Edukasi Pasien Urinalisis
Dokter perlu memberikan edukasi pada pasien untuk tidak menginterpretasikan hasil urinalisis sendiri. Jelaskan bahwa urinalisis saja tidak dapat menjadi satu-satunya penentu diagnosis klinis.
Edukasi Sebelum Tindakan
Jika pasien bisa berkemih spontan, lakukan edukasi cara pengambilan sampel urin yang tepat. Sampaikan bahwa sampel yang diambil adalah urin pancar tengah atau midstream.
Pada pria, minta pasien yang tidak disirkumsisi untuk menarik kulit preputium ke belakang. Sebelum menampung urin, pasien diminta untuk berkemih dahulu (10 ml), baru urin ditampung dalam wadah bermulut lebar.
Pada wanita, minta pasien untuk memisahkan labia, mencuci, dan memisahkan regio periuretra dengan menggunakan kassa lembab sebelum pengambilan spesimen. Jelaskan untuk tidak membersihkan area urogenital dengan cairan antiseptik karena berpotensi menimbulkan hasil negatif palsu pada kultur urin. Cara menampung urin sama dengan pria.
Jika akan dilakukan pengambilan sampel menggunakan metode invasif, seperti kateter uretra atau aspirasi suprapubik, lakukan edukasi mengenai tujuan, prosedur, dan risiko tindakan tersebut.[1-4]
Edukasi Setelah Tindakan
Jelaskan pada pasien mengenai interpretasi dari hasil urinalisis sesuai dengan skenario klinis pasien. Sampaikan bahwa urinalisis bukan satu-satunya penentu diagnosis, tetapi dokter akan mempertimbangkan riwayat dan hasil pemeriksaan pasien secara keseluruhan. Sampaikan apa tindak lanjut yang diperlukan, misalnya konsumsi antibiotik atau keperluan pemeriksaan penunjang lainnya.[1-4]
Penulisan pertama oleh: dr. Krisandryka Wijaya