Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Teknik Partograf general_alomedika 2023-05-16T14:15:14+07:00 2023-05-16T14:15:14+07:00
Partograf
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Teknik Partograf

Oleh :
dr. Alicia Pricelda
Share To Social Media:

Teknik partograf yang digunakan sekarang merujuk pada labor care guideline (LCG) dari WHO, yang merupakan pengembangan dari partograf lama atau modified WHO partograph. LCG terdiri dari tujuh bagian, yaitu informasi saat penerimaan pasien, supportive care, kondisi janin saat persalinan, kondisi ibu selama persalinan, proses persalinan, pengobatan, dan perencanaan (decision-making).[8,12]

LCG masih memiliki grafis kemajuan persalinan yang sama dengan modified WHO partograph sebelumnya, di mana terdapat grafis kemajuan dilatasi serviks dan presentasi janin terhadap waktu. Pada grafis, dicatat juga parameter penting secara reguler, untuk menilai kesehatan ibu dan janin selama persalinan normal/pervaginam.[8,12]

Persiapan Pasien

Pasien dijelaskan terlebih dahulu mengenai pencatatan yang akan dilakukan dan data-data apa saja yang akan diambil untuk dicatat. Penjelasan ini termasuk dalam informed consent.

Peralatan

Dalam pencatatan partograf dibutuhkan lembaran partograf dan alat tulis.

partograf

Gambar 1. WHO Labour Care Guide[13]

Posisi Pasien

Pasien dalam posisi litotomi untuk menilai dilatasi serviks. Sementara, pada saat pengambilan data-data lain yang diperlukan untuk pencatatan partograf, pasien dalam posisi berbaring.

Prosedural

Berikut adalah rincian bagian-bagian yang perlu diisi pada partograf terbaru atau LCG:

  1. Informasi persalinan awal
  2. Supportive care
  3. Informasi janin/bayi
  4. Informasi ibu
  5. Proses persalinan
  6. Pengobatan
  7. Perencanaan atau shared decision making[8]

Bagian 1: Informasi Persalinan Awal

Bagian ini berisikan informasi ibu secara terperinci, yaitu nama, usia, usia kehamilan, hasil pemeriksaan laboratorium, dan tinggi fundus. Nama ibu diisi menggunakan nama lengkap sesuai pada rekam medis. Informasi lain terdiri dari:

  • Jumlah paritas ibu: gunakan kode P untuk mencatat jumlah paritas ibu
  • Onset persalinan: diisi dengan spontan atau
  • Tanggal dan waktu terjadinya ruptur membran (pecah ketuban)
  • Status kesehatan serta faktor risiko yang dimiliki, seperti kronik hipertensi, preeklampsia, kehamilan tua, dan kelahiran preterm[8,12,13]

Sesaat setelah ibu dibawa untuk mendapatkan perawatan dan sudah memasuki masa aktif, tenaga kesehatan harus langsung melanjutkan pencatatan pada bagian ke-2 hingga ke-7.[8,12,13]

Bagian 2: Supportive Care

Bagian ini berisikan dokumentasi untuk kepentingan kualitas perawatan dan kenyamanan pasien, yaitu:

  • Pendamping pasien
  • Pemberian obat farmakologis, seperti anestesi epidural atau golongan opioid (fentanyl, diamorphine, dan pethidine)
  • Pemberian tindakan nonfarmakologis, misalnya teknik relaksasi otot dan pola pernapasan untuk mengurangi nyeri, cairan oral yang masuk, serta postur tubuh supine atau mobile untuk mendorong mobilitas dan pemilihan posisi saat melahirkan[12,13]

Pernyataan di atas diisi dengan Y (yes), N (no), atau D (decline). Pasien seharusnya mendapatkan pendamping sesuai dengan yg diharapkan, intake cairan yang cukup dan makan makanan yang ringan, dan mendukung pasien untuk mobile pada saat menunggu proses persalinan.[12,13]

Bagian 3: Informasi Janin/Bayi

Bagian ini berisi informasi terperinci terkait kondisi janin/bayi, yaitu:

  • Perlambatan denyut jantung bayi atau fetal heart rate deceleration (FHR), yang diisi dengan N (no), E (early), L (late), atau V (variable). Pencatatan FHR diulang setiap 30 menit jika masih dalam batasan normal
  • Kondisi cairan amnion, yang diisi dengan I (intact), C (ruptured clear fluids), M (meconium), atau B (blood-stained fluid). Bila normal maka cairan amnion dipantau kembali 4 jam setelahnya
  • Presentasi bayi, yang diisi dengan A (any occiput anterior position), P (any occiput posterior position), atau T (any occiput transverse position). Jika presentasi A maka dipantau kembali 4 jam setelahnya
  • Bentuk kepala bayi dan kondisi caput succedaneum, yang dapat membantu tenaga kesehatan untuk menilai apakah ada kemungkinan obstruksi persalinan, seperti caput +++ atau moulding +++[8,12,13]

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan tidak normal, segera dilaporkan ke spesialis karena membutuhkan tata laksana segera.

Bagian 4: Informasi Ibu

Bagian ini berisikan informasi kondisi ibu pada saat persalinan, yaitu nadi, tekanan darah, dan suhu yang diukur setiap 4 jam bila dalam batas normal. Selain itu, dicatat juga urine output dari ibu.

Bagian 5: Proses Persalinan

Bagian ini mencatat kondisi kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan posisi janin. Keempat parameter ini membantu tenaga kesehatan untuk menilai apakah proses persalinan berjalan dengan normal.[8,12]

Tabel 1. Pemantauan Proses Persalinan

Pemantauan Normal Pantau Ulang Setiap Rujuk Jika
Frekuensi kontraksi uterus 3‒5 kali per 10 menit

●   30 menit pada kala 1

●   15 menit pada kala 2

<3 kali per 10 menit
Durasi kontraksi uterus 20‒60 detik

●   30 menit pada kala 1

●   15 menit pada kala 2

<20 detik
Dilatasi serviks* 1 cm/jam setelah pembukaan 5 cm 4 jam

●   tetap 5 cm selama >6 jam

●   tetap 6 cm selama >5 jam

●   tetap 7 cm selama  >3 jam

●   tetap 8 cm selama >2,5 jam

●   tetap 9 cm selama >2 jam

Penurunan posisi janin* Penting pada kala 2, untuk menilai efektivitas kontraksi dan dorongan ibu, serta posisi dan kondisi janin 4 jam
* Pemeriksaan dalam untuk menentukan dilatasi serviks dan penurunan posisi janin dapat dilakukan lagi <4 jam hanya untuk mengumpulkan informasi demi keputusan saat persalinan.

Sumber: dr. Alicia, 2023[8,12]

Bagian 6: Pengobatan

Bagian ini mencatat pemberian obat-obatan selama persalinan, baik saat kala 1 maupun kala 2. Obat dicatat nama, dosis, dan waktu  pemberian, misalnya oxytocin 0,5-1 mU/menit, diulang 1 jam.

Jika ibu dipasang infus, dicatat nama dan dosis cairan yang digunakan. Pemberian cairan infus tidak disarankan untuk ibu berisiko persalinan rendah, karena lebih dianjurkan untuk minum cairan peroral. Pemasangan infus hanya jika ada indikasi sesuai kondisi pasien. Pencatatan bertujuan untuk memastikan kelangsungan perawatan dengan meminimalisasi kesalahan.[8,12,13]

Bagian 7: Perencanaan atau Shared Decision Making

Bagian ini memberikan penilaian dan perencanaan yang telah disepakati dan disetujui oleh pasien, yang nanti akan dicatat secara konsisten. Bagian ini difokuskan untuk memfasilitasi komunikasi yang kontinu antara pasien, pendamping pasien, dan juga tenaga kesehatan untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang maksimal.[12,13]

Ketentuan dalam mengisi bagian ini adalah:

  • Tuliskan tindakan yang akan dilakukan, contohnya lanjutkan monitoring, berikan oxytocin untuk induksi persalinan, amniotomi, bantuan forceps atau vacuum, dan/atau rencana operasi sectio caesarea[8,12,13]
  • Gunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, di mana komunikasi yang efektif juga meliputi penjelasan mengenai prosedur yang akan dilalui dan penemuan pemeriksaan fisik yang harus diinformasikan kepada pasien dan pendamping[8,12,13]

Bagian ini tidak hanya membuat LCG sebagai dokumentasi persalinan, tetapi juga sebagai alat monitoring dan respons.[8,12,13]

Follow Up

Interval waktu yang tepat dalam pencatatan partograf adalah setiap ½ jam, untuk memantau denyut jantung janin, kontraksi rahim, dan denyut nadi ibu. Selain itu, interval 2 jam untuk memantau suhu dan pengeluaran urin ibu, serta interval 4 jam untuk memantau kondisi cairan amnion, posisi kepala bayi, dilatasi serviks, penurunan posisi kepala bayi, dan tekanan darah ibu.[2]

Literatur mengatakan bawa partograf dikatakan sudah lengkap atau selesai apabila dilatasi serviks sudah mencapai 8 cm atau sudah dekat dengan dilatasi penuh. Hal ini karena penggunaan partograf pada tahap tersebut sudah tidak memengaruhi pengambilan keputusan klinis.[2]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Agnes Tjakrapawira

Referensi

2. Khan ANS, Billah SM, et al. A crosssectional study of partograph utilization as a decision-making tool for referral of abnormal labour in primary health care facilities of Bangladesh. PLoS ONE.2018; 13(9): e0203617
8. Ghulaxe Y, Tayade S, et al. Advancement in Partograph: WHO's Labor Care Guide. Cureus. 2022 Oct 12;14(10):e30238. doi: 10.7759/cureus.30238. PMID: 36381845; PMCID: PMC9652267.
12. Patabendige M, Wickramasooriya DJ, et al. WHO Labor Care Guide as the next generation partogram: Revolutionising the quality of care during labor. Eur J Midwifery. 2021 Jul 12;5:26. doi: 10.18332/ejm/138597. PMID: 34286230; PMCID: PMC8274635.
13. World Health Organization. Key points for considering adaption of the WHO labour care guide: policy brief. 2022. ISBN (WHO) 978-92-4-005577-3 (print version)

Kontraindikasi Partograf
Komplikasi Partograf

Artikel Terkait

  • Persalinan Pervaginam Setelah Sectio Caesarea
    Persalinan Pervaginam Setelah Sectio Caesarea
  • Penatalaksanaan Nonfarmakologis untuk Nyeri Persalinan
    Penatalaksanaan Nonfarmakologis untuk Nyeri Persalinan
  • Kriteria Pasien untuk Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC)
    Kriteria Pasien untuk Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC)
  • Episiotomi Rutin VS Episiotomi Selektif pada Persalinan Pervaginam
    Episiotomi Rutin VS Episiotomi Selektif pada Persalinan Pervaginam
  • Single Shot Intrathecal Labour Analgesia pada Teknik Persalinan Tanpa Nyeri
    Single Shot Intrathecal Labour Analgesia pada Teknik Persalinan Tanpa Nyeri

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
Dibuat 17 Juli 2024, 14:07
Proses Persalinan Normal
Oleh: dr.DR. Wiku Andonotopo, Sp.OG, Subsps K-Fetomaternal
0 Balasan
https://youtu.be/p3ZYPjoVV7QProses persalinan normal adalah proses melahirkan bayi melalui jalan lahir alami tanpa intervensi bedah. Proses ini terdiri dari...
Anonymous
Dibalas 24 Desember 2022, 09:43
Metode ERACS dan water birth - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter Thomas, Sp.OG apakah perbedaan metode ERACS dan SC biasa ? Dapatkah metode ERACS meminimalisir komplikasi seperti ruptur uteru jika dilakukan SC...
Anonymous
Dibalas 23 Desember 2022, 11:32
Apa saja syarat yang membolehkan ibu hamil melakukan Vaginal Birth After Caesarean Section (VBAC)? - Obgyn Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter Thomas,Sp.OG apa saja syarat yang membolehkan ibu hamil melakukan Vaginal Birth after caesarean section?Terimakasih dokter 🙏

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.