Indikasi Transplantasi Kornea
Indikasi transplantasi kornea dibagi berdasarkan klasifikasi transplantasi total atau sebagian. Berdasarkan data deskriptif tahun 2005‒2014 terjadi peningkatan prevalensi tindakan transplantasi kornea dengan angka tertinggi pada tahun 2008, hal ini diikuti dengan pergeseran tren dari transplantasi kornea total menjadi transplantasi kornea sebagian.[1-3,5]
Prevalensi awal dari transplantasi kornea total yaitu 94,9% pada tahun 2005 menjadi 41,5% pada tahun 2014. Sementara, transplantasi kornea sebagian memiliki angka lebih besar, yaitu 55,9% di tahun yang sama.[2,3,5]
Indikasi Transplantasi Kornea Total atau Penetrasi
Transplantasi kornea total atau penetrasi adalah melakukan penggantian pada seluruh lapisan kornea pasien dengan kornea donor. Beberapa indikasi adalah:
- Gangguan anatomis kornea, seperti keratokonus, dan kondisi distrofi seluruh lapisan kornea
Keratitis dengan atau tanpa abrasi kornea maupun ulkus kornea
- Trauma mekanis atau kimia
- Kekeruhan kornea kongenital, seperti neonatus dengan sklerokornea, anomali Peter, dan glaukoma kongenital
- Rejeksi graft pada transplantasi kornea sebelumnya
- Pasca operasi terkait refraksi dengan komplikasi berupa ektasia kornea, yaitu penipisan progresif pada kornea[3-6]
Indikasi Transplantasi Kornea Sebagian Lamelar
Pada transplantasi kornea sebagian atau lamelar, dilakukan pergantian terbatas pada bagian tertentu dari lapisan kornea pasien. Hal ini biasanya terkait dengan kondisi kerusakan kornea yang terbatas pada lapisan tertentu, seperti membrane descement, epitelium, lapisan bowman, atau stroma.[5,6]
Pada prosedur ini, lapisan lain yang masih dalam kondisi sehat dapat dipertahankan. Beberapa indikasinya adalah:
- Kondisi kongenital pada lapisan tertentu seperti distrofi Fuchs
- Keratopati bulosa
- Pasca operasi katarak dengan edema kornea
- Disfungsi lapisan endotelial kornea[5,6]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini