Epidemiologi Limfangitis
Saat ini, data epidemiologi limfangitis secara global belum diketahui secara pasti. Begitu juga dengan epidemiologi limfangitis di Indonesia, belum ada data resmi mengenai penyakit ini.
Global
Secara global, belum ada data mengenai prevalensi limfangitis. Namun, prevalensi limfangitis dapat berkaitan dengan pasien dengan kondisi limfedema, yang mencapai 7,95% berdasarkan studi yang dilakukan oleh Park et al. terhadap pasien di Korea Selatan. Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi filariasis yang merupakan salah satu penyebab limfangitis di dunia, saat ini mencapai lebih dari 120.000.000 orang dengan sebaran pada daerah tropis dan subtropis.[7,8]
Indonesia
Di Indonesia, belum ada data mengenai epidemiologi limfangitis yang pasti. Wuchereria bancrofti adalah salah satu penyebab terjadinya penyakit filariasis dengan manifestasi berupa limfangitis akut. Pada tahun 2010-2018, lima provinsi dengan kasus filariasis terbanyak adalah Papua (3.615 kasus), Nusa Tenggara Timur )1.524 kasus), Jawa Barat (781 kasus), Papua Barat (622 kasus), dan Aceh (578 kasus).[9]
Mortalitas
Limfangitis merupakan suatu penyakit yang bersifat progresif. Morbiditas dan mortalitas limfangitis berhubungan dengan organisme penyebabnya serta dapat berkembang dengan cepat dalam beberapa hari. Bila disebabkan oleh group A beta-hemolytic Streptococcus (GABHS), komplikasi berat, mulai dari bakteremia, sepsis, hingga berujung pada kematian dapat saja terjadi.[1]