Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Inhalant Use Disorder general_alomedika 2022-06-15T15:26:26+07:00 2022-06-15T15:26:26+07:00
Inhalant Use Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Inhalant Use Disorder

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Data epidemiologi inhalant use disorder atau gangguan penyalahgunaan zat inhalan secara global masih cukup terbatas. Dalam sebuah studi lokal pada 43 anak jalanan kota Makasar, dilaporkan prevalensi mencapai 67,4% dari subjek studi. Pada kalangan pengguna, gangguan ini disebut sebagai ‘ngelem’ karena zat inhalan yang umum dipakai adalah lem, pelarut, cat, dan bahan bakar.[1,9]

Global

Di Amerika Serikat, sekitar 11% remaja menyalahgunakan zat inhalan. Angka ini dilaporkan berkurang seiring bertambahnya usia. Dari keseluruhan populasi, diperkirakan 6% telah mencoba huffing setidaknya sekali. Zat inhalan menyumbang 1% dari kematian akibat zat di Amerika Serikat.[1]

Laporan lain di bagian utara Rusia menunjukkan prevalensi gangguan ini pada remaja laki-laki sebesar 6,1% dan remaja perempuan sebesar 3,4%.[10]

Indonesia

Belum ada penelitian yang mengukur prevalensi gangguan ini di Indonesia. Sebuah penelitian lokal di Makassar pada tahun 2016 menyebutkan bahwa prevalensi gangguan penyalahgunaan zat inhalasi di kalangan anak jalanan berumur 15-18 tahun mencapai 67,4%. Kejadian ini sebesar 95,3% dialami remaja laki-laki.[9]

Mortalitas

Penggunaan inhalan berpotensi menyebabkan kematian. Telah diperkirakan sekitar 100-125 kematian per tahunnya terjadi akibat penyalahgunaan zat inhalan di Amerika Serikat. Angka mortalitas di Indonesia masih belum jelas.

Inhalant use disorder dapat menyebabkan fatalitas akibat anoksia, disfungsi jantung, reaksi alergi ekstrem, cedera berat pada paru, ataupun depresi sistem saraf pusat. Pada paparan jangka panjang, dapat terjadi gagal hati, gagal ginjal, dan tumor hati. Jika dipakai oleh ibu hamil, dapat timbul Fetal Solvent Syndrome (FSS) dan kematian janin.

Perubahan white matter difus dan ireversibel dapat terjadi dan berujung pada defisit fungsional yang signifikan. Pengguna inhalan juga mengalami peningkatan risiko ide dan upaya bunuh diri, gangguan mood, kecemasan, dan gangguan kepribadian.[6]

Referensi

1. Brannon GE. Inhalant-Related Psychiatric Disorders: Background, Pathophysiology, Epidemiology. Medscape, 2021.
6. Nguyen J, O'Brien C, Schapp S. Adolescent inhalant use prevention, assessment, and treatment: A literature synthesis. Int J Drug Policy. 2016 May;31:15-24. doi: 10.1016/j.drugpo.2016.02.001. Epub 2016 Feb 18. PMID: 26969125.
9. Azriful, Ibrahim IA, Sulaiman Y. Gambaran Pengguna Narkoba Inhalasi (Ngelem) Pada Anak Jalanan di Kota Makassar Tahun 2015. Al-Sihah : Public Health Science Journal 2016;8:13. https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Al-Sihah/article/view/2153
10. Koposov R, Stickley A, Ruchkin V. Inhalant use in adolescents in northern Russia. Soc Psychiatry Psychiatr Epidemiol 2018;53:709–16.

Etiologi Inhalant Use Disorder
Diagnosis Inhalant Use Disorder
Diskusi Terbaru
dr. Siti Wahida Aminina
Dibalas kemarin, 13:41
Sertifikat dr alomedika di tolak di plafom skp
Oleh: dr. Siti Wahida Aminina
2 Balasan
Izin bertanya, adakah sertifikat dokter dokter di tolak dr flatfom skp, kenapa ya? Apa salah masukkan data apa gimana?
dr. Eunike
Dibalas 23 jam yang lalu
Tinea di groin yang berulang - ALOPALOOZA Dermatologi
Oleh: dr. Eunike
2 Balasan
Alo Dok. Pasien perempuan 40 tahun dengan keluhan gatal dan rash di selangkangan berulang, apakah perlu salep antijamur kombinasi dengan steroids, ya, karena...
dr.Eurena Maulidya Putri P
Dibalas 22 jam yang lalu
Ikuti Webinar ber-SKP Kemkes - Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium - Selasa, 27 Mei 2025, Pukul 11.00 – 12.30 WIB
Oleh: dr.Eurena Maulidya Putri P
3 Balasan
ALO Dokter!Ikuti Webinar Alomedika ber-SKP Kemkes "Cegah Preeklamsia dengan Suplementasi Kalsium" untuk mempelajari seberapa efektif kalsium dalam mencegah...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.