Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pedoman Klinis Partograf general_alomedika 2023-05-16T14:15:38+07:00 2023-05-16T14:15:38+07:00
Partograf
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pedoman Klinis Partograf

Oleh :
dr. Alicia Pricelda
Share To Social Media:

Partograf adalah presentasi atau catatan grafis, yang berisi informasi kondisi ibu dan janin selama persalinan normal pervaginam berlangsung. Sejak tahun 2022, WHO mengeluarkan partograf baru, yang disebut  labor care guideline (LCG). Pedoman klinis terkait partograf yang perlu diperhatikan adalah:

  • Partograf terdiri dari informasi kondisi ibu, kondisi janin, dan proses kemajuan selama proses persalinan normal

  • Partograf harus menjadi catatan utama tenaga kesehatan, baik dokter maupun bidan, saat membantu persalinan. Oleh karena itu, diperlukan pelatihan, supervisi, dan pengalaman klinis demi keberhasilan implementasi penggunaan partograf
  • Partograf harus langsung dilakukan tepat saat pasien memasuki fase aktif. Partograf dicetak dan dilampirkan pada saat memindahkan pasien
  • Perbedaan LCG dengan modified WHO partograph yang lama adalah permulaan fase aktif dilatasi serviks berubah dari 4 cm menjadi 5 cm. Selain itu, terdapat bagian baru, yaitu second stage dan supportive care. LCG juga sudah tidak mencatat kekuatan kontraksi uterus, tetapi hanya mencatat frekuensi dan panjang/durasi kontraksi
  • Pemeriksaan dalam untuk menentukan dilatasi serviks dan penurunan posisi janin, jika kondisi normal, dilakukan setiap 4 jam. Namun, pemeriksaan dalam bisa lebih cepat atau <4 jam jika dibutuhkan informasi demi keputusan saat persalinan, misalnya persalinan perlu induksi oxytocin, amniotomi, bantuan forceps atau vacuum, dan/atau rencana sectio caesarea.
  • Kebijakan atau panduan dalam menggunakan partograf berikut pula dengan peralatan yang dibutuhkan untuk pencatatan harus diterbitkan, ditulis, dan dimiliki oleh seluruh fasilitas kesehatan[1-5,8,12,13,16,17]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Agnes Tjakrapawira

Referensi

1. Ayehubizu LM, Tibebeu AT, et al. Partograph utilization and associated factors among obstetric care givers in governmental health institutions of Jigjiga and Degehabur towns, Somali region, Ethiopia: A cross-sectional study. PLoS ONE.2022 Mar 9;17(3): e0264373.
2. Khan ANS, Billah SM, et al. A crosssectional study of partograph utilization as a decision-making tool for referral of abnormal labour in primary health care facilities of Bangladesh. PLoS ONE.2018; 13(9): e0203617
3. Archbald, B. Assessment of Partograph Utilization and its Association with Pregnancy Outcomes in Uganda. A Case of Kamwenge District. British Journal of Healthcare and Medical Research.2011;9(3), 87–106.
4. Mukherjee S. Raksha M. Malini K. Partogram: an important tool in managing labour. International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics, and Gynecology.2021;10(10):3770-3774.
5. Sinhababu PP. Haldar R. et al. Implementation of Partograph in Monitoring of Active Phase of Spontaneous Labour at Term and Its Effect on Feto-Maternal Outcome. IOSR Journal of Dental and Medical Sciences (IOSR-JDMS).2019;18(5):01-05.
8. Ghulaxe Y, Tayade S, et al. Advancement in Partograph: WHO's Labor Care Guide. Cureus. 2022 Oct 12;14(10):e30238. doi: 10.7759/cureus.30238. PMID: 36381845; PMCID: PMC9652267.
12. Patabendige M, Wickramasooriya DJ, et al. WHO Labor Care Guide as the next generation partogram: Revolutionising the quality of care during labor. Eur J Midwifery. 2021 Jul 12;5:26. doi: 10.18332/ejm/138597. PMID: 34286230; PMCID: PMC8274635.
13. World Health Organization. Key points for considering adaption of the WHO labour care guide: policy brief. 2022. ISBN (WHO) 978-92-4-005577-3 (print version)
16. Dalal AR, Purandare AC. The Partograph in Childbirth: An Absolute Essentiality or a Mere Exercise? J Obstet Gynaecol India. 2018 Feb;68(1):3-14. doi: 10.1007/s13224-017-1051-y. PMID: 29391669; PMCID: PMC5783902.
17. Singh R, Agarwal M, et al. Modified WHO Partograph in Labour Room: A Quality Improvement Initiative to Find Out Concerns, Challenges and Solutions. Cureus .2022.14(10): e30851. doi:10.7759/cureus.30851

Edukasi Pasien Partograf

Artikel Terkait

  • Persalinan Pervaginam Setelah Sectio Caesarea
    Persalinan Pervaginam Setelah Sectio Caesarea
  • Penatalaksanaan Nonfarmakologis untuk Nyeri Persalinan
    Penatalaksanaan Nonfarmakologis untuk Nyeri Persalinan
  • Kriteria Pasien untuk Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC)
    Kriteria Pasien untuk Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC)
  • Episiotomi Rutin VS Episiotomi Selektif pada Persalinan Pervaginam
    Episiotomi Rutin VS Episiotomi Selektif pada Persalinan Pervaginam
  • Single Shot Intrathecal Labour Analgesia pada Teknik Persalinan Tanpa Nyeri
    Single Shot Intrathecal Labour Analgesia pada Teknik Persalinan Tanpa Nyeri

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
Dibuat 17 Juli 2024, 14:07
Proses Persalinan Normal
Oleh: dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
0 Balasan
https://youtu.be/p3ZYPjoVV7QProses persalinan normal adalah proses melahirkan bayi melalui jalan lahir alami tanpa intervensi bedah. Proses ini terdiri dari...
Anonymous
Dibalas 24 Desember 2022, 09:43
Metode ERACS dan water birth - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter Thomas, Sp.OG apakah perbedaan metode ERACS dan SC biasa ? Dapatkah metode ERACS meminimalisir komplikasi seperti ruptur uteru jika dilakukan SC...
Anonymous
Dibalas 23 Desember 2022, 11:32
Apa saja syarat yang membolehkan ibu hamil melakukan Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC)? - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Thomas,Sp.OG apa saja syarat yang membolehkan ibu hamil melakukan Vaginal Birth after caesarean section?Terimakasih dokter 🙏

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.