Penatalaksanaan Rhinitis Kronik
Penatalaksanaan rhinitis kronik yang utama adalah menghindari pencetus (trigger). Medikamentosa dapat bermanfaat mengurangi gejala pasien. Farmakoterapi awal yang dapat dilakukan sembari menunggu diagnosis ditegakkan adalah kortikosteroid intranasal.[2,11]
Nonfarmakoterapi
Penghindaran dari pencetus rhinitis adalah tata laksana yang utama. Untuk tungau dapat dilakukan kontrol lingkungan dengan penggunaan akarisida seperti karbamat, permethrin, dan dichlorodiphenyltrichloroethane. Minta pasien untuk membersihkan ruangan secara teratur, mengganti sprei, atau menggunakan pemurni udara dengan high efficiency particulate air filter (HEPA). Hindari juga asap rokok dan bahan iritan yang dapat memperparah gejala.[11]
Kortikosteroid Intranasal
Kortikosteroid intranasal banyak digunakan karena memiliki efek samping yang lebih ringan dan efektif dalam mengurangi gejala. Obat yang termasuk dalam golongan kortikosteroid intranasal adalah fluticasone propionate, beclomethasone, budesonide, triamcinolone, mometasone furoate, dan fluticasone furoate. Saat ini, golongan obat kortikosteroid yang disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) adalah fluticasone propionate dan beclomethasone.[6,11]
Antihistamin
Antihistamin intranasal efektif digunakan untuk mengatasi rhinitis nonalergi karena sifatnya sebagai penghambat inflamasi. Golongan antihistamin intranasal yang telah mendapat persetujuan dari FDA untuk terapi rhinitis nonalergi adalah azelastine.
Sementara itu, untuk antihistamin oral, antihistamin generasi kedua, seperti cetirizine, desloratadine, fexofenadine, levocetirizine, dan loratadine dikenal sebagai antihistamin nonsedatif yang merupakan pilihan utama untuk rhinitis kronik.[6,11]
Antikolinergik Intranasal
Ipratropium merupakan agen antikolinergik intranasal yang terbukti efektif mengurangi keluhan rhinorrhea pada pasien rhinitis kronik dengan keluhan rhinorrhea yang menonjol. Ipratropium tersedia dalam 2 konsentrasi yaitu 0,03% dan 0,06%, namun yang mendapat persetujuan oleh FDA sebagai pengobatan rhinitis nonalergi adalah sediaan dengan konsentrasi 0,03%.[11]
Dekongestan
Dekongestan efektif digunakan untuk pasien dengan keluhan utama kongesti nasal. Agen dekongestan oral, seperti pseudoefedrin, telah terbukti efektif mengatasi kongesti nasal terutama pada kasus rhinitis alergi.[11]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini