Panduan e-Prescription Otitis Eksterna
Panduan e-prescription otitis eksterna ini dapat digunakan oleh Dokter pada saat akan memberikan terapi medikamentosa secara online.
Otitis eksterna adalah radang pada kulit liang telinga, baik akut maupun kronis, yang bisa meluas hingga pinna atau membran timpani. Namun, umumnya otitis eksterna bersifat akut, di mana pasien berobat dengan keluhan dalam 48 jam. Penyebab otitis eksterna dapat akibat infeksi bakteri, jamur, atau virus, di mana yang terbanyak adalah bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas sp..[1]
Tanda dan Gejala
Manifestasi klinis yang umum ditemukan pada pasien otitis eksterna adalah:
- Otalgia, terutama saat daun telinga disentuh atau mengunyah
- Rasa penuh dan gatal di telinga
- Kadang dapat disertai penurunan pendengaran, nyeri rahang, tinnitus, dan keluar cairan bening atau keruh berbau[2,3]
Pada pemeriksaan fisik, akan timbul nyeri bila dilakukan palpasi pada area tragus atau traksi pada pinna, serta hiperemis dan edema pada liang telinga.[4]
Peringatan
Tetes telinga yang bersifat ototoksik, yaitu antibiotik golongan aminoglikosida (neomycin, gentamine), polymyxin-B, dan hydrocortisone, tidak boleh digunakan jika ada kecurigaan membran timpani tidak intak. Beberapa gejala perforasi membran timpani yang dapat dicurigai adalah otorea (terkadang disertai darah), penurunan pendengaran, tinitus, vertigo, dan riwayat otitis media supuratif.[2,5,9]
Sementara, tetes telinga yang tidak ototoksik adalah antibiotik golongan fluoroquinolones, misalnya ciprofloxacin dan ofloxacin. Oleh karena itu, obat tetes telinga ini dapat digunakan pada telinga dengan kecurigaan perforasi membran timpani.[9]
Setelah memakai tetes telinga ofloxacin, pasien dilarang berkendara atau melakukan kegiatan yang membutuhkan konsentrasi. Hal ini karena dapat menimbulkan keluhan pusing berputar.[6]
Penggunaan campuran tetes telinga polymyxin-B dengan kortikosteroid tidak diperbolehkan jika pasien sedang menderita herpes, varisela , atau campak.
Perhatian khusus atau rujukan perlu dilakukan apabila:
- Tanda dan gejala tidak membaik setelah 7 hari pasca pemakaian obat tetes telinga
- Otitis eksterna disertai komplikasi
- Otitis eksterna maligna, yang biasa terjadi pada pasien imunokompromais[3]
Pembersihan Liang Telinga
Debris di liang telinga perlu dibersihkan untuk membantu penetrasi obat tetes telinga. Namun, hal ini belum terbukti secara uji klinis. Pembersihan liang telinga sebaiknya dilakukan jika telinga sangat edema/bengkak. Jika liang telinga tidak terlalu bengkak, obat tetes telinga antibiotik kombinasi steroid dapat diberikan dahulu selama 3 hari, dan jika tidak ada perbaikan maka dianjurkan untuk tindakan pembersihan telinga.[9]
Selain itu, pasien dengan debris yang sangat banyak juga dapat dirujuk untuk tindakan pembersihan liang telinga.[8]
Pembersihan liang telinga dapat dilakukan dengan lavage suctioning atau pembersihan kering dengan bantuan otoskopi, di mana tindakan ini hanya dilakukan jika membran timpani terbukti intak. Oleh karena itu, pembersihan liang telinga sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh dokter, bukan oleh pasien sendiri.[8,9]
Medikamentosa
Penatalaksanaan otitis eksterna memerlukan antibiotik topikal tetes telinga dan analgesik untuk meredakan keluhan nyeri. Antibiotik sistemik hanya diberikan jika infeksi sangat berat.[3]
Pasien sebaiknya diberikan penjelasan cara aplikasi tetes telinga yang tepat, untuk menjamin keberhasilan terapi. Pasien harus menahan posisi kepala dalam keadaan miring selama 3‒5 menit setelah obat diteteskan, untuk memudahkan obat masuk ke bagian ujung liang telinga.
Cara aplikasi tetes telinga yang tepat dapat dilihat di channel youtube Alomedika ini https://www.youtube.com/watch?v=f_vHMETmvDY
Dewasa
Terapi otitis eksterna lini pertama adalah:
- Tetes telinga kombinasi: neomycin/polymyxin-B/hydrocortisone, diberikan 3‒4 tetes sebanyak 4 kali/hari selama 7 hari
Terapi lini kedua dapat dipilih salah satu obat tetes telinga berikut:
- Ciprofloxacin/hydrocortisone, 3‒4 tetes, 2 kali/hari, selama 7 hari
- Ciprofloxacin/dexamethasone, 3‒4 tetes, 2 kali/hari, selama 7 hari
Ofloxacin, 10 tetes, 1 kali/hari selama 7 hari, yang dapat digunakan pada kasus dengan dugaan perforasi membran timpani[2,3,5]
Anak
Pada anak, obat tetes telinga yang diberikan sama dengan dewasa, hanya dosis tetesnya yang berbeda, yaitu:
- Usia 6 bulan – 13 tahun: 5 tetes, 1 kali/hari, selama 7 hari
- Usia >13 tahun: sama dengan dosis dewasa[2,3,5]
Terapi Suportif
Terapi tambahan dapat diberikan untuk mengurangi keluhan otalgia, misalnya:
Paracetamol: dewasa 1.000 mg, anak 15 mg/kgBB/kali, diberikan maksimal 4 kali/hari
Ibuprofen: dewasa 400 mg, anak 20 mg/kgBB/hari, diberikan maksimal 4 kali/hari[2,5]
Pilihan Terapi pada Ibu Hamil dan Menyusui
Berdasarkan FDA, semua tetes telinga antibiotik di atas termasuk kategori C, sehingga dapat diberikan untuk ibu hamil jika manfaat lebih tinggi daripada risiko. Sementara, pada ibu menyusui, obat tetes telinga di atas dapat diberikan risiko yang dapat diabaikan untuk bayi menyusui.[7]