Epidemiologi Undesensus Testis
Epidemiologi undensensus testis (UDT) atau kriptorkidismus ditemukan lebih banyak pada bayi laki-laki prematur. Prevalensi UDT juga lebih tinggi saat bayi baru lahir dan menurun pada usia 3 bulan atau lebih. Sebagian besar UDT terjadi hanya pada salah satu testis, tetapi sekitar 30% kasus ditemukan terjadi bilateral dengan letak testis paling banyak ditemukan inguinal atau intraabdominal.[1,2,14]
Global
Epidemiologi undesensus testis (UDT) secara global ditemukan lebih banyak pada bayi prematur. Prevalensi UDT pada bayi laki-laki prematur di Amerika serikat adalah 30%. insiden internasional UDT ditemukan sebanyak 3-4% pada bayi baru lahir, namun angka UDT menurun seiring usia karena testis dapat menurun secara spontan mulai usia 3 bulan. UDT ditemukan menetap pada kurang dari 1% pada usia 1 tahun atau lebih. Riwayat UDT pada ayah atau saudara kandung laki-laki ditemukan pada 4-6% bayi dengan UDT.[2,5,14]
Indonesia
Belum ada data epidemiologi undesensus testis (UDT) secara nasional di Indonesia.
Mortalitas
Undesensus testis (UDT) umumnya tidak menyebabkan mortalitas. Namun demikian, UDT dapat meningkatkan risiko kanker testis hingga 6 kali. Hal ini dikarenakan perubahan neoplastik (aplasia sel germinal) terjadi 40 kali lebih tinggi pada UDT dibandingkan testis yang turun secara sempurna. UDT yang ditangani terlambat juga dapat menyebabkan infertilitas.[1,7,15]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja