Edukasi dan Promosi Kesehatan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Edukasi dan promosi kesehatan methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) secara umum adalah pencegahan infeksi, baik dengan pemeliharaan hygiene maupun pemantauan kontak. Dekolonisasi MRSA juga merupakan bagian penting dari manajemen yang perlu ditekankan pada edukasi.
Penggunaan antibiotik yang rasional juga penting untuk mencegah resistensi dari patogen. Pasien perlu diminta untuk mengikuti instruksi dokter saat mengonsumsi antibiotik, termasuk cara dan durasi pemakaian. Beberapa pasien cenderung menghentikan konsumsi antibiotik apabila ia telah merasa membaik.
Edukasi Pasien
Sampaikan pada pasien bahwa penyebab penyakit adalah bakteri S.aureus yang resisten terhadap antibiotik methicillin. Jelaskan pada pasien bahwa resistensi obat akan menyebabkan peningkatan risiko mortalitas dan morbiditas. Sampaikan bahwa terapi perlu diganti menjadi antibiotik untuk MRSA, seperti vancomycin.
Sampaikan mengenai lokasi kolonisasi bakteri, termasuk alat medis dan permukaan benda; faktor risiko terjadinya infeksi MRSA; dan apa pemeriksaan penunjang yang diperlukan dalam penegakan diagnosis.[2,3]
Keluarga pasien dengan infeksi kulit dan jaringan lunak terkait MRSA perlu melakukan langkah berikut sebagai upaya kontrol infeksi:
- Membungus luka dengan pembalut yang kering dan bersih
- Cuci tangan dengan sabun dan air atau gel berbasis alkohol setelah menyentuh area tubuh atau benda yang mengalami infeksi
- Hindari penggunaan ulang atau penggunaan bersama barang yang telah berkontak dengan area yang terinfeksi, termasuk handuk, pakaian, ataupun pisau cukur
- Bersihkan permukaan dan benda lain yang sering bersentuhan dengan kulit (misalnya kenop pintu, remote control, dan meja makan).
- Cuci sprei setidaknya seminggu sekali dan handuk setiap setelah dipakai
- Cuci dan keringkan pakaian yang telah berkontak dengan area yang terinfeksi setiap habis dipakai
Anak yang mengalami infeksi MRSA dapat terus bersekolah selama area yang terinfeksi dijaga tetap bersih dan dibungkus pembalut kering.[22]
Dekolonisasi
Sampaikan pada pasien apa pentingnya dekolonisasi. Jelaskan bahwa dekolonisasi dilakukan umumnya menggunakan obat antibiotik topikal, misalnya mupirocin, yang dioleskan pada lubang hidung sebagai lokasi tersering kolonisasi MRSA. Pilihan rejimen lainnya adalah chlorhexidine yang dipakai untuk bilas atau mandi.[2,3]
Untuk pasien dengan infeksi MRSA berulang meskipun telah melakukan tindakan kebersihan rutin, dekontaminasi intranasal dan topikal dianjurkan. Pada rumah tangga dengan lebih dari 1 anggota rumah tangga terinfeksi MRSA, direkomendasikan untuk menjalani dekolonisasi intranasal dan topikal pada semua anggota rumah tangga.[22]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian infeksi MRSA dapat dilakukan dalam lingkup fasilitas pelayanan kesehatan maupun melalui program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian infeksi MRSA di fasilitas pelayanan kesehatan, antara lain:
- Kebersihan tangan: Mencuci tangan dengan sabun atau hand-rub berbahan alkohol perlu dilakukan tenaga kesehatan secara rutin, terutama sebelum kontak dengan pasien, sebelum melakukan prosedur tertentu, setelah melakukan prosedur, setelah kontak dengan pasien, maupun setelah kontak dengan pasien
- Surveilans aktif: Sebagian besar pasien dengan kolonisasi MRSA tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga pengambilan sampel hanya pada pasien bergejala dapat menyebabkan sekitar 80% pasien dengan kolonisasi MRSA tidak terdeteksi. Surveilans dapat berupa penapisan terhadap pasien, baik seluruh pasien rawat inap atau pasien tertentu, maupun surveilans prevalensi dengan menghitung jumlah kasus infeksi aktif berbanding dengan jumlah pasien yang dirawat inap.
- Pencegahan kontak dan isolasi: Pencegahan kontak dengan menggunakan alat pelindung diri bagi tenaga medis saat menangani pasien dengan kolonisasi MRSA. Selain itu, pasien dengan kolonisasi MRSA perlu dirawat tersendiri dalam ruangan isolasi khusus[2,3,17]
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
PHBS merupakan program Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. PHBS dapat dilakukan dalam berbagai tatanan, seperti rumah tangga, sekolah, tempat kerja, sarana kesehatan, dan tempat umum. Indikator PHBS yang dapat membantu mengendalikan penyebaran MRSA di kehidupan masyarakat seperti mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi jajanan sehat, menggunakan jamban bersih dan sehat, menggunakan air bersih, dan melakukan aktivitas fisik setiap hari.[2,3,18]