Teknik Scoliometer
Teknik scoliometer adalah mengukur sudut rotasi batang tubuh (angle of trunk rotation/ATR) yang aman. Pasien berada dalam posisi forward bending ketika pemeriksaan dilakukan. Pemeriksaan ini berlangsung cepat sehingga meskipun posisi pasien membungkuk ke depan, kenyamanan pasien dapat terjaga.[3,5,10]
Hasil pemeriksaan ATR akan dikombinasikan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menentukan pemeriksaan penunjang selanjutnya. Pemeriksaan ini tidak memerlukan persiapan tertentu dan pengobatan khusus oleh pasien sebelum tindakan. Pemeriksaan penunjang, seperti pencitraan radiografi dibutuhkan jika hasil pemeriksaan scoliometer telah melewati batas maksimum kelengkungan.[3,5,10]
Persiapan Pasien
Pemeriksaan dengan scoliometer tidak memerlukan persiapan khusus, termasuk anestesi. Sebelum dilakukan pemeriksaan dengan scoliometer, ada baiknya jika dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik terlebih dahulu. Hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik akan menunjang hasil pemeriksaan sudut rotasi batang tubuh (angle of trunk rotation/ATR) dengan scoliometer.[3]
Sebelum memulai pemeriksaan, informed consent perlu dilakukan. Pada informed consent tersebut, tenaga medis perlu menjelaskan alasan pemeriksaan ini dilakukan, manfaat pemeriksaan, tata cara pemeriksaan, konsekuensi jika tidak dilakukan pemeriksaan ini, dan alternatif pemeriksaan lainnya. Yang perlu diperhatikan adalah memberikan kesempatan bertanya kepada pasien untuk memahami penyakit yang dideritanya.[3]
Anamnesis Scoliosis Anak
Pada anamnesis populasi anak, perlu ditanyakan usia onset, bukti-bukti maturasi, ada tidaknya nyeri punggung, gejala-gejala neurologis (abnormalitas gait, kelemahan, perubahan sensorik), riwayat keluarga, perasaan tentang penampilan secara keseluruhan dan bentuk punggung.[11]
Anamnesis Scoliosis Dewasa
Keluhan utama pada populasi dewasa dengan skoliosis adalah nyeri punggung. Namun tidak semua keluhan nyeri punggung berhubungan dengan adanya kelainan bentuk tulang belakang karena insidensi keluhan nyeri punggung pada populasi dewasa cukup tinggi terlepas dari deformitas tulang belakang.
Pada pemeriksaan pasien dewasa perlu ditanyakan apakah nyeri terlokalisasi di area deformitas, atau di persimpangan lumbosakral, apakah memiliki gejala stenosis tulang belakang atau radikulopati yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dengan studi pencitraan kanal tulang belakang (seperti MRI), adakah bukti perkembangan deformitas atau disfungsi kardiopulmonal.[2]
Pemeriksaan Fisik Scoliosis
Pada pemeriksaan fisik pasien skoliosis, dapat ditemukan asimetri tinggi bahu, penonjolan skapula atau tulang rusuk, asimetri tulang rusuk, adanya celah/rongga antara lengan dan sisi lateral tubuh pada perbandingan sisi kanan dengan sisi kiri pada posisi tegak, deformitas bidang sagital seperti kifosis, serta asimetri lipatan pinggang yang tidak hilang saat duduk.[5,11]
Sebagian asimetri lipatan pinggang diakibatkan oleh perbedaan panjang kaki, temuan ini membantu pada pasien obesitas, di mana pada pemeriksaan paraspinalnya dikaburkan oleh jaringan adiposa subkutan.[5,11]
Pada pemeriksaan dengan scoliometer, pasien perlu melepaskan pakaian pada bagian atas tubuh agar tulang belakang dan tulang rusuk terlihat dengan jelas. Pada perempuan, rambut kepala perlu diikat dan mengenakan pakaian kaos backless khusus, sedangkan pada laki-laki dapat dilakukan dengan bertelanjang dada.[3]
Peralatan
Peralatan yang diperlukan untuk pemeriksaan adalah scoliometer. Ada dua macam jenis scoliometer yang dapat digunakan antara lain scoliometer atau inclinometer berbentuk penggaris dan berbasis aplikasi.
Scoliometer atau Inclinometer yang Berbentuk Penggaris
Scoliometer jenis ini memiliki tingkat pengulangan atau reproduktifitas pengukuran yang baik. Hal ini ditunjukkan dari koefisien reliabilitas antar-penilai dan intra-penilai yang tinggi. Variabilitas pengukuran ditentukan oleh posisi pasien, palpasi tingkat vertebra, ketidaknyamanan dan kelelahan pasien terkait pemosisian dan pengukuran beberapa kali, dan pengulangan pengukuran yang terjadi dalam beberapa minggu.[12]
Scoliometer Berbasis Aplikasi (Iphone, Android)
Pada jenis ini, telepon genggam ditempatkan pada acrylic sleeve yang berfungsi untuk menstabilkan telepon genggam pada punggung. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Franko et al. menunjukkan scoliometer yang berbasis aplikasi dapat mereplikasi fungsi scoliometer dengan biaya yang lebih rendah dan lebih praktis bagi tenaga medis.
Selain itu, telaah sistematis oleh Prowse et al juga menunjukkan bahwa scoliometer berbasis aplikasi ini mempunyai reliabilitas yang tinggi hingga sangat tinggi dan validitas yang sedang hingga sangat tinggi.[6,13]
Posisi Pasien
Pasien diperiksa pada posisi forward bending atau membungkuk ke depan sesuai pada pemeriksaan Adam's forward bend test. Pasien diminta untuk berdiri tegak dengan lutut lurus, kaki sejajar, dan tangan bebas digantung. Kemudian, pasien membungkuk ke depan dengan lutut lurus, kaki rapat, dan tangan bebas atau digantung longgar (forward bend test, biasanya dilakukan untuk diagnosis adolescent idiopathic scoliosis).[10,12]
Kedua telapak tangan diposisikan saling menempel. Pada posisi ini (fleksi ke depan), tulang rusuk akan meninggi pada sisi lengkung cembung dan tertekan pada sisi cekung.[10,12]
Pada kondisi skoliosis yang disebabkan oleh perbedaan panjang tungkai bawah, forward bend test dapat dilakukan dengan pasien atau screenee pada posisi duduk. Alternatif lainnya adalah dengan menempatkan balok kayu di bawah ekstremitas yang lebih pendek untuk mengurangi pengaruh perbedaan panjang kaki terhadap kemiringan pelvis dan skoliosis.[2]
Prosedural
Teknik prosedur pemeriksaan scoliometer merupakan hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan dengan scoliometer, terutama posisi pasien ketika dalam pemeriksaan. Posisi yang tidak tepat dapat mengakibatkan positif palsu ataupun negatif palsu.
Berikut merupakan prosedur pemeriksaan angle trunk rotation (ATR) dengan scoliometer:
- Minta penderita atau orang yang diperiksa (screenee) untuk membungkuk ke depan perlahan, berhenti pada saat bahu sejajar dengan pinggul.
- Setelah itu, amati dari belakang penderita. Perhatikan setiap ketinggian tulang rusuk dan/atau kesimetrisan di area punggung bawah.
- Sebelum mengukur dengan skoliometer, sesuaikan ketinggian posisi membungkuk pasien ke tingkat di mana deformitas tulang belakang paling terlihat. Posisi ini akan berbeda-beda tergantung pada lokasi lengkungannya.
- Letakkan skoliometer melintasi deformitas pada sudut yang tepat terhadap tubuh, dengan penanda “0” tepat di atas processus spinosus. Tempelkan skoliometer secara perlahan. Jangan menekan scoliometer.
- Baca sudut rotasi batang tubuh (angle of trunk rotation/ATR). Pemeriksaan dianggap positif jika pembacaan pada skoliometer adalah 7 derajat atau lebih (≥20 ̊ sudut Cobb) pada satu atau lebih tingkatan tulang belakang regio thoraks atau lumbar. Derajat rotasi yang lebih rendah mungkin atau mungkin tidak menunjukkan derajat skoliosis yang lebih ringan.[14]
Ketidakmampuan untuk melakukan forward bending test yang disebabkan oleh nyeri di punggung atau kekencangan hamstring kemungkinan diakibatkan oleh patologi lain, termasuk nyeri punggung mekanis, herniasi diskus, spondilolisis atau infeksi.[2]
Dengan nilai cut-off ATR sama dengan atau lebih besar dari 7 derajat, pemeriksaan dengan skoliometer memiliki tingkat sensitivitas tinggi sebesar 83,3% dan spesifisitas tinggi sebesar 86,8%.[7]
Pada kelompok remaja muda dan remaja dewasa (usia >10 tahun), pengukuran scoliometer 5‒7° atau >10° sudut Cobb direkomendasikan untuk dirujuk ke dokter spesialis ortopedi. Pada pasien yang berisiko tinggi mengalami perkembangan penyakit, rujukan lebih awal perlu dipertimbangkan karena mayoritas intervensi nonbedah memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi pada kurva vertebra lebih kecil. Ini termasuk pasien berusia <10 tahun dan yang memiliki riwayat keluarga dengan skoliosis berat.[5]
Follow up
Follow up yang perlu dilakukan setelah pemeriksaan dengan scoliometer adalah menentukan investigasi lanjutan. Berdasarkan Scoliosis Research Society (SRS), hasil pemeriksaan dengan scoliometer ATR 5‒7° direkomendasikan sebagai ambang batas pemeriksaan lanjutan radiografi, untuk menentukan sudut Cobb dan pemeriksaan ke dokter Spesialis Ortopedi.[1]
Penentuan sudut Cobb bertujuan untuk menentukan jenis terapi dan risiko progresivitas penyakit. Selain itu, perlu juga dilakukan follow up berkala untuk menilai perkembangan penyakit atau progresivitas skoliosis.[1]
Pada kelompok remaja atau adolesen (usia >10 tahun), hasil pengukuran skoliometer ATR ≥5 ° direkomendasikan untuk dirujuk sehingga untuk pasien dengan risiko tinggi progresivitas penyakit, rujukan lebih awal perlu dipertimbangkan.
Pada pasien berusia <10 tahun dan yang memiliki riwayat keluarga dengan skoliosis berat. Skoliosis idiopatik dengan sudut >50° yang tidak diobati saat kematangan tulang kemungkinan akan terus berlanjut sepanjang hidup. Tingkat perkembangan penyakit cenderung lambat dengan 1° per tahun. Selama perkiraan masa hidup penyakit, beberapa studi jangka panjang menunjukkan adanya peningkatan tingkat mortalitas.[5,15,16]