Prognosis Undesensus Testis
Prognosis pada undesensus testis (UDT), disebut juga kriptorkidismus, sangat tergantung dari usia pasien saat diagnosis dan tata laksana yang diberikan. UDT merupakan salah satu faktor risiko kanker testis. Pasien UDT juga lebih sering mengalami infertilitas ataupun subfertilitas. Kualitas hidup juga dapat terpengaruhi secara psikologis jika tidak didukung dengan lingkungan yang baik. Komplikasi seperti atrofi dan asending testis juga dapat terjadi pasca orkiopeksi.[1-3,7,15]
Komplikasi
Komplikasi yang paling sering terjadi pada undesensus testis (UDT) adalah infertilitas atau subfertilitas. Infertilitas lebih sering terjadi pada pasien dengan UDT bilateral (56%-62%). Orkiopeksi juga dapat menyebabkan komplikasi seperti atrofi, testis asendens, torsio testis, dan hernia inguinalis. Namun, komplikasi tersebut cukup jarang terjadi (<5%).
Kanker testis dapat terjadi sebagai dampak jangka panjang, terutama jika tata laksana dilakukan pasca pubertas. Risiko pasien UDT mengalami kanker testis meningkat sekitar 6 kali lipat bila dibandingkan testis normal, akan tetapi insiden kanker testis pada UDT cukup rendah (56 dari 17.000 kasus).[1,3,15]
Prognosis
Prognosis undesensus testis (UDT) pada pasien ditemukan lebih buruk, apabila terdapat salah satu faktor prognosis di bawah ini:
- UDT bilateral
- Adanya kelainan seksual atau kongenital lain
- Lokasi testis intraabdominal atau ektopik
- Usia saat diagnosis > 12 bulan
- Tata laksana pembedahan dilakukan pada usia > 18 bulan
- Lingkungan keluarga tidak mendukung merupakan faktor prognosis lebih buruk[1,3,4,6,7]
Pasien memiliki risiko kanker testis 5-6 kali lipat lebih tinggi apabila orkidopeksi dilakukan pasca pubertas. Oligospermia dan azoospermia ditemukan pada 75% dan 42% pasien UDT bilateral pasca operasi.[1-3]
Lingkungan keluarga yang tidak sehat dapat menyebabkan penurunan self-esteem pada anak laki-laki dengan UDT dan menyebabkan gangguan citra tubuh.[1-3,6,7]
Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja