Etiologi Seminoma Testis
Etiologi seminoma testis didasarkan pada teori terbaru yang membahas perubahan lingkungan endokrin seperti aktivitas estrogenik atau antiandrogenik sehingga menghambat perkembangan gonosit.
Hambatan perkembangan gonosit tersebut dapat berupa tumor sel germinal, gangguan spermatogenesis, undensensus testis, dan hipospadia; yang merupakan kelompok testicular dysgenesis syndrome (TDS).
Penyakit-penyakit tersebut memiliki faktor risiko yang sama dan diperkirakan mulai berkembang sejak masa embriogenesis.[1,6]
Faktor Risiko
Faktor risiko seminoma testis antara lain undesensus testis, kelainan genetik, infertilitas, dan riwayat tumor testis.
Undesensus Testis
Pasien dengan riwayat undesensus testis (UDT) memiliki risiko mengalami karsinoma 4 kali lebih tinggi dibandingkan dengan testis yang normal. UDT yang tidak diterapi dapat meningkatkan kemungkinan mengalami neoplasma testis sebanyak delapan kali. Orkidopeksi prapubertas mengurangi risiko tersebut menjadi dua kali lipat dari populasi umum.[3,6]
Kelainan Genetik
Pasien dengan trisomi 21 memiliki risiko 50 kali lebih besar untuk mengalami kanker testis. Selain itu, pada tumor sel germinal testis ditemukan mutasi somatik dari gen KIT pada 5% kasus.[1,6]
Paparan Lingkungan
Paparan lingkungan, termasuk organoklorin, poliklorinasi bifenil, polivinil klorida, ochratoxin, ganja, dan tembakau telah terbukti meningkatkan kejadian kanker testis. Terdapat peningkatan risiko kanker testis pada petani, petugas penerbangan, dan pemadam kebakaran yang terpapar organoklorida.[1,3]
Infertilitas
Pasien dengan infertilitas pria mengalami peningkatan tiga kali lipat kejadian kanker testis.[3]
Riwayat Tumor Testis
Pasien dengan riwayat tumor sel germinal memiliki peningkatan 12 kali lipat untuk mengalami keganasan pada testis kedua.[3]
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat keluarga, dikombinasikan dengan faktor lingkungan, meningkatkan risiko pasien hingga 10 kali lipat. Selain itu, terdapat studi yang menunjukkan bahwa individu dengan riwayat tumor sel germinal testis pada ayah kandung mengalami peningkatan risiko sebesar 4 kali lipat. Riwayat pada kakak kandung meningkatkan risiko sebesar 9 kali lipat.[3,6]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja