Teknik Endoskopi Gastrointestinal
Teknik endoskopi atau endoscopy gastrointestinal dilakukan dengan memasukkan alat endoskop melalui mulut pada prosedur gastroskopi atau melalui anus pada prosedur kolonoskopi. Prosedur umumnya dilakukan dengan menggunakan sedasi sadar.
Persiapan Pasien
Persiapan pasien secara umum dimulai dari permintaan informed consent yang disertai dengan edukasi mengenai indikasi, kontraindikasi, komplikasi, dan rencana follow-up setelah prosedur. Lakukan anamnesis komprehensif. Bila pasien memiliki komorbiditas, dokter sebaiknya melakukan pemeriksaan preoperatif untuk memastikan pasien layak menjalani endoskopi.[1,3]
Pada prosedur gastroskopi, pasien biasanya diminta berpuasa air putih minimal 2 jam sebelum prosedur dan berpuasa makanan ringan minimal 6 jam sebelum prosedur. Hal ini serupa pada prosedur kolonoskopi, tetapi pasien yang hendak menjalani kolonoskopi biasanya diminta hanya mengonsumsi makanan rendah residu dan cairan bening sejak waktu 1 hari sebelum tindakan.
Pada prosedur kolonoskopi, keberhasilan sangat bergantung pada tingkat bersihan feses dari saluran cerna. Persiapan yang diperlukan adalah pemberian laksatif dalam rentang waktu 24 jam sebelum prosedur (rentang terbaik adalah 4–6 jam sebelum prosedur). Persiapan ini dikenal juga sebagai bowel preparation.[3,12]
Tergantung pada tipe endoskopi, pasien dapat berada dalam kondisi sadar atau perlu anestesi. Untuk intervensi medis, sedasi biasanya diperlukan. Sebelum sedasi, dokter harus menilai skor ASA (American Society of Anesthesiologists).
Pemberian antibiotik profilaksis preoperatif mungkin diperlukan pada endoskopi dengan indikasi operatif. Pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan indikasi, misalnya X-ray untuk kasus pasien yang menelan benda asing.[3,10,11]
Peralatan
Alat endoskop dapat dibedakan menjadi dua, yaitu endoskop rigid dan fleksibel. Alat endoskop yang fleksibel terdiri dari kabel serat optik, kamera, kanal instrumen dengan berbagai ukuran, dan monitor.
Aksesoris endoskopi untuk menunjang diagnosis adalah forceps biopsi, jarum aspirasi, dan alat uji usap untuk pengambilan sampel. Aksesoris tambahan untuk indikasi terapeutik khusus adalah balon, kateter serat argon laser koagulasi plasma, kauter elektrik, dan cryotherapy probes.[1,9]
Posisi Pasien
Pada endoskopi saluran cerna (baik gastroskopi maupun kolonoskopi), posisi yang umum dipakai adalah left lateral decubitus. Namun, pasien juga dapat dibaringkan pada posisi supinasi atau right lateral decubitus tergantung pada kondisi medis pasien dan indikasi prosedur berdasarkan penilaian klinis dari operator endoskopi.[1,3]
Prosedural
Prosedur gastroskopi dimulai setelah pasien disedasi. Alat endoskop akan dimasukkan melalui mulut. Selanjutnya, dokter melakukan intubasi lalu memasukkan endoskop ke dalam lumen esofagus untuk mengobservasi esofagus. Setelah itu, dokter meneruskan endoskop ke dalam gaster untuk mengevaluasi kondisi gaster. Langkah-langkah yang lebih detail dapat ditinjau pada halaman teknik gastroskopi.
Pada prosedur kolonoskopi, alat endoskop dimasukkan ke dalam rektum melalui anus setelah sedasi. Alat lalu terus digerakkan dalam kolon hingga mencapai sekum. Dokter juga biasanya menggunakan udara atau suction untuk membantu visualisasi. Langkah prosedur yang lebih detail dapat ditinjau pada halaman teknik kolonoskopi.[1,3]
Follow Up
Dokter perlu memantau tanda vital dan kondisi klinis secara teratur saat tindakan dan setelah tindakan untuk mengetahui ada tidaknya perubahan status kardiopulmonal akibat sedasi. Parameter yang perlu dipantau adalah tekanan darah, frekuensi napas, denyut jantung, dan pulse oximetry. Pasien biasanya perlu diobservasi selama 1 jam di ruang pemulihan setelah tindakan.[13]
Penulisan pertama oleh: dr. Riawati