Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis TB MDR general_alomedika 2023-08-16T10:14:26+07:00 2023-08-16T10:14:26+07:00
TB MDR
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis TB MDR

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Penegakan diagnosis tuberkulosis multidrug-resistant atau TB MDR utamanya dilakukan melalui pemeriksaan penunjang tes cepat molekuler (TCM) untuk mendeteksi adanya resistensi obat terhadap rifampicin dan isoniazid. TB MDR perlu dicurigai pada pasien dengan faktor risiko yang menyebabkan pasien lebih rentan terkena TB MDR, ataupun pada pasien yang tidak respon dengan terapi konvensional.

Anamnesis

Anamnesis pada pasien TB MDR sama dengan pasien tuberkulosis pada umumnya. Pasien dapat datang dengan keluhan batuk lama dengan dahak yang dapat berwarna kuning kehijauan hingga disertai flek darah. Pasien dapat mengeluhkan penurunan berat badan, demam, keringat malam hari, nyeri dada, dan kelelahan. Pasien juga dapat datang dengan keluhan gejala yang tidak kunjung membaik meskipun telah selesai atau masih mengonsumsi obat antituberkulosis (OAT).

Pada infeksi ekstrapulmonal, keluhan akan menyesuaikan dengan lokasi infeksi dan dapat disertai dengan penurunan kesadaran, benjolan, maupun lesi pada kulit. Anamnesis juga perlu menggali riwayat pengobatan yang dialami pasien, terutama riwayat konsumsi OAT sebelumnya, riwayat paparan dengan pasien tuberkulosis, riwayat penyakit komorbid terutama infeksi HIV, riwayat kebiasaan, hingga status sosioekonomi.[3,6-8]

Pemeriksaan Fisik

Seperti anamnesis, pemeriksaan fisik pasien dengan TB MDR tidak jauh berbeda dengan pasien tuberkulosis pada umumnya. Pasien dapat mengalami status gizi yang menurun dan perubahan suhu tubuh menjadi afebris.

Pada pemeriksaan fisik paru, dapat ditemukan adanya tanda efusi, seperti penurunan suara napas dan perkusi redup, maupun suara napas tambahan akibat lesi paru. Benjolan akibat pembesaran kelenjar getah bening hingga lesi kulit juga dapat ditemukan pada pasien TB MDR.[3,6-8]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding TB MDR dapat berupa tuberkulosis tanpa resistensi, pneumonia, dan histoplasmosis.

Tuberkulosis (TB) Tanpa Resistensi/Monoresisten

Pasien dengan tuberkulosis, baik dengan maupun tanpa resistensi obat, biasanya tidak menunjukkan perbedaan gejala yang signifikan. Tuberkulosis tanpa resistensi atau monoresisten dapat dibedakan dengan TB MDR dari pemeriksaan penunjang TCM dimana tidak terdapat resistensi rifampicin dan isoniazid.[7,8]

Pneumonia

Pneumonia merupakan infeksi pada paru yang dapat disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur. Pneumonia dapat dibedakan dari TB MDR berdasarkan pemeriksaan penunjang radiologi dan TCM. Pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) tidak menunjukkan adanya Mycobacterium tuberculosis.[7,8,10]

Histoplasmosis

Histoplasmosis merupakan mikosis paru yang disebabkan oleh Histoplasma capsulatum. Histoplasmosis dapat dibedakan dari TB MDR berdasarkan pemeriksaan penunjang TCM. Pemeriksaan BTA juga tidak menunjukkan adanya M. tuberculosis.[7,8,12]

Sarkoidosis

Sarkoidosis merupakan penyakit sistemik tanpa etiologi yang jelas dengan karakteristik adanya granuloma non-caseating pada organ, termasuk paru. Sarkoidosis dapat dibedakan dari TB MDR berdasarkan pemeriksaan penunjang radiologi dan TCM.[7,8,13]

Tumor Paru

Tumor paru merupakan tumor yang berasal dari parenkim paru. Tumor paru dapat dibedakan dari TB MDR berdasarkan pemeriksaan penunjang radiologi dan pemeriksaan BTA.[7,8,14]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada TB MDR dibedakan menjadi pencitraan radiologi dan pemeriksaan mikrobiologi.

Radiologi

Rontgen toraks merupakan pencitraan radiologi utama yang dapat dilakukan pada pasien dengan TB MDR. Pada rontgen toraks dapat terlihat adanya kavitas yang terkait dengan infeksi lanjut dengan jumlah bakteri tinggi. Infiltrat menyerupai lingkaran tanpa kalsifikasi juga dapat terlihat.

Selain itu, dapat juga terlihat tuberkuloma dengan bentuk nodul homogen terkalsifikasi yang menandakan infeksi lama. Pada kasus tuberkulosis milier, rontgen toraks akan menunjukkan lesi nodul kecil dengan jumlah yang banyak tersebar pada lapangan paru.[6-9]

Pemeriksaan Mikrobiologi

Pemeriksaan mikrobiologi terdiri dari tes cepat molekuler (TCM), mikroskopis bakteri tahan asam (BTA), kultur, dan uji fenotipik.

Tes Cepat Molekuler:

TCM menggunakan alat Xpert MTB/RIF dengan metode amplifikasi asam nukleat untuk mendeteksi adanya kompleks bakteri M. tuberculosis dan gen resistensinya terhadap rifampicin (rpoB). Spesimen dahak yang diperiksa berupa dahak mukopurulen dengan volume 3 sampai 5 ml. Spesimen dahak diambil dua kali dengan jarak pengambilan keduanya minimal 2 jam.

Bila bakteri terdeteksi, hasil dapat berupa terdeteksi resistensi rifampicin (Rif Res), tidak terdeteksi resistensi rifampicin (Rif Sen), maupun resistensi indeterminate (Rif Indet).[6-9]

Bakteri Tahan Asam:

Pemeriksaan BTA dengan pewarnaan Ziehl-Neelsen ditujukan sebagai konfirmasi dari hasil TCM maupun follow-up terhadap pemeriksaan kultur. Hasil pemeriksaan dapat berupa positif 1+, 2+, 3+, maupun negatif.[6-9]

Kultur dan Uji Kepekaan:

Pemeriksaan kultur dilakukan dengan tujuan untuk identifikasi M. tuberculosis yang tumbuh pada media padat (Lowenstein Jensen) atau media cair (Mycobacteria Growth Indicator Tube). Penggunaan media padat membutuhkan waktu lebih lama dalam 3-8 minggu dibandingkan media cair dalam 1-2 minggu. Hasil pemeriksaan kultur dapat berupa positif maupun negatif.

Pemeriksaan Uji Kepekaan M. tuberculosis di Indonesia dilakukan dengan metode fenotipik dan genotipik. Pemeriksaan ini dilakukan dengan media cair di laboratorium rujukan nasional tuberkulosis. Pemeriksaan uji kepekaan terhadap OAT lini satu dan dua digabungkan ke dalam suatu paket standar uji kepekaan (Standardized Drug Susceptibility Test Packages).

Temuan resistensi terhadap isoniazid dan rifampicin yang disertai dengan salah satu obat golongan fluorokuinolon levofloxacin atau moxifloxacin, atau salah satu dari OAT Grup A bedaquiline atau linezolid, disebut juga sebagai TB pre-Extensively Drug-Resistant (pre-XDR).

Bila resistensi terhadap isoniazid dan rifampicin disertai dengan salah satu obat golongan fluorokuinolon (levofloxacin atau moxifloxacin) atau salah satu dari OAT Grup A (bedaquiline atau linezolid), maka disebut sebagai TB XDR.[6-9]

Alur Diagnosis

Diagnosis TB MDR dipastikan melalui pemeriksaan uji kepekaan M. tuberculosis, di mana alur diagnosis berdasarkan pemeriksaan penunjang dapat dilihat pada Gambar 1.[9]

algoritma tb mdr 2

Gambar 1. Alur Diagnosis TB Resisten Obat (Sumber: dr. Michael, Alomedika, 2023)

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

3. Park M, Satta G, Kon OM. An update on multidrug-resistant tuberculosis. Clinical Medicine. 2019 Mar;19(2):135.
6. Dheda K, Gumbo T, Maartens G, Dooley KE, McNerney R, Murray M, Furin J, Nardell EA, London L, Lessem E, Theron G. The epidemiology, pathogenesis, transmission, diagnosis, and management of multidrug-resistant, extensively drug-resistant, and incurable tuberculosis. The lancet Respiratory medicine. 2017 Apr 1;5(4):291-360.
7. Adigun R, Singh R. Tuberculosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441916/
8. Herchline TE. Tuberculosis (TB). Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/230802-overview#a1
9. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Tuberkulosis Resistan Obat di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020.
10. Global Tuberculosis Programme. Global tuberculosis report 2022. World Health Organzation; 2023
11. Lim WS. Pneumonia-overview. Encyclopedia of Respiratory Medicine. 2022; 185-197
12. Akram SM, Koirala J. Histoplasmosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448185/
13. Bokhari SRA, Zulfiqar H, Mansur A. Sarcoidosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430687/
14. Siddiqui F, Vaqar S, Siddiqui AH. Lung Cancer. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482357/

Epidemiologi TB MDR
Penatalaksanaan TB MDR

Artikel Terkait

  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
  • Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
    Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
  • TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis
    TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 12:12
Panduan pengobatan Tuberkulosis (TB) bulan ke 2 apakah ada guideline baru?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon maaf mau tanya adakah pedoman cara pemeberian obat tb terbaru. Yang saya tahu tahap lanjutan itu konsumsi obatnya seminggu 3 kali dibulan...
dr.Feby Diana Rutman
Dibalas 20 Februari 2025, 19:02
Kasus TBC paru dengan hasil rontgen TBC aktif dengan TCM no detected
Oleh: dr.Feby Diana Rutman
4 Balasan
Alo dokter mohon ijin konsul dsn diskusi, saya dokter di puskesmas memiliki pasien perempuan berumur 62 tahun, datang dengan keluhan batuk >2 bulan, demam...
Anonymous
Dibalas 13 Desember 2024, 20:18
Penggunaan Obat Antidiabetes dan Insulin pada penderita TB dengan DM
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pada penderita TB dengan DM, pengobatan diabetes lebih disarankan untuk menggunakan insulin dibandingkan OAD. Hal ini dikarenakan penggunaan OAD bersamaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.