Edukasi dan Promosi Kesehatan Undesensus Testis
Edukasi dan promosi kesehatan terkait undesensus testis (UDT) atau kriptorkidismus meliputi tanda dan gejala, komplikasi, tata laksana, dan pemantauan pasca pembedahan. Hingga saat ini belum terdapat metode yang efektif untuk mencegah UDT, pencegahan dapat dilakukan dengan mengendalikan faktor risiko dan mencegah sekuele.[3,7,18]
Edukasi Pasien
Edukasi pasien undesensus testis (UDT) dilakukan pada orang tua anak, yakni menjelaskan bahwa UDT merupakan kelainan urogenital kongenital dimana buah zakar teraba kosong karena testis tidak turun atau berada di lokasi yang tidak seharusnya.[1,3,6,16,18]
Orang tua juga dijelaskan bahwa untuk tata laksana pembedahan pada anak ditunggu hingga anak berusia di atas 6 bulan. Hal ini dikarenakan testis umumnya dapat turun secara spontan pada usia 0-3 bulan atau hingga 6 bulan. Bila anak sudah berusia di atas 6 bulan tetapi testis belum turun, maka anak dianjurkan untuk menjalani operasi karena pada kebanyakan kasus UDT, kemungkinan testis untuk turun sendiri pada usia tersebut sangat kecil.[1,3,4]
Orang tua juga diedukasi pentingnya perawatan pasca operasi UDT. Anak perlu ke dokter untuk pemantauan berkala setiap 12 bulan hingga pasien mengalami pubertas. Pemeriksaan testis mandiri setiap bulan juga direkomendasikan setelah pasien beranjak remaja.[4,6,7,19]
Meski sudah menjalani pembedahan, komplikasi pada UDT masih dapat terjadi. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah subfertilitas atau infertilitas dan kanker testis. Risiko komplikasi dapat berkurang dengan tata laksana yang cepat dan pemeriksaan secara rutin. Orang tua diberitahu bahwa insidens kanker testis pada UDT juga sangat rendah; 56 dari 17.000 kasus UDT. Testis umumnya dapat tumbuh secara normal.[2,3,7,18]
Orang tua juga perlu diedukasi bahwa anak-anak dengan UDT umumnya dapat tumbuh seperti anak normal lainnya. Lingkungan keluarga yang mendukung dan tidak mengucilkan sangat berperan dalam perkembangan dan maskulinitas anak.[2-4,6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit undesensus testis (UDT) terkait pada pengendalian faktor risiko yang dapat dilakukan pada masa prenatal. Hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya UDT, khususnya bila terdapat riwayat keluarga UDT.
Hingga saat ini belum terdapat metode pencegahan yang efektif untuk undesensus testis (UDT). UDT dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker testis, sehingga diperlukan pemeriksaan testis secara mandiri setiap bulan dan segera lakukan pemeriksaan ke dokter bila terdapat abnormalitas.[3,4,18,19]
Pemeriksaan Testis Mandiri
Pemeriksaan testis mandiri setiap bulan dianjurkan dilakukan ketika pasien beranjak remaja. Pemeriksaan testis secara mandiri dapat membantu deteksi tanda awal kanker testis, sehingga dapat dilakukan intervensi dini.[1,3,6,20]
Pemeriksaan testis mandiri paling baik dilakukan setelah mandi dengan air hangat dalam kondisi tidak memakai pakaian. Suhu hangat dapat memicu relaksasi skrotum, sehingga pemeriksaan lebih mudah dilakukan. Pemeriksaan dilakukan dengan cara berdiri di depan kaca kemudian periksa kedua testis secara bergantian dengan kedua tangan:
- Lihat apakah terdapat pembengkakan atau kemerahan pada kulit kantung buah zakar
- Letakkan jari telunjuk dan tengah di bawah kantung buah zakar dan ibu jari pada bagian atas. Raba testis secara perlahan dan gerakkan dengan jari tangan
- Setelah mendapatkan testis, raba epididimis (struktur seperti tabung yang menempel pada bagian samping ke arah atas buah zakar)
Perhatikan apakah ada gejala nyeri, terdapat benjolan (pada bagian depan atau samping), perubahan ukuran testis, rasa berat pada kantung buah zakar, nyeri perut bagian bawah, kantung buah zakar berisi cairan, dan pembesaran payudara (gynecomastia). Apabila terdapat tanda-tanda tersebut, segera periksakan ke dokter.[17,18]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja