Etiologi Fobia Spesifik
Etiologi pasti fobia spesifik tidak diketahui, namun umumnya terkait dengan pengalaman traumatis. Misalnya, seseorang yang memiliki pengalaman menakutkan atau mengancam dengan binatang, seperti diserang atau digigit, dapat mengalami fobia terhadap binatang itu. Contoh dari fobia spesifik adalah acrophobia (fobia ketinggian), arachnophobia (fobia laba-laba), ophidiophobia (fobia ular), dan aerophobia (fobia terbang).[4]
Etiologi
Fobia spesifik seringkali dimulai dengan paparan pengalaman langsung peristiwa traumatik, observasi langsung peristiwa traumatik, atau informasi yang berlebihan mengenai peristiwa traumatik. Akibat hal-hal ini, terjadi perubahan aktivitas otak, serta pelepasan kortisol, insulin, dan growth hormone yang dikaitkan dengan munculnya fobia.[4]
Sebagai contoh, acrophobia umumnya terjadi sebagai respons terhadap pengalaman traumatik yang melibatkan ketinggian. Bentuk dari pengalaman ini misalnya jatuh dari tempat tinggi, melihat orang lain jatuh dari tempat yang tinggi, atau mengalami serangan panik ataupun pengalaman negatif lain saat berada di ketinggian.
Selain itu, pasien juga bisa mengalami fobia spesifik akibat paparan terhadap orang tua dengan fobia atau gangguan cemas. Misalnya, individu dengan orangtua yang mengalami arachnophobia cenderung mengalami fobia spesifik yang sama.[6,7,18]
Faktor Risiko
Faktor risiko fobia spesifik dapat dibagi menjadi factor temperamental, lingkungan, genetik, dan sosioekonomi
Temperamental
Faktor risiko temperamental gangguan fobia spesifik mencakup afeksi negatif atau inhibisi perilaku.[2] Kecenderungan untuk merasakan muak atau jijik sebagai respon terhadap stimulus tertentu merupakan faktor risiko untuk fobia terhadap binatang, suntikan, darah, dan cedera.[5]
Lingkungan
Faktor risiko lingkungan mencakup orang tua yang overprotektif, kehilangan atau perpisahan dengan orang tua, kekerasan seksual atau fisik, dan pengalaman negatif atau traumatik dengan objek atau situasi menakutkan.[2]
Genetik
Telah ada penelitian yang mengindikasikan bahwa riwayat keluarga merupakan faktor risiko fobia spesifik. Insidensi pada kembar monozigot adalah 25,9% dan pada kembar dizigot adalah 11,0%.[3] Riwayat fobia spesifik dalam keluarga juga meningkatkan risiko mengalami gangguan yang sama pada keluarga derajat pertama. Jenis fobia yang ditransmisikan biasanya berbeda meskipun seringkali dari tipe yang sama, misalnya orang tua dengan fobia anjing (tipe binatang) maka anaknya bisa mengalami fobia reptil.[5]
Sosioekonomi
Fobia spesifik juga dilaporkan lebih tinggi pada populasi dengan tingkat pendidikan rendah dan tingkat sosioekonomi yang kurang. Hal ini diduga terjadi karena populasi ini umumnya tidak mampu mengendalikan atau mencegah timbulnya stressor lingkungan dan sosial.[7]