai.
Medikamentosa
Terapi medikamentosa yang dapat diberikan adalah antibiotik yang mengacu pada rekomendasi WHO.[1] Pada pasien yang tidak hamil, doxycycline adalah pilihan yang lebih disukai. Sementara itu, azithromycin merupakan pilihan yang lebih disukai pada kehamilan karena efek teratogenik pada janin yang dapat disebabkan oleh doxycycline.[14]
Chlamydia Uncomplicated
Untuk infeksi chlamydia uncomplicated, pilihan terapinya:
Azithromycin 1000 mg (PO) dosis tunggal, atau
Doxycycline 100 mg (PO) diminum 2 kali sehari selama 7 hari, atau
Tetrasiklin 500 mg (PO), diminum 4 kali sehari selama 7 hari, atau
Erythromycin 500 mg (PO) diminum 2 kali sehari selama 7 hari, atau
Ofloxacin 200-400 mg (PO) diminum 2 kali sehari, selama 7 hari
Chlamydia Anorektal
Untuk infeksi chlamydia anorektal, pilihan terapinya adalah doxycycline 100 mg (PO) diminum 2 kali sehari, selama 7 hari.
Kehamilan
Untuk infeksi chlamydia pada kehamilan, pilihan terapinya:
- Azithromycin 1000 mg (PO) dosis tunggal, atau
- Amoxicillin 500 mg (PO) 3 kali sehari selama 7 hari, atau
- Erythromycin 500 mg (PO) 2 kali sehari, selama 7 hari
Chlamydia Koinfeksi Limfogranuloma Venererum
Terapi pasien dengan koinfeksi limfogranuloma venereum:
- Doxycycline 100 mg (PO) diminum 2 kali sehari, selama 21 hari
- Apabila ada kontraindikasi dalam penggunaan doxycycline atau pasien hamil, maka pilihan kedua adalah azithromycin 1000 mg (PO) 1 kali per minggu, selama 3 minggu, atau
- Erythromycin 500 mg (PO) diminum 4 kali sehari selama 21 hari[1,2]
Kepatuhan Terapi
Tekankan mengenai pentingnya menyelesaikan regimen antibiotik. Pasien yang tidak menyelesaikan antibiotik telah diketahui berisiko hingga 9 kali lipat untuk mengalami kegagalan terapi.[14]
Terapi Pasangan Seksual
Pasangan seksual juga perlu diterapi. Untuk mempermudah, pasangan seksual dapat diberikan expedited partner therapy (EPT) menggunakan azithromycin dosis tunggal.[1,2]
Edukasi Pasien
Edukasi yang perlu diberikan antara lain:
- Penjelasan terkait penyakit yang dialami dan cara penularannya yakni pasien perlu dijelaskan bahwa penyakit yang diderita adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS). Maka dari itu pasien harus dijelaskan terkait aktivitas seksual yang aman, serta promosi penggunaan kondom.
- Selain pasien, edukasi juga perlu diberikan kepada pasangan pasien yang juga diduga terinfeksi atau justru menginfeksi pasien.
- Edukasi bahwa pasangan seksual dalam 60 hari terakhir juga perlu mendapat pengobatan.
- Edukasi mengenai risiko mengalami penyakit IMS lainnya, sehingga dianjurkan untuk juga melakukan pemeriksaan atau screening[1,2]
Abstinensia Hubungan Seksual
Pasien dan pasangan menjalankan abstinensia hubungan seksual selama pengobatan dengan pasangan, agar terapi dapat memberikan hasil yang maksimal. Abstinensia dilakukan hingga regimen antibiotik selesai, gejala hilang, dan partner seksual telah diterapi.[1,2,14]