Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan TB MDR general_alomedika 2024-02-20T14:42:48+07:00 2024-02-20T14:42:48+07:00
TB MDR
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan TB MDR

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Penatalaksanaan tuberkulosis multidrug-resistant atau TB MDR yang utama adalah pemberian obat antituberkulosis (OAT) sesuai dengan hasil uji kepekaan. Regimen OAT yang bisa digunakan adalah pyrazinamide (Z), ethambutol (E), kanamycin (Kn), levofloxacin (Lfx), ethionamide (Eto), dan cycloserine (Cs).

Obat Antituberkulosis

Berdasarkan panduan WHO 2022 untuk tata laksana tuberkulosis resisten obat, medikamentosa dapat diberikan dalam jangka pendek 6 bulan dan 9 bulan, maupun regimen lebih panjang.

Regimen 6 bulan

WHO menyarankan pemberian regimen 6 bulan pada pasien TB MDR dengan ketentuan:

  • Pasien terkonfirmasi TB MDR atau TB pre-XDR
  • Pasien dengan tuberkulosis paru dan ekstraparu kecuali disertai keterlibatan sistem saraf pusat, osteoartikular, dan millier
  • Usia 14 tahun atau lebih
  • Tanpa memandang status HIV

  • Paparan terhadap bedaquiline, linezolid, pretomanid, atau delamanid kurang dari 1 bulan
  • Paparan terhadap bedaquiline, linezolid, pretomanid, atau delamanid lebih dari 1 bulan dengan konfirmasi tidak adanya resistensi terhadap obat tersebut

Regimen 6 bulan dapat dilakukan dengan pemberian kombinasi bedaquiline-pretomanid-linezolid-moxifloxacin. Pada kasus resistensi terhadap fluorokuinolon, pemberian regimen dilakukan tanpa moxifloxacin.[1,15]

Regimen 9 bulan

Regimen 9 bulan merupakan regimen yang digunakan sebagai pengobatan jangka pendek di Indonesia. WHO menyarankan pemberian regimen 9 bulan pada pasien dengan TB MDR dengan ketentuan:

  • Pasien terkonfirmasi TB MDR tanpa resistensi terhadap fluorokuinolon
  • Tanpa TB ekstensif dan TB ekstrapulmoner berat
  • Paparan terhadap bedaquiline, fluorokuinolon, ethionamide, linezolid, dan clofazimine kurang dari 1 bulan
  • Paparan terhadap bedaquiline, fluorokuinolon, ethionamide, linezolid, dan clofazimine lebih dari 1 bulan dengan konfirmasi tidak adanya resistensi terhadap obat tersebut
  • Tanpa memandang status HIV
  • Anak dan kelompok umur lainnya tanpa konfirmasi TB MDR namun memiliki kemungkinan tinggi diagnosis TB MDR berdasarkan tanda dan gejala, serta riwayat paparan dengan pasien TB MDR

Regimen 9 bulan dapat dilakukan dengan pemberian kombinasi bedaquiline (6 bulan) dan levofloxacin/moxifloxacin-ethionamide-ethambutol-isoniazid-pyrazinamide-clofazimine dalam tahap awal selama 4 bulan, dilanjutkan dengan levofloxacin/moxifloxacin-clofazimine-ethambutol-pyrazinamide dalam tahap lanjutan selama 5 bulan.[1,9,15,16]

Regimen Jangka Panjang

Pasien TB MDR yang dapat membutuhkan regimen jangka panjang, antara lain:

  • TB pre-XDR
  • TB XDR
  • Gagal pengobatan regimen jangka pendek
  • TB MDR dengan dugaan atau konfirmasi resistensi bedaquiline, clofazimine, atau linezolid
  • TB MDR dengan mutasi pada inhA dan katG

  • TB MDR paru lesi luas, dengan kavitas pada kedua lapangan paru
  • TB MDR ekstraparu berat atau dengan komplikasi, seperti tuberkulosis meningitis, TB tulang, TB spondilitis, TB milier, TB perikarditis, maupun TB abdomen
  • Ibu hamil atau menyusui

OAT yang masuk dalam regimen jangka panjang terbagi menjadi tiga grup, yaitu:

  • Grup A, terdiri dari levofloxacin/moxifloxacin, bedaquiline, dan linezolid
  • Grup B, terdiri dari clofazimine dan cycloserine/terizidone
  • Grup C, terdiri dari ethambutol, delamanid, pyrazinamide, imipenem-cilastatin/meropenem, amikacin/streptomycin, ethionamide/prothionamide, dan p-asam aminosalisilat

WHO menyarankan regimen jangka panjang mencakup setidaknya 4 jenis OAT terdiri atas seluruh OAT grup A dan setidaknya 1 OAT dari grup B agar pengobatan efektif. Bila hanya satu atau dua OAT grup A yang dipakai, maka kedua OAT grup B harus dipakai. OAT pada grup C dapat digunakan sebagai tambahan agar regimen jangka panjang mencakup setidaknya 4 jenis OAT.

Total durasi regimen jangka panjang selama 18-20 bulan direkomendasikan pada sebagian besar pasien.[1,9,15,16]

Tabel 2. Dosis dan Sediaan Obat Antituberkulosis

OAT Sediaan Kelompok berat badan (≥ 15 tahun)
30-35 kg 36-45 kg 46-55 kg 56-70 kg >70 kg
Bedaquiline 100 mg tab 2 x 2 tablet pada 2 minggu pertama, 1 x 2 tablet (3 kali seminggu) pada 22 minggu berikutnya
Levofloxacin 250 mg tab 3 3 4 4 4
500 mg tab 1,5 1,5 2 2 2
Moxifloxacin (dosis standar) 400 mg tab 1 1 1,5 1,5 1,5
Moxifloxacin (dosis tinggi) 400 mg tab 1 atau 1,5 1,5 1,5 atau 2 2 2
Clofazaimine 50 mg cap 2 2 2 2 2
100 mg cap 1 1 1 1 1
Ethambutol 400 mg tab 2 2 3 3 3
Pirazinamide 400 mg tab 3 4 4 4 5
500 mg tab 2 3 3 3 4
Ethionamide 250 mg tab 2 2 3 3 4
Isoniazide 300 mg tab 1,5 1,5 2 2 2
Linezolid 600 mg tab - - 1 1 1
Sikloserine 250 mg cap 2 2 3 3 3
Delamanid 50 mg tab 2 x 2 tab per hari
Amikacin 500 mg/2 ml (ampul) 2,5 ml 3 ml 3-4 ml 4 ml 4 ml
Streptomycin 1 g serbuk (vial) Dihitung sesuai dengan zat pelarut
P-asam aminosalisilat PAS sodium salt 4 g sach 1 bd 1 bd 1 bd 1 bd 1-1,5 bd

Sumber: dr. Michael, Alomedika, 2023.[19,15,16]

Pemantauan

Selama pemberian medikamentosa, pasien menerima pemeriksaan rutin untuk memantau respon serta adanya efek samping. Pemantauan dilakukan di fasilitas layanan kesehatan yang mampu menjalankan terapi TB MDR setiap bulan, mencakup pemeriksaan fisik, mikrobiologi, dan pemeriksaan penunjang, seperti laboratorium, radiologi, dan EKG.

Adapun pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk regimen jangka pendek, antara lain:

  • Mikrobiologi dengan kultur sputum: pada awal, setiap bulan, akhir, hingga setiap 6 bulan sampai 2 tahun pasca pengobatan
  • Rontgen toraks: pada awal, akhir, hingga setiap 6 bulan sampai 2 tahun pasca pengobatan

  • EKG, pemeriksaan darah perifer, fungsi hati: awal, setiap bulan, dan akhir pengobatan
  • Elektrolit, fungsi ginjal, asam urat: awal dan setiap bulan pengobatan
  • Gula darah puasa, gula darah post-prandial, TSH (thyroid stimulating hormone), tes kehamilan, HIV: awal pengobatan

Adapun pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada pemberian regimen jangka panjang, antara lain:

  • Mikrobiologi dengan pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) dan kultur sputum: pada awal, setiap bulan, akhir, hingga setiap 6 bulan sampai 2 tahun pasca pengobatan
  • Rontgen toraks: pada awal, akhir, hingga setiap 6 bulan sampai 2 tahun pasca pengobatan
  • EKG, pemeriksaan darah perifer, fungsi hati: awal, setiap bulan, dan akhir pengobatan
  • Elektrolit, fungsi ginjal, albumin, asam urat: awal dan setiap bulan pengobatan
  • Audiometri, gula darah puasa, gula darah post-prandial, TSH, tes kehamilan, HIV: awal pengobatan[1,9,15,16]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

1. World Health Organization. WHO consolidated guidelines on tuberculosis. Module 4: treatment-drug-resistant tuberculosis treatment, 2022 update. World Health Organization; 2022 Nov 30.
9. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Tuberkulosis Resistan Obat di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020.
15. World Health Organization. WHO consolidated guidelines on tuberculosis. Module 4: treatment-drug-resistant tuberculosis treatment. World Health Organization; 2020.
16. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Surat Edaran Nomor: HK.01.02/III/9753/2020 Tentang Paduan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Resisten Obat (TB RO) di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020.
19. Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2019.

Diagnosis TB MDR
Prognosis TB MDR

Artikel Terkait

  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
  • Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
    Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
  • TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis
    TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 12:12
Panduan pengobatan Tuberkulosis (TB) bulan ke 2 apakah ada guideline baru?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon maaf mau tanya adakah pedoman cara pemeberian obat tb terbaru. Yang saya tahu tahap lanjutan itu konsumsi obatnya seminggu 3 kali dibulan...
dr.Feby Diana Rutman
Dibalas 20 Februari 2025, 19:02
Kasus TBC paru dengan hasil rontgen TBC aktif dengan TCM no detected
Oleh: dr.Feby Diana Rutman
4 Balasan
Alo dokter mohon ijin konsul dsn diskusi, saya dokter di puskesmas memiliki pasien perempuan berumur 62 tahun, datang dengan keluhan batuk >2 bulan, demam...
Anonymous
Dibalas 13 Desember 2024, 20:18
Penggunaan Obat Antidiabetes dan Insulin pada penderita TB dengan DM
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pada penderita TB dengan DM, pengobatan diabetes lebih disarankan untuk menggunakan insulin dibandingkan OAD. Hal ini dikarenakan penggunaan OAD bersamaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.