Komplikasi Transplantasi Kornea
Komplikasi transplantasi kornea bisa jangka pendek dan jangka panjang. Komplikasi jangka pendek terjadi dalam hitungan hari sampai minggu setelah operasi, sedangkan komplikasi jangka panjang terjadi setelah sebulan sampai beberapa tahun kemudian.[16,17]
Komplikasi Jangka Pendek
Beberapa komplikasi jangka pendek adalah:
- Perdarahan
- Infeksi, baik terbatas pada kornea atau intraokular
- Peningkatan tekanan intraokular[16,17]
Komplikasi Jangka Panjang
Sedangkan komplikasi jangka panjang dari transplantasi kornea adalah:
- Penolakan atau rejeksi terhadap graft
- Edema kornea
- Katarak
Gangguan refraksi berupa astigmatisma, miopia, atau keduanya.
- Rekurensi dari penyakit sebelumnya[16,17]
Komplikasi Penolakan atau Rejeksi
Komplikasi utama dengan insidensi cukup tinggi adalah reaksi rejeksi atau penolakan terhadap graft, khususnya pada teknik transplantasi kornea total. Rejeksi graft dilaporkan terjadi pada 50‒70% kasus trauma, dan +10% pada kondisi kelainan anatomis.
Upaya untuk menurunkan kejadian komplikasi ini dengan melakukan teknik transplantasi sebagian (lamellar), di mana hanya 1‒3% kejadian rejeksi graft pada prosedur descemet membrane endothelial keratoplasty (DMEK).
Beberapa gejala yang perlu diperhatikan sebagai tanda awal reaksi rejeksi adalah penurunan visus, fotosensitivitas, nyeri, dan kemerahan pada mata. Hal ini dapat diatasi dengan pemberian obat anti radang, baik secara topikal maupun kombinasi dengan injeksi intraokular. Namun, pada kondisi sangat berat, dapat dipertimbangkan pemberian anti peradangan oral bahkan intravena.
Bila kondisi rejeksi graft berulang, maka perlu dilakukan tindakan lanjut dengan transplantasi ulang atau keratoprosthesis (pemasangan kornea buatan).[6,16,17]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini