Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Poliomielitis yogi 2023-03-13T09:49:37+07:00 2023-03-13T09:49:37+07:00
Poliomielitis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Poliomielitis

Oleh :
dr. DrRiawati MMedPH
Share To Social Media:

Diagnosis poliomielitis atau polio umumnya dari gejala seperti kaku punggung dan leher. Konfirmasi diagnosis pasti adalah dengan pemeriksaan penunjang uji serologi adanya infeksi virus polio.[2,13,14]

Anamnesis

Pasien terinfeksi virus polio biasa datang dengan keluhan kaku punggung dan leher. Gejala prodromal bifasik, terdiri dari gejala awal (minor) dan gejala lanjutan (mayor).[13,14]

Gejala Awal (Minor)

Gejala awal merupakan gejala nonparalitik yang berlangsung dalam waktu seminggu, terjadi sekitar 1-3 hari sebelum onset paralisis. Gejala utama berupa gangguan gastrointestinal, seperti mual, muntah, diare, kram, atau nyeri abdomen. Terdapat juga manifestasi sistemik, berupa demam, sakit tenggorokan, malaise, atau sakit kepala, yang biasanya berlangsung 2‒3 minggu, tapi dapat berkelanjutan hingga 2 bulan lamanya.

Pada gejala awal, dapat juga terjadi spasme dan nyeri hebat dari otot ekstremitas dan punggung. Nyeri otot menunjukkan bahwa stadium akut masih berlangsung.[13,14]

Gejala Lanjutan (Mayor)

Gejala lanjutan berhubungan dengan gangguan sistem saraf pusat. Gejala ini terbagi menjadi gejala meningitis aseptik nonparalitik dan gejala polio paralitik. Gejala meningitis aseptik nonparalitik terdiri dari kaku leher, punggung, dan/atau tungkai, serta muntah dan diare. Gejala umumnya berlangsung 2‒10 hari lalu sembuh total.

Sedangkan gejala polio paralitik ditandai dengan reflek tendon menurun hingga terjadi lumpuh layu yang biasanya bersifat asimetris. Reflek tendon yang menurun akan mencapai suatu tahap yang menetap atau plateau untuk beberapa hari hingga beberapa minggu.

Banyak penderita sembuh total, namun fungsi otot yang terkena hanya kembali untuk tingkatan tertentu. Kelumpuhan yang berlangsung 12 bulan setelah onset penyakit umumnya akan menetap secara permanen.[13,14]

Riwayat Risiko Penyakit

Pada anamnesis perlu ditanyakan berbagai faktor risiko poliomielitis seperti belum pernah atau tidak pernah mendapatkan vaksin polio. Penyakit ini juga rentan pada orang dengan gangguan kekebalan tubuh, tinggal di lingkungan yang kurang bersih, atau tinggal atau berkunjung ke daerah yang terdapat sirkulasi virus polio.[13,14]

Pemeriksaan Fisik

Tanda klinis prodromal terjadi bifasik, yaitu terdiri dari tanda klinis awal (minor) dan lanjutan (mayor).

Klinis Awal (Minor)

Tanda klinis awal poliomielitis adalah kehilangan reflek superfisial dan refleks tendon meningkat pada ekstremitas biasanya asimetris.[13,14]

Tanda Klinis Lanjutan (Mayor)

Tanda klinis lanjutan polio terbagi menjadi tanda klinis meningitis aseptik nonparalitik dan polio paralitik. Tanda klinis meningitis aseptik non-paralitik ditemukan leher, punggung, dan/atau tungkai terasa kaku dan tidak dapat digerakkan sewaktu difleksikan.

Sedangkan tanda klinis polio paralitik meliputi refleks tendon menurun pada satu sisi ekstremitas saja, tetapi sensasi sensorik baik dan tidak ada perubahan status mental pada penderita.[13,14]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari keluhan kaku punggung dan leher pada poliomielitis di antaranya adalah sindrom Guillain-Barre, mielitis transversa, ensefalitis, miastenia gravis, lyme disease, botulism, Borrelia burgdorferi, miositis atau miopati, difteri, mikoplasma, dan rabies.[1,13]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus poliomielitis adalah tes serologi untuk menegakkan diagnosis pasti, dan genome sequencing untuk menentukan jenis virus.[2]

Pengambilan Sampel

Sampel dapat diambil dari feses, pharynx, atau cairan serebrospinal. Sebaiknya darah tidak digunakan sebagai sampel karena jarang ditemukan virus polio. Virus polio yang ditemukan dari sampel klinis penderita AFP (acute flaccid paralysis), haruslah diperiksa lebih lanjut untuk menentukan jenisnya.[2]

Tes Serologi

Tes serologi berguna untuk menegakkan diagnosis apabila sampel klinis pertama diambil sedini mungkin pada waktu seseorang diduga terkena infeksi polio. Sampel kedua diambil tiga minggu kemudian dan jika terdapat kenaikan 4 kali lipat titer antibodi menandakan terdapatnya infeksi virus polio. Tes ini tidak dapat dilakukan pada orang dengan gangguan kekebalan tubuh atau kepada orang yang baru saja divaksinasi polio.[2]

Genomic Sequencing

Genomic sequencing berguna untuk menentukan tipe virus polio, apakah dari strain liar (wild type) atau berasal dari strain vaksin (vaccine type). Pemeriksaan dilakukan menggunakan reverse transcriptase-polymerase chain reaction (RT-PCR).[2]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Racaniello, V.R., One hundred years of poliovirus pathogenesis. Virology, 2006. 344(1): p. 9-16.
2. Estivari F. Epidemiology and Prevention of Vaccine-Preventable Diseases: Poliomyelitis. CDC. 2021; https://www.cdc.gov/vaccines/pubs/pinkbook/polio.html
13. Ranade AS. Poliomyelitis. Medscape. Oct 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1259213-overview
14. Vipond, A.E. and M.D. Montreal, Etiology of Poliomyelitis. the British Medical Journal, 1911: p. 612-3

Epidemiologi Poliomielitis
Penatalaksanaan Poliomielitis
Diskusi Terkait
dr.Peter Fernando
Dibuat 25 Juli 2023, 07:41
Mnemonic #22: Seputar Polio
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
P - Penyakit Menular : Polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Polio. O - Orang yang Rentan: Anak-anak di bawah usia lima tahun adalah...
dr. Nurul Falah
Dibalas 21 Oktober 2021, 10:26
Rehabilitasi pada kasus poliomyelitis - Rehabilitasi Medis Ask the Expert
Oleh: dr. Nurul Falah
1 Balasan
Alo Dr. dr. Vitriani Biben, Sp.KFR(K), izin bertanya dokter.Kapan sebaiknya pasien bayi dengan poliomyelitis menjalani rehabilitasi? Jenis...
dr. Nurul Falah
Dibalas 09 Februari 2021, 11:05
Jarak Suntik IPV yang terlalu berdekatan
Oleh: dr. Nurul Falah
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya.Apakah ada dampak negatif dari jarak antar penyuntikan IPV yang terlalu berdekatan misalnya hanya 3 minggu?Terimakasih sebelumnya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.