Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Fobia Spesifik general_alomedika 2022-02-11T14:05:33+07:00 2022-02-11T14:05:33+07:00
Fobia Spesifik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Fobia Spesifik

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Patofisiologi fobia spesifik dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara faktor biologis, psikologis, dan sosial atau lingkungan. Fobia spesifik berkaitan dengan ketakutan yang terbatas, terus-menerus, dan tidak masuk akal terhadap objek atau situasi tertentu. Beberapa contoh fobia spesifik adalah ophidiophobia (fobia ular), arachnophobia (fobia laba-laba), acrophobia (fobia ketinggian), dan aerophobia (fobia terbang) [5]

Neurobiologis

Penelitian neuroimaging menemukan beberapa jaras neuroanatomi terlibat dalam patofisiologi fobia spesifik. Pada fobia spesifik ditemukan adanya hiperaktivitas struktur yang berhubungan dengan respon emosi negatif, yaitu amigdala dan insula. Peningkatan aktivitas juga ditemukan di bed nuclei of striae terminalis (BNST) dan korteks cinguli anterior kanan sebagai area yang merespon ancaman yang tidak bisa diprediksi sebelumnya.

Untuk fobia dengan stimulus visual dilaporkan bahwa reaksi fobik akan mengaktivasi area pengenalan objek (object recognition) di otak dan deaktivasi area prefrontal yang secara kognitif mengendalikan area-area yang memicu emosi (emotion triggering) seperti amigdala.

Penelitian lain juga menunjukkan adanya perubahan volume white dan gray matter otak pada pasien dengan fobia spesifik. Namun temuan ini sangat tergantung dengan jenis fobia dan masih belum jelas. Misalnya, pasien dengan fobia dental mempunyai volume gray matter yang lebih besar pada area yang memproses emosi (girus cinguli anterior subgenu dekstra, insula sinistra, korteks orbitofrontal sinistra, dan korteks prefrontal sinistra) dibandingkan pasien dengan fobia ular.[5]

Faktor Kognitif

Pasien dengan fobia spesifik mempunyai bias atensi terhadap informasi-informasi yang berhubungan dengan ancaman, termasuk peningkatan kemampuan deteksi ancaman, serta distorsi persepsi dan kognisi yang sesuai dengan fobianya. Meskipun hal ini bukan menjadi penyebab fobia, namun hal ini yang menyebabkan fobia terus menerus berlangsung. Bias atensi diperkirakan merupakan akibat dari proses neurobiologis yang dijelaskan di atas.[5]

Faktor Sosial dan Lingkungan

Proses learning merupakan salah satu proses yang terlibat dalam patofisiologi terjadinya fobia spesifik. Ada 3 jalur yang berperan:

  • Conditioning langsung lewat pengalaman traumatik pada situasi fobik yang menimbulkan kesakitan atau ketakutan (misalnya digigit anjing atau terlibat dalam kecelakaan)

  • Belajar dari observasi langsung terhadap orang lain yang seolah-olah terjadi pada dirinya sendiri, berupa mengamati orang lain ketakutan dalam situasi fobik
  • Melalui transmisi informasi, yaitu belajar untuk menjadi ketakutan berdasarkan informasi verbal yang didapatkan dari orang lain atau dari media[5,6]

Jalur Evolusi

Beberapa respon takut atau cemas muncul tanpa adanya pemicu. Hal ini diperkirakan karena manusia secara alami takut pada hal-hal ini. Rasa takut alami ini yang menyebabkan beberapa individu bisa dengan mudah mengalami ketakutan berlebihan terhadap suatu objek sehingga timbul fobia.[5]

Referensi

5. McCabe R. Specific phobia in adults: Epidemiology, clinical manifestations, course and diagnosis. UpToDate, 2021. https://www.uptodate.com/contents/specific-phobia-in-adults-epidemiology-clinical-manifestations-course-and-diagnosis
6. Samra CK, Abdijadid S. Specific Phobia. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499923/

Pendahuluan Fobia Spesifik
Etiologi Fobia Spesifik

Artikel Terkait

  • Pengaruh Durasi Tidur Anak pada Risiko Gangguan Jiwa
    Pengaruh Durasi Tidur Anak pada Risiko Gangguan Jiwa
  • Efek Terapi Plasebo pada 9 Gangguan Psikiatri – Telaah Jurnal Alomedika
    Efek Terapi Plasebo pada 9 Gangguan Psikiatri – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
dr.Peter Fernando
Dibuat 07 September 2023, 08:46
Mnemonic #34 : Gejala Agorafobia
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
R - Rasa takut berlebihan akan Ruang terbuka atau keramaianA - Avoidance behavior (perilaku menghindar)M - Merasa kebingungan atau Mudah panikA - Anxiety...
dr.Tri Ratnawati
Dibuat 17 Juli 2023, 06:41
Mnemonic fobia
Oleh: dr.Tri Ratnawati
0 Balasan
F-Fearing- Ketakutan yang dialami seorang individuO-Object- objek yang sering dijumpai dalam fobia spesifik seperti air, kuman, kucing, anjing, api, dkkB-...
dr. Reren Ramanda
Dibalas 27 Desember 2021, 12:55
Terapi kasus Fobia pada pasien anak
Oleh: dr. Reren Ramanda
7 Balasan
Alo dokter, izin bertanya, apakah fobia yang dialami oleh anak-anak itu perlu untuk diterapi atau akan membaik seiring perkembangan emosional anak tersebut?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.