Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Histerektomi monika-natalia 2023-04-04T10:21:39+07:00 2023-04-04T10:21:39+07:00
Histerektomi
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Histerektomi

Oleh :
dr.Giovanny Azalia Gunawan
Share To Social Media:

Teknik histerektomi dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu histerektomi abdominal terbuka, vagina, dan laparoskopi. Pengambilan keputusan mengenai teknik operasi yang akan dilakukan ditentukan oleh berbagai faktor seperti derajat penyakit, ketersediaan sarana dan prasarana operasi, kemampuan operator, dan pilihan dari pasien maupun keluarga.[1-4,7,8]

Persiapan Pasien

Hal pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan tindakan operasi adalah menjelaskan mengenai prosedur, tujuan, dan risiko tindakan, yang kemudiaan diikuti dengan persetujuan dan informed consent. Jelaskan pada pasien atau keluarganya mengenai pengaruh tindakan histerektomi pada kesuburan, terutama pada wanita usia reproduktif yang mungkin masih menginginkan menambah anak.[1-4,7,8]

Evaluasi Preoperatif

Sebelum melakukan histerektomi, lakukan pemeriksaan klinis untuk menilai faktor-faktor yang mungkin meningkatkan risiko komplikasi operasi.

Pemeriksaan Klinis Preoperatif:

Pada pasien dengan leiomyoma yang sangat besar, endometriosis berat, penyakit maligna, dan kemungkinan adhesi yang parah, dokter perlu mempersiapkan darah lebih banyak karena risiko perdarahan meningkat. Pada pasien dengan myoma intraligamen atau myoma serviks yang besar, risiko cedera uretra meningkat sehingga mungkin perlu dilakukan intravenous pyelography atau pemasangan ureteral stent.

Tes kehamilan direkomendasikan pada wanita usia reproduksi sebelum operasi. Selain itu, lakukan juga pemeriksaan kadar hemoglobin atau hematokrit preoperatif dan tes laboratorium tambahan lain sesuai indikasi klinis yang ada pada pasien.[1,4]

Menentukan Jenis dan Cara Histerektomi:

Menentukan jenis dan cara histerektomi didasarkan oleh kemampuan dari dokter kandungan, jenis dan penyebaran penyakit, serta preferensi pasien. Histerektomi vagina direkomendasikan jika memungkinkan karena memiliki tingkat komplikasi dan morbiditas yang rendah. Histerektomi subtotal sering menjadi pilihan untuk penyakit jinak karena kebanyakan orang memiliki pandangan bahwa pengangkatan serviks akan mengganggu fungsi seksual mereka.

Histerektomi laparoskopi memiliki kelebihan dibandingkan cara histerektomi lain yaitu tingkat nyeri yang rendah dan proses pemulihan yang lebih cepat pasca operasi. Selain itu, waktu yang dibutuhkan untuk melakukan histerektomi secara laparoskopi juga lebih singkat. Meskipun demikian, laparoskopi ini bisa menimbulkan komplikasi berupa laserasi pada pembuluh darah abdomen dan herniasi usus yang diakibatkan oleh lubang trokar yang besar.[1-4,7-9]

Memotong Rambut Kemaluan:

Gunting atau alat pemangkas listrik digunakan hanya jika rambut kemaluan menutupi tempat operasi. Mencukur dapat meningkatkan risiko infeksi luka atau selulitis sehingga perlu dihindari.[1,4]

Antibiotik Preoperatif

Salah satu upaya pencegahan infeksi pada tindakan bedah adalah dengan memberikan antibiotik profilaksis preoperatif. Antibiotik profilaksis diberikan 60 menit sebelum dilakukan tindakan operasi.

Jenis flora bakteri yang umumnya ditemukan pada organ reproduksi adalah bakteri Gram negatif anaerob. Antibiotik profilaksis yang dapat diberikan yaitu cefoxitin, cefotetan, atau cefazolin 1-2 g intravena. Pilihan lain adalah ampicillin-sulbactam 3 g intravena.[1-4,7-10]

Puasa Preoperatif

Secara umum, pasien mulai puasa makan 8 jam sebelum operasi dan puasa cairan 4 jam sebelum operasi. Tujuan dari puasa sebelum tindakan operasi adalah untuk mengurangi volume dan keasaman lambung serta mengurangi risiko regurgitasi atau aspirasi selama anestesi.[1-4,7,8]

Peralatan

Peralatan yang disiapkan disesuaikan dengan teknik operasi yang akan dilakukan. Semua alat operasi yang akan digunakan harus diperiksa fungsi, jumlah, dan disterilisasi sebelum operasi dimulai.

Peralatan histerektomi abdominal antara lain:

  • Gagang pisau bedah (scalpel) no #3 dan pisau bedah ukuran 10-15
  • Forceps: Zepplin, Kelly, Tonsil, Sponge
  • Klem panjang Allis
  • Gunting uterus Mayo
  • Gunting Jorgenson
  • Retraktor: Self-retaining, Deaver, Richardson, Malleable
  • Needle holder
  • Alat jahit
  • Elektrokauter
  • Suction

Peralatan histerektomi vaginal antara lain:

  • Gunting Mayo panjang
  • Spekulum vagina pendek dan panjang disertai pisau yang panjang
  • Retraktor: Heaney right-angle, Deaver
  • Gunting Jorgensen
  • Klem panjang Allis
  • Needle holder panjang

  • Klem Heany dan Babcock
  • Single-tooth tenaculum
  • Ekstender Bovie
  • Lampu kepala
  • Suction

Peralatan histerektomi laparoskopi antara lain:

  • 0° laparoskopi (5-mm)
  • Scalpel
  • Reusable bipolar grasper
  • 3 5-mm dan 1 12-mm trokar
  • Two duckbill graspers
  • Uterine manipulator
  • Kateter foley
  • Tenakulum 5 mm dan 10 mm
  • Suction
  • 30° laparoskopi
  • Alat penutup fascia[1-4,7-9]

Posisi Pasien

Pada histerektomi abdominal, pasien diposisikan telentang (supinasi) atau litotomi dengan bantuan penyangga kaki.

Pada histerektomi laparoskopi, pasien diposisikan litotomi dan Trendelenburg dimana satu asisten berada di antara kaki pasien untuk melakukan manipulasi pada uterus jika diperlukan.

Untuk tindakan histerektomi vagina, dibutuhkan posisi dorsal litotomi disertai dengan alat bantu candy cane atau boot-type stirrups.[1-4,7-9]

Prosedural

Teknik histerektomi dibagi menjadi tiga, yaitu abdominal, vaginal dan laparoskopi

Prosedur Histerektomi Abdominal

Langkah–langkah histerektomi abdominal adalah:

  1. Insisi abdomen 10-12 cm di atas pubis
  2. Eksplorasi uterus dan organ genitalia
  3. Memasang kasa perut basah. Kemudian, menjepit, memotong dan mengikat ligamentum rotundum kanan dan kiri dengan chromic catgut 2.0
  4. Membuka plika vesikouterina dengan gunting, melakukan penyisihan hingga tampak pembuluh darah uterina
  5. Vesika urinaria didorong ke bawah secara tumpul dan dilindungi dengan hak besar
  6. Insisi diperlebar ke kanan dan kiri
  7. Memasang 2 klem secara sejajar dan tegak lurus pada ligamentum latum, kemudian dipotong di antara 2 klem tersebut dan dilakukan penjahitan pada masing-masing potongan
  8. Menjepit, memotong, dan mengikat ligamentum ovarii proprium dan pangkal tuba kanan dan kiri dengan chromic catgut 2.0
  9. Menjepit, memotong dan mengikat arteri uterina kanan dan kiri dengan chromic catgut 2.0
  10. Menyisihkan vesika urinaria dan rektum ke bawah secara tumpul, sehingga serviks dapat terlihat dengan jelas baik bagian anterior maupun posterior
  11. Menarik fundus uteri keluar dari rongga pelvis dan dilakukan insisi berbentuk huruf V dangkal pada serviks dari anterior di atas batas pengikatan arteri uterina
  12. Dilakukan penjahitan secara figure of eight untuk mencegah terjadinya perdarahan.
  13. Melakukan reperitonealisasi
  14. Melakukan penutupan dinding abdomen lapis demi lapis.[1,3,4]

Prosedur Histerektomi Vaginal

Langkah–langkah histerektomi vaginal adalah:

  1. Membuat insisi secara sirkumferensial pada vagina, tepat di bawah vesika urinaria
  2. Menggunting posterior peritoneum dengan gunting Mayo
  3. Memasukkan spekulum pada bagian posterior dari cul-de-sac

  4. Menjepit, memotong, dan mengikat ligamen uterosakral
  5. Menggunting anterior peritoneum dengan gunting Mayo
  6. Memasukan retraktor Heaney atau Deaver untuk melindungi vesika urinaria dan visualiasi abdomen
  7. Menjepit, memotong, dan mengikat ligamen kardinal
  8. Menjepit, memotong, dan mengikat arteri uterina
  9. Memasang tenakulum pada bagian fundus uteri
  10. Menjepit, memotong, dan mengikat ligamen utero-ovarian
  11. Memberikan traksi pada ovarium dengan menggunakan klem Babcock
  12. Menjepit, memotong, dan mengikat ligamen infundibulopelvik
  13. Lakukan ekstraksi uterus
  14. Memeriksa ada tidaknya perdarahan
  15. Melakukan penjahitan pada epitel vagina baik secara vertikal maupun horizontal.[3,11,12]

Prosedur Histerektomi Laparoskopi

Langkah–langkah histerektomi laparoskopi adalah:

  1. Persiapan dan posisi pasien
  2. Insersi manipulator uterus
  3. Penempatan trokar pada rongga abdomen
  4. Memastikan ureter tidak menghalangi lapangan operasi
  5. Lakukan desikasi dan transeksi ligamentum rotundum kanan dan kiri
  6. Lakukan desikasi dan transeksi ligamentum ovarii propium dan proksimal tuba fallopii kanan dan kiri
  7. Mengidentifikasi uterocervical junction

  8. Menyisihkan vesika urinaria
  9. Lakukan desikasi dan transeksi ligamentum latum kanan dan kiri
  10. Mengidentifikasi, koagulasi dan memotong arteri uterina
  11. Mengamputasi uterus dari serviks
  12. Melakukan hemostasis dan koagulasi pada serviks
  13. Pemotongan uterus menjadi bagian yang lebih kecil (morselasi) dan mengeluarkan melalui morcellator

  14. Penutupan insisi abdomen.[6-8]

Follow Up

Setelah selesai menjalani tindakan operasi, pasien dipindahkan ke ruang pulih sadar (recovery room). Pemantauan pasca bedah dilakukan untuk menilai ada tidaknya komplikasi pasca tindakan operasi. Pemantauan meliputi kesadaran pasien pasca operasi, pernapasan pasien, tanda vital pasien, dan komplikasi pasca tindakan histerektomi seperti infeksi, nyeri dan perdarahan. Jika kondisi pasien dalam keadaan stabil, maka dapat dipindahkan ke ruang perawatan.[1-4,7-9]

Referensi

1. Hiramatsu Y. Basic Standard Procedure of Abdominal Hysterectomy: Part 1. Surg J (N Y). 2019 Mar 7;5(Suppl 1):S2-S10. doi: 10.1055/s-0039-1678575. PMID: 31187066; PMCID: PMC6554021.
2. Committee Opinion No 701: Choosing the Route of Hysterectomy for Benign Disease. Obstet Gynecol. 2017 Jun;129(6):e155-e159. doi: 10.1097/AOG.0000000000002112. PMID: 28538495.
3. Gor HB. Hysterectomy. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/267273-overview
4. Carugno J, Fatehi M. Abdominal Hysterectomy. [Updated 2022 Oct 17]. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK564366/
7. Lange SS. Laparoscopic Hysterectomy. 2022. https://emedicine.medscape.com/article/1839957-overview
8. Prabudi MO. Perbandingan antara Histerektomi Laparoskopi dengan Histerektomi Perabdominal. Medan: Fakultas Kedokteran USU. 2016.
9. Lefebvre, G. et al. No 109 - Hysterectomy. Journal of Obstetrics and Gynaecology Canada. 2018; 40(7): e567-e579

Kontraindikasi Histerektomi
Komplikasi Histerektomi

Artikel Terkait

  • Penggunaan Kateter Uretra Pasca Operasi Histerektomi Radikal
    Penggunaan Kateter Uretra Pasca Operasi Histerektomi Radikal
  • Tes HPV DNA Lebih Direkomendasikan untuk Skrining Kanker Serviks
    Tes HPV DNA Lebih Direkomendasikan untuk Skrining Kanker Serviks
  • Vaksin HPV Nonavalent vs Quadrivalent pada Dewasa Muda
    Vaksin HPV Nonavalent vs Quadrivalent pada Dewasa Muda
  • Red Flag Postcoital Bleeding
    Red Flag Postcoital Bleeding
  • Red Flag Perdarahan Pascamenopause
    Red Flag Perdarahan Pascamenopause

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 06 Februari 2023, 20:45
Perdarahan dari jalan lahir postoperasi histerektomi subtotal hari ke-10
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya dok, apakah normal jika terjadi perdarahan dari jalan lahir pada hari ke 10, Post Operasi Histerektomi Subtotal ?Perdarahan dengan volume...
Anonymous
Dibalas 30 November 2022, 06:46
Risiko kanker serviks jika berhubungan badan sebelum vaksin HPV dosis keenam
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo Dokter, mau bertanya tentang Penggunaan vaksin HPV. Setahu saya Vaksin HPV dilakukan dengan urutan 0, 1, 6. Pertanyaan saya apakah individu yang sudah...
dr. Hudiyati Agustini
Dibalas 15 September 2022, 15:38
Penggunaan Darah Menstruasi pada Pembalut untuk Skrining Kanker Serviks - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Beberapa studi menunjukkan darah menstruasi patut dipertimbangkan sebagai sampel tes HPV sebagai skrining kanker serviks, karena memiliki...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.