Edukasi dan Promosi Kesehatan Disfagia
Edukasi dan promosi kesehatan perlu dilakukan kepada pasien disfagia, beserta dengan keluarga yang merawat. Disfagia lebih sering ditemukan pada pasien usia lanjut, sehingga keluarga dan pengasuh harus memantau apakah disfagia menyebabkan malnutrisi dan dehidrasi.[1,3,4]
Edukasi Pasien
Perlu dijelaskan bahwa disfagia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, sehingga pemeriksaan lebih lanjut akan diperlukan untuk menegakkan diagnosis dan menentukan terapi yang tepat. Tata laksana yang dipilih akan disesuaikan dengan penyakit dasarnya.
Pasien dan keluarganya perlu dijelaskan mengenai berbagai komplikasi yang mungkin terjadi. Kondisi yang perlu diwaspadai adalah terjadinya aspirasi, malnutrisi, dan dehidrasi. Risiko terjadinya komplikasi dapat diminimalisir dengan melakukan beberapa poin berikut ini:
- Makan dalam posisi tegak
- Tidak makan sambil bicara
- Rutin melakukan latihan rehabilitasi untuk menguatkan otot-otot yang berperan dalam proses deglutinasi
- Konsumsi makanan tinggi kalori[1]
Modifikasi Diet
Memodifikasi tekstur makanan padat dan konsistensi cairan dapat meningkatkan keamanan dan asupan makanan, sehingga mencegah komplikasi malnutrisi dan dehidrasi. Tergantung tingkat keparahan gejala, pasien dapat diedukasi untuk mengonsumsi makanan mulai dari tekstur encer, kental, puree, cincang, hingga sama seperti makanan biasa.
Pada kondisi yang lebih berat, sampaikan keperluan pemberian asupan melalui selang nasogastrik untuk mencegah dehidrasi dan malnutrisi.[3,4,22]
Upaya Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
Beberapa faktor risiko kondisi disfagia adalah neuromuskular, seperti stroke, lansia (presbyphagia), pengguna obat-obatan, dan pasca tindakan medis. Oleh karenanya, pasien dengan faktor risiko harus memahami cara pencegahan terjadi komplikasi, terutama aspirasi, malnutrisi, dan dehidrasi.[2,4,5,7,14]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini