Edukasi dan Promosi Kesehatan Schizophrenia
Edukasi dan promosi kesehatan pada pasien dengan schizophrenia atau skizofrenia terutama bertujuan untuk memastikan kepatuhan pasien. Edukasi pasien mencakup penyakit dan pengobatannya, serta pentingnya kepatuhan untuk mencegah timbulnya komplikasi, sehingga pasien mau mengonsumsi obat secara teratur.[6]
Edukasi
Mengenai kepatuhan pasien, dokter perlu memberi edukasi bahwa menghentikan pengobatan secara tiba-tiba dapat membahayakan, karena gejala akan kambuh kembali dan bisa membahayakan dirinya sendiri serta orang lain.[6]
Jika pasien merasa tidak nyaman dengan pengobatan yang telah dijalani akibat efek sampingnya, hal tersebut perlu didiskusikan dengan dokter agar dapat diberikan obat yang dapat mengurangi efek samping tersebut.[6]
Pasien perlu diedukasi tentang gejala schizophrenia.Jika mulai mendengar suara-suara atau muncul gejala-gejala lainnya, segera memanggil dokter atau pergi ke pusat kesehatan terdekat. Apalagi, jika muncul pikiran untuk bunuh diri dan melukai orang lain. Selain itu, penggunaan zat seperti kokain dan amfetamin dan alkohol perlu dihindari karena dapat memperburuk gejala.[6]
Pencegahan
Pencegahan sekunder pada pasien schizophrenia perlu dilakukan karena penatalaksanaan tidak bersifat kuratif, dan hanya mengurangi gejala, serta meningkatkan fungsi kognitif dan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Pencegahan ini dapat diberikan kepada pasien dan keluarganya, karena keluarga merupakan faktor utama kesembuhan pada schizophrenia. Pencegahan dilakukan dengan melibatkan anggota keluarga dalam penanganan schizophrenia, reduksi stres, aktivitas sosial dan fisik, serta penilaian risiko bunuh diri.
Pelibatan Anggota Keluarga dalam Penanganan Schizophrenia
Menurut sebuah metaanalisis, intervensi anggota keluarga dapat meningkatkan emosi yang erat dalam keluarga, mengurangi relaps dan angka rawat inap pada pasien. Hal ini harus dimulai dengan pengenalan seluruh aspek penyakit terhadap keluarga pasien dan bagaimana cara menghadapi pasien schizophrenia.
Reduksi Stres
Pasien schizophrenia perlu diberikan edukasi untuk menghindari stres dan mengelola stres yang tidak dapat dihindari. Ajarkan pasien terapi relaksasi dan metode manajemen stres, karena stres dapat memicu relaps penyakit.
Jika berada pada lingkungan yang memperlakukan pasien gangguan jiwa dengan buruk akibat stigma negatif, pasien perlu dibekali dengan nomor kontak layanan kesehatan, nomor dokter, atau nomor darurat yang bisa dihubungi untuk meminta pertolongan.
Aktivitas Sosial dan Fisik
Aktivitas sosial dan fisik dapat membantu pasien untuk mengurangi stres, mempertahankan harga dirinya, tidak merasa sendirian dan tetap sibuk. Walau demikian, pasien harus mendapat pelatihan keterampilan sosial dan dinilai mampu untuk bersosialisasi dengan orang lain terlebih dahulu sebelum pasien boleh melakukan aktivitas sosial yang melibatkan banyak orang.[16]
Pengenalan Risiko Bunuh Diri
Bunuh diri merupakan salah satu komplikasi schizophrenia. Edukasi pasien untuk segera menemui dokter jika memiliki ide atau dorongan untuk bunuh diri.
Pasien yang memiliki ide bunuh diri saat pengobatan harus dilakukan penanganan yang tepat untuk mencegah terjadinya bunuh diri, dimulai dengan penilaian/ stratifikasi risiko bunuh diri pada pasien.
Direvisi oleh: dr. Livia Saputra