Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Retensi Urin annisa-meidina 2025-03-17T11:44:56+07:00 2025-03-17T11:44:56+07:00
Retensi Urin
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Retensi Urin

Oleh :
dr. Qorry Amanda, M.Biomed
Share To Social Media:

Patofisiologi retensi urin berkaitan dengan gangguan pada keseimbangan antara kontraksi detrusor dan relaksasi sfingter uretra. Ini dapat disebabkan oleh obstruksi mekanis, seperti pada hiperplasia prostat dan striktur uretra; atau disfungsi neurologis, seperti pada cedera medula spinalis dan neuropati diabetik. Mekanisme tersebut menimbulkan akumulasi urin dalam kandung kemih dan meningkatkan tekanan intravesika.[1-4]

Retensi Urin Neurogenik

Patofisiologi neurogenik merupakan mekanisme yang paling banyak mendasari terjadinya retensi urin. Kelainan neurogenik melibatkan adanya kerusakan seperti cedera atau neuropati pada saraf yang bertanggungjawab terhadap kontraksi dan relaksasi otot detrussor vesika urinaria.

Hal ini menyebabkan terjadinya disfungsi otot pada vesika urinaria sehingga terjadi retensi urin dan overdistensi pada vesika urinaria. Lokasi kerusakan saraf yang terlibat dapat pada upper motor neuron atau lower motor neuron. Contoh penyebab neurogenik adalah cedera spinal dan diabetik neuropati.[1-4]

Retensi Urin Myogenik

Patofisiologi myogenik melibatkan adanya penurunan tonus dan kontraktilitas otot detrussor vesika urinaria. Penurunan tonus dan kontraktilitas ini bisa dipicu oleh overdistensi vesika urinaria yang disengaja atau tidak disengaja, usia tua, atau penyakit kronik seperti diabetes mellitus.[1-4]

Retensi Urin Obstruktif

Patofisiologi obstruktif melibatkan adanya proses yang menghambat keluarnya urin, seperti yang terjadi pada benign prostate hyperplasia (BPH), striktur uretra, dan prolaps organ pelvis.[1-4]

Retensi Urin Terkait Obat

Patofisiologi farmakologi melibatkan adanya obat-obatan tertentu yang dapat mempengaruhi tonus dan kekuatan kontraksi otot detrussor vesika urinaria, seperti golongan antikolinergik, agonist alfa, serta opioid.[1-4]

Retensi Urin Terkait Inflamasi

Patofisiologi inflamasi dapat terjadi tanpa dipicu infeksi terlebih dahulu atau dilandasi oleh infeksi saluran kemih. Inflamasi dapat menyebabkan edema mukosa organ atau spasme otot organ sehingga menghalangi urin dapat keluar dengan lancar.[1-4]

Patofisiologi Psikogenik

Patofisiologi psikogenik kadang-kadang dapat terjadi karena dipicu beberapa gangguan mental seperti ansietas. Ansietas dapat memicu aktivasi sistem saraf simpatis sehingga menyebabkan tonus otot meningkat.

Hal ini menyebabkan kontraksi otot tidak dapat terjadi secara sempurna sehingga urin dapat sulit diinisiasi untuk keluar. Ansietas yang terjadi akibat lingkungan seperti merasa jijik dengan toilet umum misalnya, juga dapat menyebabkan hal serupa sehingga pasien dapat melaporkan ia tidak bisa berkemih bila sedang berada di toilet umum.[1-4]

Referensi

1. Dougherty JM, Leslie SW, Aeddula NR. Male Urinary Retention: Acute and Chronic. In: StatPearls. StatPearls Publishing; 2024. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538499/
2. Leslie SW, Rawla P, Dougherty JM. Female Urinary Retention. In: StatPearls. StatPearls Publishing; 2024. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK538497/
3. Pomajzl AJ, Siref LE. Postoperative Urinary Retention. In: StatPearls. StatPearls Publishing; 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/books/NBK549844/
4. Billet M, Windsor TA. Urinary Retention. Emerg Med Clin North Am. 2019 Nov;37(4):649-660. doi: 10.1016/j.emc.2019.07.005.

Pendahuluan Retensi Urin
Etiologi Retensi Urin

Artikel Terkait

  • Red Flag Retensi Urine
    Red Flag Retensi Urine
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 17 Desember 2024, 09:32
Retensi urin ec susp intoksikasi asam jengkolat?
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, sy mau diskusi kasus unik yg sy temui di igd dok.Px laki2 usia 54 th dgn keluhan bak keluar sedikit2 sejak 12 jam terakhir. Sy dx dengan Retensi...
Anonymous
Dibalas 14 April 2022, 14:22
Tanda bahaya retensi urine - Urologi Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Dian, Sp.UIzin bertanya, Dok. Untuk pasien retensi urine, apakah tanda-tanda bahaya yang menandakan pasien harus segera dirujuk ke dokter spesialis...
Anonymous
Dibalas 31 Maret 2022, 02:25
Penyebab retensi urin jika prostat tidak teraba pada rectal toucher
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izi bertanya pada pasien dengan retensio urin apakah dapat di sebabkan oleh BPH sementara pada rectal toucher tidak terdapat benjolan prostat .?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.