Prognosis Fobia Spesifik
Prognosis fobia spesifik tergantung pada tingkat gangguan fungsi yang ditimbulkan, namun umumnya relatif baik bila pasien mendapatkan terapi adekuat. Bila tidak mendapatkan penanganan, gangguan ini bisa berlangsung seumur hidup dan menimbulkan komplikasi yang menyebabkan hambatan fungsional pada pasien. Beberapa contoh fobia spesifik antara lain aerophobia (fobia terbang), arachnophobia (fobia laba-laba), acrophobia (fobia ketinggian), dan ophidiophobia (fobia ular).[5]
Komplikasi
Pasien dengan fobia spesifik sering mengalami komorbiditas gangguan cemas lain, gangguan mood, dan penyalahgunaan alkohol. Komorbiditas bisa berupa gangguan panik dengan agorafobia, gangguan kecemasan sosial, gangguan cemas menyeluruh, episode depresi berat, dan gangguan bipolar.[5] Adanya komorbiditas tersebut akan meningkatkan kecenderungan pasien untuk melakukan percobaan bunuh diri.[2]
Perilaku menghindar pada pasien dengan fobia spesifik juga bisa menyebabkan mereka kehilangan ketrampilan, kesempatan belajar, berinteraksi sosial, dan menurunkan kualitas hidupnya.[5,12]
Prognosis
Dengan penatalaksanaan yang baik, pasien dengan fobia spesifik umumnya dapat mengatasi kecemasan yang dialami. Respon yang buruk terhadap terapi dapat disebabkan oleh kepatuhan, motivasi, atau pemahaman yang kurang tentang prosedur pengobatan.[5,6]
Bila tidak ditangani, fobia spesifik bisa berlangsung bertahun-tahun dan merupakan prediktor kuat bagi timbulnya gangguan mental lain, seperti gangguan cemas, gangguan mood, dan penyalahgunaan zat.[7]