Etiologi Perforasi Membran Timpani
Etiologi perforasi membran timpani dapat berasal dari otitis media akut, otitis eksterna sekunder akibat Aspergillus niger, barotrauma akibat ledakan, tekanan negatif mendadak, dan trauma kepala.
Etiologi
Secara garis besar, perforasi membran timpani dapat disebabkan oleh infeksi dan/atau trauma.
Infeksi
Otitis media akut dan kronis merupakan penyebab utama perforasi membran timpani. Pada otitis media akut, risiko perforasi membran timpani meningkat bila disebabkan oleh S.pneumoniae strain pneumococcal dengan koinfeksi non-typeable Haemophilus influenzae. Selain itu, otitis media berulang juga meningkatkan risiko perforasi membran timpani.
Otitis eksterna jarang menyebabkan perforasi membran timpani. Jika terjadi, infeksi biasanya disebabkan oleh Aspergillus niger.[2,3,6]
Trauma
Perforasi membran timpani akibat trauma disebabkan oleh peningkatan tekanan yang terjadi secara mendadak pada telinga, seperti yang terjadi pada benturan/pukulan, barotrauma, menyelam, ledakan, atau irigasi kuat pada telinga.
Pada membran timpani yang tipis dan atrofi, manuver valsava yang kuat (seperti mengejan saat persalinan) dapat menyebabkan perforasi. Jenis trauma lain adalah trauma penetrasi (jepit rambut, batang korek api, saat proses pengambilan benda asing), fraktur tulang temporalis, kecelakaan lalu lintas, luka bakar kimia, dan cedera termal.[1,4,8]
Faktor Risiko
Faktor risiko perforasi membran timpani adalah riwayat operasi telinga sebelumnya, otitis eksterna berat, dan otitis media berulang. Pada suatu studi, didapatkan bahwa terdapat beberapa faktor risiko perforasi membran timpani spontan pada kasus otitis media akut, yaitu usia, pemberian antibiotik, dan adanya faktor penjamu.
Faktor Usia
Insidensi perforasi membran timpani akibat otitis media akut menurun pada anak yang lebih besar, yaitu dari 50% menjadi 15% pada anak usia di atas 8 tahun.
Pemberian Antibiotik
Pemberian antibiotik pada otitis media akut dilaporkan berkaitan dengan penurunan kemungkinan terjadinya komplikasi akibat otitis media akut, yaitu perforasi membran timpani spontan.
Faktor Pejamu
Anak yang pernah mengalami otitis media berulang lebih rentan mengalami perforasi membran timpani. Beberapa kondisi pejamu seperti abnormalitas anatomi contohnya sumbing dan Down syndrome, defisiensi sistem imun akibat infeksi HIV, diabetes mellitus merupakan kondisi yang rentan mengalami otitis media berulang.[2,6]