Patofisiologi Fraktur Temporal
Patofisiologi fraktur temporal berkaitan dengan gaya lateral yang besar pada tulang tersebut. Terjadi fraktur tulang temporal sangat berisiko menyebabkan morbiditas pada struktur di dalam atau didekatnya.[1]
Terdapat beberapa struktur yang berada di dalam tulang temporal yaitu bagian dari arteri karotis interna, vena jugularis interna, nervus kranial VII-XI, telinga dalam, dan telinga tengah. Selain itu, tulang temporal juga membentuk fossa cranii media.[1]
Tulang temporal berartikulasi dengan tulang oksipital di posterior, tulang parietal di bagian superior, dan tulang sphenoid di bagian anterior. Tulang ini dibagi menjadi empat bagian, yaitu skuamosa, mastoid, petrosa, dan timpani. Selain itu, tulang temporal juga terdiri dari berbagai foramen dan kanal yaitu:
- Foramen laserum: Nervus petrosa mayor
- Kanal karotikus: Arteri carotis interna
- Meatus akustikus interna: Nervus VII dan VIII
- Foramen jugular: Vena jugularis interna, arteri meningea posterior, serta nervus IX, X, dan XI[1]
Salah satu bagian dari tulang temporal adalah kapsul otik atau labirin osea. Bagian ini merupakan bagian tebal dari petrosa yang menyelubungi labirin membranasea dari telinga dalam. Apeks petrosa dan mastoid yang berpneumatisasi mengelilingi labirin osea. Labirin osea berisi koklea, vestibulum, dan tiga kanalis semisirkularis.
Oleh karena tulang temporal terdiri dari bagian yang padat dan terpneumatisasi, fraktur umumnya terjadi melewati area yang lebih lemah, yaitu area pneumatisasi.[1]