Penatalaksanaan Nyeri Punggung Bawah
Meski nyeri punggung bawah kemungkinan besar tidak mengancam nyawa, penatalaksanaan tetap diperlukan karena kondisi ini sangat mempengaruhi kualitas hidup. Saat ini, ada beragam jenis modalitas yang digunakan untuk penatalaksanaan nyeri punggung bawah, termasuk latihan peregangan, analgesik, dan pelemas otot.
Dalam melakukan terapi untuk nyeri punggung bawah, dokter harus terlebih dahulu memastikan tidak adanya kondisi penyebab yang serius, seperti sindrom cauda equina, dengan melakukan skrining tanda bahaya pada pasien.[1-4,9]
Medikamentosa
Penggunaan obat-obatan untuk nyeri punggung bawah kronis disarankan hanya untuk jangka pendek, misalnya saat eksaserbasi akut. Hal ini karena sifat dari terapi medikamentosa adalah meredakan gejala, bukan penyebab dasar nyeri. Selain itu, penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan banyak efek samping.[1-4,9]
Obat Oral
Penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) selektif direkomendasikan dalam tata laksana nyeri punggung bawah sebagai terapi simptomatik. Obat yang dapat digunakan misalnya naproxen dan diklofenak.
Obat lain yang juga sering digunakan adalah opioid, tetapi terdapat beberapa studi yang menunjukkan keterbatasan efikasinya. Selain itu, opioid juga berkaitan dengan berbagai efek samping, termasuk risiko penyalahgunaan.
Obat lain yang sering digunakan adalah obat pelemas otot. Meski demikian, bukti yang mendukung efikasinya masih terbatas. Contoh obat pelemas otot yang bisa digunakan adalah eperisone.
Obat antidepresan yang telah diteliti efektivitasnya adalah golongan trisiklik. Gabapentin meringankan gejala jangka pendek pada pasien dengan radikulopati. Selective serotonin reuptake inhibitors (SNRIs) dan obat antiepilepsi, seperti pregabalin, belum terbukti untuk membantu pasien nyeri punggung bawah kronis.[1-4,9]
Obat Topikal
Obat topikal adalah pilihan yang aman untuk meredakan gejala nyeri punggung bawah. Obat yang bisa digunakan contohnya capsaicin dan lidocaine topikal.[1-4,9]
Tabel 1. Medikamentosa untuk Nyeri Punggung Bawah
Kelas | Obat | Dosis |
Obat anti-inflamasi non steroid (OAINS) | Aspirin | 325-650 mg setiap 4-6 jam |
Naproxen | 250-550 mg setiap 12 jam | |
Ibuprofen | 400-800 mg setiap 6-8 jam | |
Diclofenac | 50 mg setiap 8 jam | |
Indomethacin | 25-50 mg setiap 8-12 jam | |
Meloxicam | 7,5-15 mg sekali sehari | |
Celecoxib | 200 mg sekali sehari | |
Sediaan topikal | Capsaicin | Patch 0,025%, 0,03%, 0,0375%; maksimal 4 patch per hari |
Lidocaine | Patch 4% atau 5% per 12 jam ATAU salep 3-4 kali per hari | |
Pelemas otot | Cyclobenzapine | 5-10 mg setiap 8 jam |
Methocarbamol | 750 mg setiap 6-8 jam | |
Tizanidine | 2-4 mg setiap 6-12 jam | |
Opioid | Oxycodone | 5 mg setiap 4 jam (pasien naif opioid) |
Oxycodone/paracetamol | 10-15 mg setiap 3 jam (pasien toleran opioid) | |
Hydrocodone/paracetamol | 5 mg setiap 4 jam (pasien naif opioid) 5-10 mg setiap 3 jam (pasien toleran opioid) | |
Tramadol | 50 mg setiap 6-8 jam |
Sumber: Michael Sintong Halomoan, Alomedika, 2023.[9]
Terapi Injeksi
Terapi berupa injeksi anestesi, kortikosteroid, atau obat lain dapat dilakukan langsung pada jaringan lunak, sendi facet, radiks saraf, atau epidural. Injeksi pada spinal bukan merupakan pilihan pertama, tetapi mungkin bermanfaat mengatasi nyeri akut atau eksaserbasi nyeri kronis. Injeksi plasebo juga dilaporkan bermanfaat.
Beberapa contoh terapi injeksi spinal adalah blok intra-artikuler facet, blok medial branch, neurotomi radiofrekuensi medial branch, injeksi sendi sacroilliaca, injeksi epidural, adhesiolisis epidural, hingga vertebroplasti.[1-4,9]
Pembedahan
Terapi pembedahan dapat menjadi pilihan pada etiologi tertentu, seperti vertebra tidak stabil yang berbahaya secara neurologis akibat trauma, spondilolistesis, dan infeksi spinal. Pembedahan juga bisa bermanfaat pada kondisi adanya defisit neurologis progresif akibat kelainan struktur anatomis, seperti herniasi diskus, keganasan, fraktur, deformitas, atau stenosis berat.[1-4,9]
Latihan
Terdapat berbagai latihan yang dapat menjadi pilihan terapi suportif nyeri punggung bawah, termasuk latihan umum dan peningkatan ketahanan otot.
Latihan Umum
Latihan umum adalah latihan yang bertujuan mengembalikan atau meningkatkan kekuatan dan ketahanan kelompok otot pada batang tubuh, ekstremitas atas, dan ekstremitas bawah, termasuk latihan untuk mobilitas, fleksibilitas, dan aerobik.[2,3,10,11]
Latihan Lainnya
Latihan peningkatan kekuatan dan ketahanan otot batang tubuh bertujuan untuk mengembalikan atau meningkatkan kekuatan, ketahanan, atau tenaga kelompok otot batang tubuh.
Latihan kontrol gerakan bertujuan untuk mengubah, mengembalikan, atau melatih kembali kontrol terhadap pergerakan fungsional, dengan umpan balik mengenai pola gerakan.
Latihan aerobik bertujuan untuk mengembalikan atau meningkatkan kapasitas atau efisiensi sistem kardiovaskuler.
Latihan multimodal menggabungkan dua atau lebih latihan yang dijelaskan sebelumnya.[2,3,10,11]
Tabel 2. Pilihan Latihan Pada Berbagai Kondisi Nyeri Punggung Bawah
Kondisi Nyeri Punggung Bawah | Latihan |
Nyeri punggung bawah akut | Latihan umum |
Aktivasi otot spesifik pada batang tubuh | |
Nyeri punggung bawah akut dengan nyeri tungkai | Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot batang tubuh |
Aktivasi otot spesifik pada batang tubuh | |
Nyeri punggung bawah kronik | Latihan umum atau multimodal |
Peningkatan kekuatan dan ketahanan otot batang tubuh | |
Aktivasi otot spesifik pada batang tubuh | |
Aerobik | |
Nyeri punggung bawah kronik dengan nyeri tungkai | Aktivasi otot spesifik pada batang tubuh |
Kontrol gerakan | |
Nyeri punggung bawah kronik dengan gangguan kontrol gerakan | Aktivasi otot spesifik pada batang tubuh |
Kontrol gerakan | |
Nyeri punggung bawah kronik pada lanjut usia >60 tahun | Latihan umum |
Nyeri punggung bawah post-operatif | Latihan umum |
Sumber: Michael Sintong Halomoan, Alomedika, 2023.[10]
Fisioterapi
Manual merupakan intervensi yang dilakukan langsung oleh fisioterapis dalam upaya mengurangi nyeri dan disabilitas akibat nyeri punggung bawah.[2,3,10]
Mobilisasi Sendi
Mobilisasi sendi merupakan gerakan terampil pasif yang dilakukan oleh fisioterapis dalam kecepatan dan amplitudo yang bervariasi pada daerah pergerakan sendi. Teknik dapat berupa thrust dan non-thrust.[2,3,10]
Mobilisasi Jaringan Lunak
Mobilisasi jaringan lunak merupakan gerakan terampil pasif yang dilakukan oleh fisioterapis pada jaringan lunak, termasuk fascia, otot, dan ligamen. Teknik termasuk myofascial release, terapi trigger point, atau strain/counterstrain.[2,3,10]
Mobilisasi Jaringan Saraf
Mobilisasi jaringan saraf merupakan Gerakan terampil yang dilakukan oleh fisioterapis untuk meningkatkan keseimbangan pergerakan jaringan sekitar saraf.[2,3,10]
Manual Lainnya
Pijat adalah teknik menggunakan tangan yang meningkatkan relaksasi pada otot. Selain itu, bisa digunakan dry needle, yakni intervensi menggunakan jarum filiform tipis untuk menembus kulit dan merangsang trigger point miofasial serta jaringan otot dan ikat sebagai manajemen nyeri dan gangguan pergerakan.[2,3,10]
Tabel 3. Pilihan Manual Pada Berbagai Kondisi Nyeri Punggung Bawah
Kondisi nyeri punggung bawah | Manual |
Nyeri punggung bawah akut | Mobilisasi sendi |
Pijat | |
Mobilisasi jaringan lunak | |
Nyeri punggung bawah kronik | Mobilisasi sendi |
Mobilisasi jaringan lunak | |
Pijat | |
Dry needle | |
Mobilisasi jaringan saraf |
Sumber: Michael Sintong Halomoan, Alomedika, 2023.[10]
Penulisan pertama oleh: dr. Graciella N T Wahjoepramono