Teknik Transplantasi Kornea
Teknik transplantasi kornea dapat dibedakan menjadi transplantasi kornea total (penetrasi) atau sebagian (lamelar). Pada transplantasi kornea penetrasi maka akan dilakukan penggantian seluruh lapisan kornea, sedangkan pada transplantasi kornea lamelar hanya dilakukan pada sebagian lapisan kornea pasien yang rusak.[1-3]
Persiapan Pasien
Persiapan pasien untuk transplantasi kornea terdiri dari tahapan informed consent, ketersediaan donor kornea, pemeriksaan kesehatan umum dan mata, anestesi dan persiapan sebelum operasi.[6,9,10]
Informed Consent
Informed consent dilakukan dengan memberikan penjelasan pada pasien secara singkat dan jelas mengenai prosedur transplantasi kornea yang akan dilakukan berupa gambaran umum prosedur, tujuan, risiko, serta alternatif terapi. Bila setuju untuk dilakukan tindakan, pasien kemudian akan diminta menandatangani berkas informed consent.[6,9]
Ketersediaan Donor Kornea
Hal yang terpenting dari prosedur transplantasi kornea adalah ketersedian donor dari bank mata atau rumah sakit setempat. Seseorang saat setuju untuk memberikan donor kornea, maka harus melakukan pemeriksaan mata, meliputi kondisi epitel kornea apakah ada luka maupun arcus senilis.[9,10]
Pemeriksaan skrining kondisi yang dapat menjadi kontraindikasi untuk menjadi pendonor adalah pemeriksaan hepatitis B, retinoblastoma, keratitis dan endoftalmitis, HIV, dan herpes simpleks. Setelah syarat kondisi terpenuhi, maka enukleasi atau pengambilan kornea akan dilakukan beberapa jam setelah kematian pendonor.[8-10]
Kornea direstorasi dalam media kultur dan antibiotik, dengan suhu +4℃. Sesaat sebelum dilakukan transplantasi, kornea donor terlebih dahulu diperiksa kelayakannya, berupa lipatan, pembengkakan lapisan stroma, serta kondisi fungsi metabolik endotel kornea.[6,9,10]
Pemeriksaan Kesehatan Umum
Persiapan pasien dimulai dengan pemeriksaan secara umum. Kemudian, pemeriksaan untuk menilai ada tidaknya kontraindikasi, seperti kondisi visus yang sangat buruk atau kelainan anatomis kornea yang dapat memengaruhi keberhasilan prosedur.
Selain itu, diperiksa faktor penyulit operasi, seperti kondisi mata penyerta berupa glaukoma dan mata kering, kondisi alergi, maupun kondisi metabolik pasien berupa hipertensi, diabetes melitus, serta gangguan fungsi ginjal atau hati. Penting untuk ditanyakan obat yang sedang dikonsumsi pasien saat ini, khususnya obat pengencer darah seperti aspirin, yang sebaiknya dihentikan minimal 5 hari sebelum prosedur dilakukan.[6,10]
Pemeriksaan Kesehatan Mata
Pada pemeriksaan mata, anamnesis mengenai keluhan yang dialami saat ini, khususnya rasa nyeri dan tidak nyaman yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasa nyeri yang mengganggu dapat menjadi indikasi tindakan walaupun fungsi penglihatan tidak dapat tercapai optimal. Anamnesis lain adalah riwayat penyakit mata, seperti trauma dan operasi mata sebelumnya.[6,10]
Pemeriksaan rutin pada mata berupa ketajaman visus, pemeriksaan segmen anterior mata dengan senter dan slit lamp, dilanjutkan dengan pemeriksaan segmen posterior dengan oftalmoskop atau funduskopi. Visus tidak ada persepsi cahaya menjadi pertimbangan untuk tidak dilakukan transplantasi, kecuali bila pasien mengalami kondisi nyeri hebat.[5,6,10]
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang lainnya dapat dipertimbangkan untuk dilakukan bergantung pada kondisi pasien. Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dipertimbangkan untuk dilakukan adalah:
- Tes fluorescein dan tes seidel
- Aberometri
- Pakimetri kornea
- Keratometer autorefraktor atau kornea topografer
Optical coherence tomography (OCT)
Pemeriksaan penunjang lainnya yang dilakukan adalah pemeriksaan darah lengkap dan urinalisis untuk persiapan prosedur anestesi.[6,9]
Prosedur Anestesi
Umumnya anestesi transplantasi kornea berupa anestesi lokal, yaitu dengan blok retrobulbar menggunakan lidocaine 2% atau bupivacaine 0,75%. Dilanjutkan dengan pemberian anestesi dosis pemeliharaan pada daerah retrobulbar. Namun, pemberian anestesi umum dapat dipertimbangkan pada pasien dewasa yang tidak kooperatif, pasien anak, atau durasi prosedur yang panjang (>3 jam).[10,11]
Persiapan sebelum Operasi
Setelah anestesi yang adekuat, dilakukan persiapan sebelum operasi sebagai berikut:
- Tindakan asepsis pada mata menggunakan larutan povidon iodine 5%, dilanjutkan dengan penutupan linen steril berlubang
- Tutup mata yang tidak dioperasi menggunakan okluder, untuk menghindari pajanan pada mata yang tidak dilakukan tindakan
- Pasang spekulum pada mata yang akan dilakukan prosedur[12,13]
Peralatan
Fasilitas, bahan, dan peralatan yang dibutuhkan dalam prosedur transplantasi kornea akan berperan sebagai salah satu faktor dari keberhasilan tindakan. Secara umum, alat yang digunakan adalah:
- Meja operasi yang dilengkapi dengan mikroskop mata
- Spekulum mata
- Aspirator barron trephine
- Cincin flyering, terutama digunakan pada prosedur transplantasi kornea total
- Gunting kornea dan forsep jaringan
- Jaringan kornea pendonor
- Jarum, needle holder, dan benang monofilament nylon 10-0
- Trephine dan Fluoresen
- Antibiotik[12,13]
Pada teknik transplantasi kornea sebagian (lamelar), dibutuhkan beberapa alat tambahan, yaitu:
- Kanula tumpul dan bengkok
-
Sinskey hook dan Terry-Sinskye hook
- Jarum 30G, syringe, dan pipet
- Aspirator dan injektor
- Healon, BSS, miochol
- Trypan blue liquid
- 20% SF6[12,13]
Posisi Pasien
Pasien dalam posisi supinasi pada meja operasi dengan fasilitas mikroskop mata. Sebaiknya diperhatikan agar posisi tubuh dan ekstremitas pasien pada posisi tersangga, untuk mencegah terjadinya gerakan yang berlebihan yang dapat mengganggu berlangsungnya prosedur.[5,12]
Prosedur
Prosedur transplantasi kornea terbagi menjadi prosedur transplantasi kornea total (penetrasi) dan prosedur transplantasi kornea sebagian (lamelar). Pemilihan dari prosedur yang digunakan akan tergantung pada kondisi pasien.[1,2,6]
Prosedur Transplantasi Kornea Total (Penetrasi)
Prosedur transplantasi kornea total merupakan prosedur transplantasi kornea yang pertama dikembangkan. Prosedur ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
- Memasangkan cincin flyering untuk memfiksasi sklera dan mencegah terjadinya kolaps dari bola mata
- Memberikan tanda dengan menggunakan trephine pada bagian kornea pasien yang mengalami kerusakan, selanjutnya trephine akan dievakuasi dengan menggunakan aspirator barron trephine
- Menginspeksi bagian kornea yang luka secara tepat, dilanjutkan dengan diseksi dan evakuasi kornea pasien menggunakan gunting kornea
- Meletakan kornea donor tepat di permukaan kornea pasien yang sudah dilakukan evakuasi, selanjutnya dilakukan pemberian zat viskoelastis di sekitar pupil untuk menyokong kornea donor dan mencegah kerusakan endotel
- Menjahit kornea donor dengan benang monofilament nylon 10-0
- Memastikan tidak ada kebocoran dari pemasangan kornea donor pada permukaan kornea pasien dengan fluoresens[1,6]
Prosedur Transplantasi Kornea Sebagian (Lamelar)
Saat ini prosedur transplantasi kornea sebagian (lamelar) semakin berkembang, hal ini berkaitan dengan efektivitas dan keamanan yang lebih baik. Prosedur ini memiliki banyak subklasifikasi teknik, yang sering dilakukan adalah endotelial membran descement atau descemet membrane endothelial keratoplasty (DMEK), dan lamelar anterior profunda atau deep anterior lamellar keratoplasty (DALK).
Secara garis besar tahap prosedur transplantasi kornea sebagian adalah sebagai berikut:
- Membuat 2 titik insisi parasentesis kemudian dilakukan pengisian healon pada kamera okuli anterior
- Membuat iridotomi perifer inferior dengan menggunakan jarum 30 gauge dan sinskey hook untuk mencegah terjadinya komplikasi berupa pupil blokade
- Melakukan penandaan pada kornea pasien dengan batasan sedikit lebih besar daripada ukuran kornea donor
- Mengevakuasi membran descement dengan menggunakan hook Terry-Sinskey dan dilanjutkan menggunakan forsep
- Melakukan aspirasi healon dengan aspirator dan digantikan dengan injeksi biosynthetic stromal substitute/BSS untuk melakukan normalisasi tekanan intraokular dan miochol untuk miosis
- Meletakkan kornea donor yang telah diwarna dengan trypan blue liquid ke kamera okuli anterior pasien.
- Mengaspirasi cairan dari kamera okuli anterior dan memposisikan kornea donor dengan tepat dan tidak tertekuk
- Menutup bagian insisi dengan menjahit menggunakan nylon 10-0
- Melakukan injeksi udara 20% SF6 untuk melingkupi bagian kornea donor[1,6]
Follow Up
Sesaat setelah selesai operasi, akan dilakukan pemeriksaan umum pada mata. Selanjutnya mata pasien ditutup dengan menggunakan okluder plastik, dengan atau tanpa pemasangan lensa kontak kaku. Beberapa tetes mata yang direkomendasikan untuk diberikan adalah:
Sodium klorida 2% untuk mengatur distribusi air mata
- Propilen glikol 3% untuk melembabkan dan lubrikasi mata
Polymyxin/trimethoprim atau moxifloxacin 5% untuk mencegah infeksi bakteri
Prednisolone asetat 1% untuk menekan kondisi peradangan
Timolol 25% atau 0,5% untuk menurunkan tekanan intraokular[6,10]
Setelah seluruh prosedur selesai, sebagian besar pasien dapat pulang di hari yang sama (one day care operation). Beberapa hal yang menghambat pemulangan pasien pada hari yang sama adalah apabila terjadi kondisi perdarahan hebat durasi dan pasca operasi, kebocoran pada ruang mata anterior, atau peradangan dan infeksi pada mata.[1,6]
Seluruh pasien dianjurkan untuk kontrol pada hari ke-1, hari ke-7, bulan ke-1, dan bulan ke-3 pasca operasi. Pemeriksaan mata dilakukan secara keseluruhan, meliputi pemeriksaan visus, anterior mata dengan lampu celah, posterior mata dengan funduskopi, serta pemeriksaan penunjang lain yang dibutuhkan. Apabila hasil pemeriksaan kondisi dinyatakan baik, maka kontrol berikutnya direncanakan setiap 6 bulan sekali.[14,15]
Umumnya, pasien akan mulai mengalami perbaikan kondisi dan fungsi penglihatan dalam waktu 2–6 bulan pasca tindakan. Hal ini tergantung dengan faktor yang menyertainya, seperti toleransi imunologis dan peradangan yang terjadi pada bilik depan mata.[14,15]
Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini