Pendahuluan Bronkitis Akut
Bronkitis akut adalah inflamasi pada bronkus yang umumnya terjadi dalam jangka pendek, yakni kurang dari 3 minggu. Bronkitis akut terutama disebabkan oleh infeksi virus, antara lain virus influenza A dan B, virus parainfluenza, respiratory syncytial virus, coronavirus, adenovirus dan rhinovirus. Pada kasus yang jarang, bronkitis akut dapat juga disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Mycoplasma pneumoniae dan Streptococcus pneumoniae.[1,2]
Diagnosis bronkitis akut umumnya dapat ditegakkan secara klinis berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. Bronkitis akut ditandai dengan gejala utama batuk persisten awitan akut dengan atau tanpa produksi sputum. Gejala non-spesifik saluran pernapasan akut lain dapat menyertai gejala utama, seperti sesak napas, demam, dan lesu.
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan peningkatan suhu, takikardia, eritema faring, limfadenopati terlokalisir, rinorea, ronki kasar, wheezing, pemanjangan fase ekspirasi atau tanda obstruktif lainnya. Tidak ada pemeriksaan penunjang spesifik untuk menegakkan diagnosis definitif bronkitis akut. Pemeriksaan penunjang, seperti rontgen toraks dan kultur, dilakukan jika ditemukan tanda pneumonia, pasien usia >75 tahun, atau pada pasien dengan gangguan neurokognitif.[1-3]
Penatalaksanaan bronkitis akut terutama bersifat suportif dan simtomatik. Antivirus atau antibiotik tidak diberikan secara rutin. Antivirus dapat dipertimbangkan jika ada gejala berat akibat infeksi virus influenza atau coronavirus. Sementara itu, antibiotik hanya direkomendasikan jika terbukti bronkitis disebabkan infeksi bakteri, seperti pada pertusis atau perluasan infeksi menjadi pneumonia.[1,2]
Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggita