Teknik Tindakan Enema
Teknik tindakan enema termasuk minimal invasive, di mana cairan dimasukan ke dalam rektum dan kolon melalui anus. Enema umumnya dilakukan sebagai penatalaksanaan konstipasi, karena cairan yang masuk akan merangsang peristaltik usus.[1,3]
Persiapan Pasien
Beberapa langkah untuk persiapan enema adalah:
- Berikan informasi sekaligus diskusikan dengan pasien terkait prosedur enema yang akan dilakukan (informed consent)
- Larang pasien makan setidaknya 30 menit sebelum tindakan
- Perintahkan pasien untuk menggunakan baju operasi yang berbentuk kimono dan melepaskan celana
- Pastikan ruangan tindakan tertutup untuk menjaga privasi pasien sehingga pasien merasa nyaman
- Sarankan pasien untuk buang air kecil terlebih dahulu agar saat tindakan dapat lebih nyaman.
- Pastikan tempat tidur tindakan serta toilet siap dan layak untuk digunakan dengan benar
- Selama tindakan, minta pasien untuk tidak bergerak terlebih dahulu sehingga tidak mengganggu hasil[1,3,8,9,13]
Peralatan
Peralatan yang dipersiapkan meliputi:
- Sarung tangan dan apron medis
- Sabun atau desinfektan untuk mencuci tangan
- Bed pemeriksaan pasien dan bantal kecil
- Enema bag
- Selang enema atau rectal tube with funnel
Lubricating gel atau cairan pelumas
- Kasa steril dan perlak medis[1,3,8,9,13]
Posisi Pasien
Posisi pasien untuk tindakan enema dapat lateral atau knee-chest.
Posisi lateral adalah tengkurap ke kiri, dengan kaki kiri ekstensi dan kaki kanan fleksi ke depan untuk menjaga keseimbangan tubuh.[1,3,8,9,13]
Sedangkan posisi knee-chest yaitu berat badan pasien bertumpu pada dada dan lutut, dengan prinsip memposisikan dada ke arah lantai. Lutut harus menempel pada lantai dan dapat diselipkan bantal tipis di bawah dada untuk menjaga kenyamanan pasien.[1,3,8,9,13]
Prosedur Pemeriksaan
Langkah prosedur tindakan enema yaitu:
- Hangatkan cairan enema dan sesuaikan dengan suhu ruangan, yaitu dengan cara merendam kemasan atau botol enema ke dalam wadah berisi air panas
- Posisikan pasien berbaring miring ke kiri dan dekat dengan pinggir tempat tidur, sehingga mudah saat memasukkan enema
- Tempatkan perlak medis di bawah pantat dan panggul pasien
Cuci tangan dan pakai sarung tangan dengan tepat untuk mencegah infeksi
- Oleskan cairan pelumas pada ujung selang enema atau rectal tube
- Masukkan secara perlahan selang enema atau rectal tube ke dalam lubang anus dengan melebarkan pantat, sehingga selang enema dapat masuk secara sempurna dan rasa nyeri minimal
- Masukkan selang enema hingga kedalaman 10‒12,5 cm, serta pastikan bahwa rectal tube atau selang enema sudah mencapai rektum
- Apabila menggunakan rectal tube with funnel, sesuaikan tinggi corong (funnel) untuk menentukan laju cairan masuk
- Setelah cairan dimasukkan, selang enema dikeluarkan perlahan untuk menghindari rasa nyeri atau ketidaknyamanan
- Keringkan area perineal dengan kasa steril
- Pastikan pasien memiliki akses yang mudah untuk memanggil perawat, sehingga jika terjadi efek pasca prosedur maka pasien segera mendapat pertolongan
- Buang apron dan sarung tangan yang sudah terpakai ke tempat sampah medis
- Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun secara sempurna[1,3,8,9,13]
Follow Up
Enema merupakan prosedur minimal invasif yang relatif aman, dan dapat diulang penggunaannya sesuai kebutuhan. Akan tetapi, terdapat beberapa kondisi penyulit sehingga enema sebaiknya ditunda, seperti fistula ani dan perforasi anus.[2,3,9,10,13]
Setelah enema, pasien perlu diobservasi hasil dari tindakan, yaitu timbul rangsang untuk mengeluarkan feses sehingga penanganan konstipasi berhasil. Catat waktu pemeriksaan dan efek yang ditimbulkan, misalnya konsistensi, warna, dan jumlah feses dengan menggunakan Bristol stool chart. Observasi pasien pasca tindakan, termasuk efek samping atau komplikasi yang terjadi.[1,3,8,9,13]