Edukasi dan Promosi Kesehatan Hipospadia
Edukasi dan promosi kesehatan hipospadia dilakukan pada pasangan dalam program hamil yang memiliki risiko anak mengalami hipospadia, dimana pasangan dianjurkan untuk rutin melakukan pemeriksaan antenatal. Edukasi lain yang penting diketahui orangtua di Indonesia adalah penundaan tindakan sirkumsisi bagi neonatus yang didiagnosa hipospadia.[22]
Edukasi Pasien
Orangtua yang memiliki bayi dengan hipospadia perlu diedukasi bahwa kebanyakan kasus hipospadia yang ringan tidak mempengaruhi aktivitas buang air kecil pada bayi dan bukan penanda masalah gangguan kantung kemih dan ginjal.
Pada kasus hipospadia yang berat dan/atau disertai dengan kelainan kongenital lain, diperlukan pemeriksaan lanjutan untuk menyingkirkan masalah metabolisme androgen, defek reseptor androgen dan kelainan kromosom.[3,5,6,9,21]
Pada anak yang lebih tua, diedukasi bahwa mempunyai kondisi hipospadia tidak secara mutlak menyebabkan infertilitas. Menurut studi, didapatkan bahwa kualitas semen pada pasien dengan hipospadia tidak menurun meski terjadi peningkatan penggunaan metode teknologi reproduksi bantuan dalam keluarga berencana.[17]
Faktor Risiko dan Pemeriksaan Antenatal
Penjelasan dapat diberikan tentang faktor risiko hipospadia seperti penggunaan kontrasepsi oral setelah konsepsi, usia ibu yang terlalu tua saat hamil, anggota keluarga yang menderita hipospadia, diabetes melitus maternal, paparan merokok dan pestisida saat hamil, penggunaan metode fertilisasi in vitro (IVF), dan lahir prematur.[9,12-14]
Bila terdapat salah satu faktor risiko diatas, orangtua perlu mengetahui pentingnya melakukan pemeriksaan antenatal rutin. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) prenatal dapat mendeteksi dini hipospadia meski diagnosis baru ditegakkan setelah bayi lahir.[7,12]
Operasi Pembedahan
Orangtua juga diedukasi bahwa beberapa kasus hipospadia tertentu tidak memerlukan operasi pembedahan yang segera, namun terdapat risiko keterlambatan pembedahan yang memberikan luaran lebih buruk pada anak. Umumnya usia anak yang direkomendasikan untuk menjalani pembedahan adalah 6-18 bulan.[8,14,15-22]
Komplikasi yang terjadi setelah pembedahan meliputi infeksi, penyembuhan yang tidak sempurna pasca operasi, fistula, retensi urin dan gangguan saluran kemih lainnya. Pada beberapa kasus, operasi dapat dilakukan berulang/bertahap untuk memperbaiki kondisi.[8,14,15-22]
Sirkumsisi pada Neonatus dengan Hipospadia
Sirkumsisi tidak dianjurkan dilakukan sebelum penatalaksanaan hipospadia, dan orangtua perlu diedukasi bahwa hasil akhir dari tindakan pembedahan hipospadia mirip dengan penis yang telah disirkumsisi.[12,22]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit hipospadia adalah mempertahankan atau memperbaiki fungsi miksi dan seksual dengan tatalaksana pembedahan. Untuk itu, orangtua perlu mengetahui langkah-langkah apa yang perlu diketahui terutama pasca pembedahan, serta mengetahui komplikasi pasca operasi yang dapat terjadi.[22]
Selain itu, follow-up setelah tindakan pembedahan hipospadia tetap dilakukan untuk melihat apakah ada komplikasi pasca pembedahan dan dilakukan hingga dewasa muda.[8,23,24]
Edukasi Penatalaksanaan Pembedahan
Saat hipospadia diidentifikasi dan segera dirujuk ke spesialis urologi, maka kondisi ini umumnya harus dirawat dalam beberapa minggu pertama kehidupan. Dalam beberapa kasus dimana hipospadia disertai sindrom kelainan bawaan lain, maka diperlukan penanganan lebih kompleks. Prognosis hipospadia sendiri, dengan koreksi operasi sebagian besar bayi dapat memiliki fungsi urinaria yang baik. Namun pada beberapa bayi kadang dibutuhkan operasi berulang.[7,10]
Penjelasan mengenai tindakan pembedahan yang dilakukan untuk anak hipospadia harus disampaikan tentang kapan sebaiknya dilaksanakan, risiko dan efek samping pembedahan, perawatan pasca bedah, dan perawatan di rumah. Perawatan pasca bedah di rumah yang dijelaskan antara lain:
- Pemberian vaselin pada popok atau celana dalam untuk mencegah menempelnya penis pada popok atau pakaian
- Mendorong anak untuk banyak minum sehingga lebih sering berkemih
- Berikan antibiotik oral sesuai instruksi dokter dan antinyeri jika diperlukan
- Ikuti instruksi dokter tentang balutan (dressing) pada penis
- Pastikan anak tidak melakukan aktivitas berat sampai diperbolehkan dokter
- Tambahkan dua sendok makan garam ke dalam air mandi anak untuk membantu mengurangi pembengkakan begitu dokter memberitahukan bahwa anak bisa mandi
- Segera hubungi dokter atau rumah sakit jika anak tidak dapat menahan rasa sakit, demam, luka terinfeksi (merah, meradang, atau terdapat cairan), anak tidak berkemih dengan lancar, kekhawatiran mengenai kateter atau balutan yang terlepas[18]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja