Edukasi dan Promosi Kesehatan Perforasi Membran Timpani
Edukasi dan promosi kesehatan pada perforasi membran timpani berfokus pada pengendalian etiologi yang sering mendasarinya, yaitu otitis media. Edukasi berupa menjaga telinga agar tetap kering dan menghindari faktor risiko perlu dilakukan pada pasien untuk mencegah perforasi yang berulang.
Edukasi Pasien
Edukasi diberikan pada pasien terkait kondisinya, yaitu terdapat lubang pada gendang telinga akibat infeksi ataupun trauma. Pasien diedukasi bahwa terdapat bagian-bagian tertentu dari gendang telinga yang dapat sembuh sendiri dalam waktu 3-4 minggu jika terdapat lubang, dan pasien tidak perlu khawatir. Namun, pasien harus menjaga agar telinga tetap kering sampai lubang pada gendang telinga sembuh.
Pada pasien yang telah mengalami perforasi membran timpani, pasien harus diedukasi untuk menjaga agar telinga tetap kering meski sudah sembuh, karena saluran telinga yang basah merupakan predisposisi terjadinya infeksi.[2]
Pasien juga diedukasi bahwa meski sebagian besar kasus lubang pada gendang timpani dapat sembuh sendiri, ada juga kasus dimana lubang menetap hingga 2 bulan lebih; pada kasus ini diperlukan koreksi dengan pembedahan. Pasien juga memerlukan evaluasi dan tindakan lebih lanjut dengan dokter spesialis THT apabila didapatkan penurunan pendengaran, atau lubang terdapat pada kuadran posterosuperior gendang telinga -- hal ini dikarenakan lubang pada bagian tersebut tidak dapat sembuh sendiri.[2]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Salah satu upaya pencegahan dan pengendalian perforasi membran timpani adalah dengan menghindari perilaku yang berisiko menyebabkan perforasi, seperti penggunaan cotton bud, jepit rambut, atau batang korek api untuk membersihkan telinga. Pengendalian penyakit ini juga dapat dititikberatkan pada manajemen otitis media yang baik.[2]