Diagnosis Otitis Eksterna
Diagnosis otitis eksterna ditegakkan secara klinis dimana terdapat otalgia yang memberat dengan manipulasi pinna dan/atau tragus serta adanya edema dan eritema pada kanal auditorius eksterna.
Saat mendiagnosa otitis eksterna, sangat penting untuk memastikan adanya perforasi membran timpani, otitis media konkomitan. Kecurigaan adanya otitis eksterna maligna ataupun komplikasi dari otitis eksterna yang sudah terjadi, perlu diperiksa terutama pada pasien imunokompromais.[1,6,8]
Anamnesis
Gejala dapat bervariasi mulai dari rasa tidak nyaman ringan, gatal, dan edema minimal, hingga nyeri yang berat, obstruksi kanal komplit, dan keterlibatan pinna dan kulit di sekitarnya. Pasien juga bisa mengeluhkan demam, terutama jika inflamasi sudah menyebar keluar dari kanal auditori.
Pada anamnesis juga perlu ditanyakan hal-hal yang bisa menjadi faktor predisposisi, misalnya riwayat sering membersihkan telinga, berenang, atau penyakit dermatologi seperti psoriasis.[2]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan telinga bagian luar perlu dilakukan dengan teliti. Pemeriksaan dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi, dapat ditemukan adanya eritema, edema, penyempitan kanal auditori eksternal, discharge purulen atau serosa pada kanal. Membran timpani biasanya akan sulit dinilai karena tertutup kanal auditori eksternal yang inflamasi.
Lakukan palpasi pada daerah tragus, yaitu bagian anterior dari kanalis auditori atau lakukan traksi pada pinna. Pada otitis eksterna akan didapatkan nyeri saat traksi pinna atau penekanan pada tragus.
Pemeriksaan otoskopi perlu dilakukan untuk menilai kanal auditori eksternal dan membran timpani. Pemeriksaan pendengaran perlu dilakukan dengan menilai apakah terdapat tuli dengan menggunakan tes garputala. Pemeriksaan daerah leher juga perlu dilakukan untuk menilai apakah terdapat limfadenopati atau selulitis pada daerah wajah dan leher. Apabila dicurigai mengalami otitis eksterna maligna, sebaiknya melakukan pemeriksaan nervus kranialis.[3-5]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding otitis eksterna antara lain impaksi serumen, benda asing telinga, sindrom Ramsay Hunt, dan myringitis.
Impaksi Serumen
Impaksi serumen merupakan kondisi yang cukup umum ditemukan yang dapat menyebabkan rasa penuh pada telinga, nyeri, dan penurunan pendengaran. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya impaksi serumen di kanal auditori.
Benda Asing Telinga
Benda asing pada kanal auditori eksternal dapat menyebabkan keluhan penurunan pendengaran dan rasa penuh pada telinga. Pada pemeriksaan akan ditemukan benda asing, paling sering adalah fragmen dari cotton bud atau makanan.
Sindrom Ramsay Hunt
Ramsay Hunt Syndrome, merupakan herpes zoster oticus, yang disebabkan oleh reaktivasi virus Varicella Zoster. Keadaan ini biasanya disertai dengan gejala prodromal, dan pada keadaan yang berat dapat terjadi paralisis nervus fasialis dan tuli sensorineural.
Myringitis
Pada myringitis, didapatkan otalgia dan inflamasi membran timpani yang bisa disertai vesikel. Nyeri biasanya hebat, tetapi tidak ditemukan edema kanal auditori. Myringitis umumnya disebabkan otitis media akut atau infeksi virus. [2,4]
Pemeriksaan Penunjang
Pada otitis eksterna, pemeriksaan penunjang jarang diperlukan. Pewarnaan Gram dan kultur discharge bisa dilakukan pada pasien dengan status imunokompromais. Pewarnaan ini perlu dilakukan terutama ketika pengobatan adekuat tidak efektif. CT scan, MRI, atau bone scan dilakukan apabila dicurigai otitis eksterna maligna atau terdapat tanda erosi tulang.[4,8]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja