Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Inhalant Use Disorder general_alomedika 2022-06-15T14:53:55+07:00 2022-06-15T14:53:55+07:00
Inhalant Use Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Inhalant Use Disorder

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Inhalant use disorder atau gangguan penyalahgunaan zat inhalan adalah kelompok gangguan mental yang heterogen akibat penyalahgunaan zat-zat pelarut, lem, cat, bahan bakar, atau zat-zat yang mudah menguap lainnya.[1,2] Yang dimaksud sebagai zat inhalan adalah golongan hidorkarbon volatil yang umumnya mengandung senyawa sejenis toluene, xylene, hexane, trichloroethylene, trichloroethane, benzene, dan nitrit oksida.[3]

Metode penyalahgunaan zat ini di kalangan pecandu terkenal dengan istilah “ngelem”. Metode ini dilakukan dengan cara menghirup dalam-dalam zat volatil yang telah ditempatkan dalam wadah kecil, kantong plastik, atau disemprotkan pada kain.

Inhalant Use Disorder-min Sumber Gambar: Pavel V.Khon, Shutterstock, 2020.

Zat-zat inhalan merupakan depresan sistem saraf pusat. Namun, mekanisme zat-zat ini menyebabkan adiksi masih belum diketahui secara pasti. Penyalahgunaan zat inhalan bisa menimbulkan kerusakan organ, termasuk gagal ginjal dan hepar, komorbiditas gangguan mental lainnya, hingga kematian.[1-3]

Diagnosis gangguan ini relatif sulit karena umumnya pasien tidak secara sukarela mengungkapkan masalah penyalahgunaan zat. Anamnesis dan pemeriksaan yang cermat bisa mengarahkan kecurigaan ke inhalant use disorder. Kriteria diagnosis yang digunakan saat ini adalah berdasarkan DSM 5 atau ICD 11.[4,5]

Hingga kini belum ada obat khusus yang ditujukan untuk pengelolaan inhalant use disorder. Penatalaksanaan umumnya melibatkan kombinasi psikoterapi dan farmakoterapi. Pada kebanyakan kasus, pasien datang dalam kondisi paparan kronis, bukan dalam intoksikasi akut. Meski demikian, pada pasien yang mengalami intoksikasi akut akibat paparan dalam jumlah besar, harus dilakukan stabilisasi. Apabila terdapat indikasi, dapat dilakukan pemberian karbon aktif dan bilas lambung.[1-3,6]

Edukasi pasien merupakan bagian penting pengelolaan karena keterlibatan pasien dan keluarga yang aktif akan membantu mencegah kekambuhan. Banyak pengguna mengira bahwa inhalant use disorder tidak berbahaya seperti penyalahgunaan zat lainnya, padahal gangguan ini dapat menimbulkan kerusakan permanen hingga kematian.[1-3]

Referensi

1. Brannon GE. Inhalant-Related Psychiatric Disorders: Background, Pathophysiology, Epidemiology. Medscape, 2021.
2. Storck M, Black L, Liddell M. Inhalant Abuse and Dextromethorphan. Child Adolesc Psychiatr Clin N Am. 2016 Jul;25(3):497-508. doi: 10.1016/j.chc.2016.03.007. PMID: 27338970.
3. Crossin R, Qama A, Andrews ZB, Lawrence AJ, Duncan JR. The effect of adolescent inhalant abuse on energy balance and growth. Pharmacol Res Perspect. 2019;7(4):e00498. Published 2019 Jul 30. doi:10.1002/prp2.498
4. APA. Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). Arlington VA: American Psychiatric Publishing; 2013.
5. WHO. International Classification of Disease 11 for Mortality and Morbidity Statistic. 2019 https://icd.who.int/browse11/l-m/en
6. Nguyen J, O'Brien C, Schapp S. Adolescent inhalant use prevention, assessment, and treatment: A literature synthesis. Int J Drug Policy. 2016 May;31:15-24. doi: 10.1016/j.drugpo.2016.02.001. Epub 2016 Feb 18. PMID: 26969125.

Patofisiologi Inhalant Use Disorder
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 20 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 19 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.