Prognosis Chlamydia
Prognosis chlamydia akan baik dengan pemberian antibiotik dan edukasi agar tidak terjadi rekurensi. Komplikasi mungkin terjadi apabila pengobatan inadekuat, seperti infertilitas, penyakit radang panggul, hingga kehamilan ektopik.
Komplikasi
Infeksi chlamydia yang tidak ditangani pada wanita dapat menyebabkan penyakit radang panggul, nyeri panggul kronis, infertilitas, salpingitis, abses tuboovarium, dan kehamilan ektopik. Pada pria, chlamydia dapat menimbulkan epididimitis, prostatitis, dan proktitis.
Sindrom Fitz-Hugh-Curtis
Meskipun jarang, komplikasi berupa sindrom Fitz-Hugh-Curtis dapat terjadi. Sindrom Fitz-Hugh-Curtis merupakan peradangan kapsul hati yang mengakibatkan adhesi intraabdomen karena adanya infeksi Chlamydia trachomatis pada hepar.
Trachoma
Infeksi okular dapat menyebabkan konjungtivitis yang disebut dengan trachoma. Trachoma bisa menimbulkan komplikasi berupa gangguan visus bermakna hingga kebutaan.[1,12]
Prognosis
Chlamydia memiliki prognosis yang baik, asalkan pengobatan dilakukan dengan cepat dan tepat disertai dengan kepatuhan pasien dan pasangan selama pengobatan. Kepatuhan tidak hanya terkait meminum obat, tetapi juga terkait kepatuhan untuk abstinensia dalam melakukan hubungan seksual yang berisiko sampai dinyatakan pulih.
Kegagalan terapi merupakan hal yang jarang terjadi, tetapi kekambuhan mungkin dialami pasien. Infeksi ulangan umumnya berkaitan dengan pasangan seksual yang tidak diobati atau infeksi dari pasangan seksual yang terinfeksi.
Pasien chlamydia juga memiliki kecenderungan untuk mengalami koinfeksi gonorrhea dan limfogranuloma venereum. Untuk itu, pasien perlu diperiksa untuk mendeteksi adanya koinfeksi tersebut dan segera dilakukan penanganan untuk memastikan prognosis yang baik.[1,2]
Direvisi oleh: dr. Abi Noya