Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pedoman Klinis Pembidaian general_alomedika 2023-07-10T15:06:24+07:00 2023-07-10T15:06:24+07:00
Pembidaian
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pedoman Klinis Pembidaian

Oleh :
dr. Felicia
Share To Social Media:

Pedoman klinis proses pembidaian terkait dengan cara pemilihan bidai, komplikasi yang mungkin timbul, dan proses pemantauan. Hal yang perlu diperhatikan dokter dalam melakukan prosedur pembidaian antara lain adalah :

  • Jenis bidai yang umum digunakan adalah soft splint, hard/rigid splint, anatomic splint, traction splint, dan bidai udara. Di Indonesia, terutama di daerah, bidai yang paling sering digunakan adalah hard splint dengan bahan kayu [11]
  • Indikasi pemasangan bidai adalah cedera muskuloskeletal yang membutuhkan imobilisasi, baik fraktur, dislokasi sendi, infeksi, terkilir (sprain), serta setelah tindakan klinis tertentu [4-6]
  • Perlu diperhatikan adanya tanda-tanda gangguan neurovaskular yang membutuhkan reduksi. Jika terdapat luka terbuka dan perdarahan, maka harus dilakukan perawatan luka terlebih dahulu [7,8]
  • Pada penggunaan traction splint, harus dipastikan bahwa fraktur yang terjadi adalah fraktur femur dan tidak disertai dengan fraktur area pelvis, tungkai bawah, pergelangan kaki, dan telapak kaki [12]
  • Penting dilakukan stabilisasi pada area yang mau dilakukan bidai, terutama pada kasus fraktur. Sebelum dan setelah dilakukan bidai perlu dilakukan pemeriksaan motorik, sensorik dan pulsasi pada distal area yang dibidai [11]
  • Pada kasus tertentu, bidai merupakan terapi utama dan temporer untuk mempersiapkan pasien selama dirujuk maupun menunggu konsultasi dengan dokter spesialis [4]

Referensi

4. American College of Surgeons. Advanced Trauma Life Support (ATLS) 2018. 10th Ed. Chicago, United States of America.
5. Parahita PS, Kurniyanta P. Penatalaksanaan Kegawatdaruratan pada Cedera Fraktur Ekstremitas. :2018.
6. Nanno M, Kodera N, Tomori Y, et al. Electrophysiological Assessment for Splinting in the Treatment of Carpal Tunnel Syndrome. Neurol Med Chir (Tokyo). 2017 Sep;57(9):472–80.
7. McKelvin R. Splinting of injuries: best practice guidance. J Paramed Pract. 2018 Dec 2;10(12):534–6.
8. Splinting: Background, Indications, Contraindications. 2019 Nov 9; Available from: https://emedicine.medscape.com/article/1997864-overview#a2
11. Powell RA, Weir AJ. EMS, Bone Immobilization. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2019. Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK507778/
12. Kwon YH, Kahwaji CI. EMS, Traction Splint. 2018; Available from: http://europepmc.org/abstract/med/29939619

Edukasi Pasien Pembidaian

Artikel Terkait

  • Peran Ottawa Ankle Rules dalam Mendiagnosis Ankle Fracture
    Peran Ottawa Ankle Rules dalam Mendiagnosis Ankle Fracture
  • Tata Laksana Bedah vs Konservatif untuk Dislokasi Sendi Akromioklavikular
    Tata Laksana Bedah vs Konservatif untuk Dislokasi Sendi Akromioklavikular
  • Reduksi Tertutup Dislokasi Bahu: Rekomendasi Waktu
    Reduksi Tertutup Dislokasi Bahu: Rekomendasi Waktu
  • Imobilisasi pada Pasien Anak dengan Fraktur Torus Distal Radius – Telaah Jurnal Alomedika
    Imobilisasi pada Pasien Anak dengan Fraktur Torus Distal Radius – Telaah Jurnal Alomedika
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 30 Juli 2024, 16:08
Tata laksana fraktur os metatarsal proximal digiti 1 dekstra
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin konsul dok pasien post kecelakaan 1 minggu yg lalu, terdapat luka robek pada punggung kaki, sudah di jahit sesaat sesudah kecelakaan (foto klinis tidak...
Anonymous
Dibalas 26 Februari 2024, 11:57
Tata laksana konservatif yang disarankan untuk fraktur avulsi os cuboid dextra
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin konsul TS orthooedi S : pasien mengeluh nyeri pergelangan kaki kanan setelah terbentur kayuO: ttv normal VAS : 5 Rom pergelangan kaki kanan terbatasA :...
dr.Peter Fernando
Dibuat 27 Agustus 2023, 10:41
Mnemonic #28 : Tanda Dislokasi Sendi
Oleh: dr.Peter Fernando
0 Balasan
L - Lemah E - Edema (Pembengkakan) P - Pergerakan TerbatasA - Asimetri (dibandingkan 2 sisi) S - Sakit atau NyeriCatatan :Mnemonic adalah sebuah Teknik untuk...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.