Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Etiologi TB MDR general_alomedika 2024-03-14T12:04:27+07:00 2024-03-14T12:04:27+07:00
TB MDR
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Etiologi TB MDR

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Etiologi tuberkulosis multidrug-resistant atau TB MDR adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis yang sudah mengalami resistensi dengan obat antituberkulosis (OAT) rifampicin dan isoniazid. Resistensi ini umumnya berkaitan dengan mutasi genetik pada bakteri.[2-4]

Mycobacterium tuberculosis

M. Tuberculosis merupakan bakteri basil aerob yang tahan asam dan alkohol. Bakteri ini tidak membentuk spora, bersifat non-motil, catalase-negative, dan fakultatif. Bakteri ini tumbuh dalam grup paralel yang disebut sebagai cord dan dapat terlihat secara mikroskopik melalui pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA).

M. tuberculosis memiliki bentuk batang dengan ukuran lebar 0,2-0,5 μm dan panjang 2-4 μm. Dinding sel bakteri ini mengandung mycolic acid, glikolipid, dan fosfolipoglikan yang dapat melindungi bakteri dari serangan dan menyebabkannya dapat mempertahankan warna merah pada pemeriksaan BTA.

Manusia merupakan satu-satunya pejamu dari M. tuberculosis. Sebagian besar penyebaran bakteri ini terjadi melalui aerosol dari pasien yang sedang mengalami tahap infeksius dari tuberkulosis. Pada orang dengan imunitas yang baik, infeksi M. tuberculosis menyebabkan bakteri dorman maupun infeksi laten. M. tuberculosis yang mengalami mutasi genetik tertentu akan menyebabkan resistensi terhadap agen obat antituberkulosis.[2,3,7,8]

Tabel 1. Lokasi Mutasi Gen Penyebab Resistensi OAT

Resistensi terhadap OAT Farmakodinamik Gen lokasi mutasi
Isoniazid Inhibisi sintesis mycolic acid pada dinding sel katG (paling sering S315T)
inhA
dfrA
kasA
Rifampicin Inhibisi sintesis RNA rpoB
Ethambutol Inhibisi biosintesis arabinogalactan dinding sel embB
ubiA
Pyrazinamide Inhibisi trans-translasi, sintesis pantothenate dan coenzyme A pncA
rpsA
panD
Streptomycin Inhibisi sintesis protein rpsL
rrs
gidB
Fluorokuinolon Inhibisi sintesis DNA gyrA
gyrB

Capreomycin

Amikacin

Kanamycin

Inhibisi sintesis protein rrs
eis
tlyA
Bedaquiline Inhibisi mycobacterial ATP synthase

rv0678
atpE
pepQ
Linezolid Inhibisi sintesis protein rplC
rrl

Sumber: dr. Michael Sintong Halomoan, Alomedika, 2023.[5]

Faktor Risiko

Risiko TB MDR meningkat jika terdapat faktor-faktor berikut:

  • Faktor demografi: Usia <65 tahun atau status sosioekonomi rendah
  • Faktor lingkungan: Imigran, tinggal di lingkungan padat, seperti penjara
  • Faktor gaya hidup: Konsumsi alkohol
  • Akses sulit ke sistem kesehatan, termasuk untuk deteksi dan penatalaksanaan
  • Riwayat klinis: Riwayat konsumsi obat antituberkulosis sebelumnya, riwayat paparan dengan pasien TB MDR, riwayat penyakit komorbid seperti infeksi HIV dan diabetes mellitus[2,3,7,8]

Pengaruh Sistem Kesehatan

Adapun dari sisi sistem kesehatan yang melibatkan petugas kesehatan sebagai pemberi jasa, pasien, dan Program Pengendalian TB, faktor yang menyebabkan resistensi OAT berupa:

Faktor Petugas Kesehatan:

Diagnosis tidak tepat atau pengobatan tidak mengikuti panduan yang tepat. Dosis, jenis, jumlah obat, dan jangka waktu pengobatan tidak adekuat. Penyuluhan  kepada pasien kurang adekuat.[2,3,7-9]

Faktor Pasien:

Faktor pasien mencakup tidak mematuhi anjuran petugas kesehatan; tidak teratur konsumsi OAT; menghentikan pengobatan sendiri sebelum waktunya; atau memiliki kondisi klinis yang menyebabkan gangguan metabolisme obat.[2,3,7-9]

Faktor Program Pengendalian Tuberkulosis:

Faktor program pengendalian tuberkulosis yang meningkatkan risiko resistensi adalah persediaan OAT kurang atau kualitas OAT rendah.[2,3,7-9]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Junita br Tarigan

Direvisi oleh: dr. Bedry Qhinta

Referensi

2. Jang JG, Chung JH. Diagnosis and treatment of multidrug-resistant tuberculosis. Yeungnam University Journal of Medicine. 2020 Sep 4;37(4):277-85.
3. Park M, Satta G, Kon OM. An update on multidrug-resistant tuberculosis. Clinical Medicine. 2019 Mar;19(2):135.
4. Allué-Guardia A, García JI, Torrelles JB. Evolution of drug-resistant Mycobacterium tuberculosis strains and their adaptation to the human lung environment. Frontiers in Microbiology. 2021 Feb 4;12:612675.
5. Dookie N, Rambaran S, Padayatchi N, Mahomed S, Naidoo K. Evolution of drug resistance in Mycobacterium tuberculosis: a review on the molecular determinants of resistance and implications for personalized care. Journal of Antimicrobial Chemotherapy. 2018 May 1;73(5):1138-51.
7. Adigun R, Singh R. Tuberculosis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441916/
8. Herchline TE. Tuberculosis (TB). Medscape. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/230802-overview#a1
9. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Tuberkulosis Resistan Obat di Indonesia. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2020.

Patofisiologi TB MDR
Epidemiologi TB MDR

Artikel Terkait

  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
  • Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
    Vaksin TB Generasi Baru Terbukti Tidak Efektif
  • TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis
    TCM atau Tes Cepat Molekuler untuk Diagnosis Tuberkulosis

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 15 Maret 2025, 12:12
Panduan pengobatan Tuberkulosis (TB) bulan ke 2 apakah ada guideline baru?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, mohon maaf mau tanya adakah pedoman cara pemeberian obat tb terbaru. Yang saya tahu tahap lanjutan itu konsumsi obatnya seminggu 3 kali dibulan...
dr.Feby Diana Rutman
Dibalas 20 Februari 2025, 19:02
Kasus TBC paru dengan hasil rontgen TBC aktif dengan TCM no detected
Oleh: dr.Feby Diana Rutman
4 Balasan
Alo dokter mohon ijin konsul dsn diskusi, saya dokter di puskesmas memiliki pasien perempuan berumur 62 tahun, datang dengan keluhan batuk >2 bulan, demam...
Anonymous
Dibalas 13 Desember 2024, 20:18
Penggunaan Obat Antidiabetes dan Insulin pada penderita TB dengan DM
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Pada penderita TB dengan DM, pengobatan diabetes lebih disarankan untuk menggunakan insulin dibandingkan OAD. Hal ini dikarenakan penggunaan OAD bersamaan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.