Etiologi Inhalant Use Disorder
Etiologi inhalant use disorder atau gangguan penyalahgunaan zat inhalan adalah adiksi terhadap zat volatil, seperti toluene, xylene, hexane, trichloroethylene, trichloroethane, dan benzene. Populasi anak dan remaja lebih rentan mengalami gangguan ini. Adanya stressor psikososial dan mekanisme koping yang buruk juga berpengaruh pada kecenderungan mengalami inhalant use disorder.
Alasan penggunaan zat inhalan yang sering diekspresikan pengguna adalah coba-coba, kebosanan, tekanan teman sebaya, rasa ingin tahu, pembangkangan, dan mencari kesenangan.[3,6,8]
Jenis Zat Inhalan
Kebanyakan individu yang rentan mengalami adiksi berkembang mengalami inhalant use disorder karena zat inhalan relatif mudah didapatkan, murah, bisa dibeli secara legal, mudah disembunyikan, dan mudah digunakan. Identification of the hydrocarbon compound provides key information regarding the expected toxic effects. Pada inhalant use disorder, pengguna umumnya mengalami adiksi terhadap zat seperti hidrokarbon, nitrat oksida, dan alkil nitrit.
Hidrokarbon
Hidrokarbon dikategorikan berdasarkan struktur dan dibagi menjadi tiga kategori: alifatik, aromatik, dan halogenasi.
Hidrokarbon alifatik:
Senyawa alifatik termasuk butana, propana, minyak tanah, dan minyak segel mineral. Bensin adalah campuran hidrokarbon alifatik yang juga dapat mengandung zat lain, seperti xilena, toluena, benzena, naftalena, atau timbal.
Hidrokarbon aromatik:
Hidrokarbon aromatik digunakan sebagai pelarut industri; benzena, toluena, dan xilena paling sering ditemui. Toluena ditemukan di sejumlah besar produk rumah tangga termasuk lem, perekat, cat akrilik, pengencer cat, dan produk otomotif.
Hidrokarbon halogenasi:
Hidrokarbon halogenasi termasuk hidrokarbon terfluorinasi, seperti freon, dan hidrokarbon terklorinasi. Kelompok ini digunakan sebagai pelarut, pembersih keyboard komputer, penghilang noda, dan dalam industri dry cleaning. Freon banyak digunakan sebagai pendingin, propelan, dan alat pemadam kebakaran.[11,12]
Nitriat Oksida
Beberapa contoh di mana nitrous oxide (N2O) atau nitrat oksida dapat ditemukan oleh pengguna zat inhalansia adalah: propelan dalam kaleng krim kocok, penguat daya di mobil dan sepeda motor, dan sebagai obat penenang untuk prosedur medis dan gigi yang menyakitkan. Zat ini biasanya dihirup dari balon. Toksisitas neurologis, hematologi, dan reproduksi dapat terjadi akibat paparan N2O.[11]
Nitrit
Alkil nitrit dapat ditemukan di pewangi ruangan dan biasanya dihirup langsung dari wadahnya. Selain itu, uap nitrit sangat mudah terbakar, dan luka bakar serius dapat terjadi jika zat tersebut bersentuhan dengan rokok, pemantik api, atau nyala api terbuka lainnya..[11]
Metode Penggunaan
Metode penggunaan zat inhalan antara lain:
Bagging: menghirup uap dari tas
Huffing: meletakkan kain yang dibasahi dengan zat di atas mulut atau hidung
- Mengendus dan mendengus: menghirup langsung dari wadah
Intoksikasi zat inhalan terjadi dalam hitungan detik dan berlangsung selama 15-60 menit. Efek positif yang dihasilkan antara lain euforia, kegembiraan, melayang, dan perasaan kuat. Efek negatif antara lain pusing, bicara cadel, dan ataksia.[3,6,8]
Faktor Risiko
Faktor yang meningkatkan risiko terjadinya masalah penyalahgunaan zat inhalan adalah tipe kepribadian yang impulsif dan cenderung melakukan perilaku berisiko. Misalnya, pada remaja dengan conduct disorder dan orang dengan kepribadian antisosial. Faktor risiko lainnya adalah adanya konflik dalam keluarga, pengawasan orangtua yang kurang, dan riwayat mengalami trauma psikologis.[3,6,8]