Patofisiologi Infeksi Tindik Telinga
Patofisiologi infeksi tindik telinga melibatkan prosedur nonsteril dan tidak higienis saat melakukan tindikan, serta perawatan yang tidak adekuat. Risiko infeksi tindik telinga meningkat jika tindik dilakukan di kartilago telinga yang merupakan jaringan minim vaskularisasi.[1,3-5]
Infeksi Tindik Telinga Transkartilago
Dalam sebuah tinjauan sistematik pada pasien yang mengalami infeksi tindik telinga transkartilago, infeksi Pseudomonas aueruginosa dilaporkan sebagai penyebab tersering. Infeksi dapat terjadi dalam jangka waktu 2-4 minggu setelah tindik.
Perikondrium merupakan lapisan jaringan ikat padat yang mengelilingi tulang rawan dan berfungsi memfasilitasi pertumbuhan dan perbaikan tulang rawan. Trauma akibat tindik telinga dapat menyebabkan fraktur mikro pada kartilago, mengakibatkan devaskularisasi dan nekrosis.
Pasokan darah yang sedikit ke area ini juga membuatnya sangat rentan terhadap infeksi meskipun teknik tindik telinga sudah aseptik. Selanjutnya, nekrosis yang dialami akan menimbulkan deformitas kosmetik. Jika hematoma terkumpul di area ini, akan timbul deformitas yang dikenal dengan cauliflower ear.
Infeksi yang tidak diterapi akan menimbulkan infeksi pada jaringan lunak di sekitarnya, menyebabkan selulitis atau pembentukan abses.[1-4]