Penatalaksanaan Poliomielitis
Penatalaksanaan poliomielitis atau polio tidak ada yang spesifik, melainkan hanya berupa penatalaksanaan suportif untuk mengurangi gejala dan meminimalisir gejala sisa dari infeksi virus polio.[5,15]
Penatalaksanaan Akut
Tata laksana poliomielitis akut berupa tirah baring total untuk mencegah perluasan kelumpuhan, serta pemberian terapi simtomatik seperti antipiretik, analgetik, atau antiemetik. Antispasmodik juga dapat diberikan untuk merelaksasi otot-otot yang spasme. Pasien juga harus menjalani fisioterapi ringan pada otot yang mengalami lumpuh layu untuk mencegah/meminimalisir kontraktur otot dan ankilosis sendi, serta supaya fungsi otot dapat dipertahankan senormal mungkin.[5,15]
Terapi Suportif
Intubasi dan ventilasi mekanik diperlukan pada pasien dengan kegagalan respirasi akut akibat terjadinya kelumpuhan daerah leher. Lakukan trakeostomi jika pasien memerlukan ventilasi dalam jangka waktu panjang untuk melindungi jalan nafas pasien.
Pasien dengan gangguan pernapasan hendaknya diobservasi ketat, kenali tanda dini adanya infeksi paru. Jika terjadi infeksi paru, antibiotika yang sesuai dapat diberikan.
Dokter juga perlu memasang alat penopang pada ekstremitas yang terkena paralisis, dengan tujuan untuk mengkompensasi kekuatan fungsi otot, memudahkan pergerakan, dan mencegah proses kerusakan lebih lanjut (wear and tear).[5,15]
Terapi Suportif Sindrom Postpolio
Perkembangan kelemahan otot pada penderita sindrom postpolio biasanya lambat dan bertahap. Manajemen rehabilitasi sangat penting untuk mendapatkan prognosis fungsional yang lebih baik. Intervensi dapat mencakup strategi manajemen rehabilitasi, peralatan adaptif, peralatan ortotik, alat bantu jalan atau mobilitas, dan berbagai latihan terapeutik.
Pembedahan untuk skoliosis atau patah tulang mungkin juga diperlukan untuk mengobati kondisi baru. Sedangkan perawatan nonbedah berdasarkan review Cochrane 2015 oleh Koopman et al, menyimpulkan bahwa imunoglobulin intravena, Lamotrigin, latihan penguatan otot, dan medan magnet statis dapat bermanfaat tetapi belum terbukti efektivitasnya.[13]
Operasi Ortopedi
Operasi ortopedi kadang perlu dilakukan bilamana terdapat deformitas sendi dan skeletal, serta kelemahan otot dan tulang. Misalnya, bila terjadi servikal spondilosis maka dibutuhkan tindakan reposisi agar tidak mengganggu aktifitas harian.
Konsultasikan kepada spesialis ortopedi, atau ahli lain di bidangnya dalam upaya rehabilitasi pasien dengan sekuele dan komplikasi postpolio. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sekuele adalah:
- Pelepasan kontraktur sendi atau arthrodesis
- Pembentukan kembali keseimbangan otot di sekitar sendi untuk mencegah kelainan bentuk dengan cara transplantasi otot untuk menggantikan otot yang lumpuh
- Stabilitas sendi dengan tenodesis, fiksasi ligamen, atau konstruksi ligamen atau sendi buatan
- Osteotomi
- Pemanjangan tungkai dan teknik Ilizarov [5,13,15]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini