Pedoman Klinis Pemeriksaan Bilirubin
Pedoman klinis pemeriksaan bilirubin yang perlu diingat adalah perannya sebagai penunjang diagnosis pada kasus kelainan darah, gangguan hati, maupun obstruksi saluran bilier. Namun, pemeriksaan bilirubin tidak dapat berdiri sendiri dan tetap perlu mengacu pada hasil pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang lainnya. Poin-poin penting yang perlu diingat adalah:
- Sebelum melakukan tes, dokter melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menemukan tanda dan gejala penyakit-penyakit yang dapat menyebabkan hiperbilirubinemia, misalnya anemia hemolitik, hepatitis, kolelitiasis, kolesistitis, dan kanker pankreas atau pankreatitis akut
- Apabila pasien yang mengalami jaundice adalah bayi baru lahir, pertimbangkan adanya ikterus neonatorum yang fisiologis
- Pemeriksaan bilirubin dapat dilakukan menggunakan sampel darah vena, urine, maupun secara transkutan, tetapi standar baku emas saat ini adalah konsentrasi bilirubin pada darah (serum) yang dianalisis dengan reaksi Diazo
- Nilai rujukan untuk anak-anak, orang dewasa, dan orang lansia adalah bilirubin total 0.3–1.0 mg/dL, bilirubin direk (terkonjugasi) 0.1–0.3 mg/dL, dan bilirubin indirek (tidak terkonjugasi) 0.2–0.8 mg/dL
- Nilai rujukan untuk bayi baru lahir adalah bilirubin total 1.0–12.0 mg/dL
- Hiperbilirubinemia dapat dibedakan menjadi hiperbilirubinemia terkonjugasi atau tidak terkonjugasi. Berdasarkan lokasi patologinya, hiperbilirubinemia dibedakan menjadi pre-hepatik, hepatik, atau post-hepatik[7,13,14]